[caption id="" align="alignleft" width="354" caption="Iniesta, Puyol, Xavi "][/caption]
Siapakah  kolektor trofi terlengkap dalam sepakbola pada level klub atau tim nasional? Mungkin sebagian akan menjawab trio Barcelona: Iniesta, Xavi, Puyol. Jawaban yang tidak sepenuhnya salah. Di level timnas mereka merengkuh dua kejuaraan mayor, Piala Kontinental (baca Piala Eropa) dan Piala Dunia, sayang Piala Konfederasi belum mereka raih. Di level klub mereka juga nyaris meraih semua titel. Pada level domestik, mereka menyapu bersih juara liga domestik, piala domestik, dan piala super domestik pada musim 2008/09. Di level internasional mereka sudah meraih trofi Liga Champions, Super Eropa dan piala dunia antar klub. Secara kasat mata mereka bertiga beruntung telah meraih semua gelar mayor di level klub, tapi kalau mau dilihat dari kejuaraan yang ada mereka belum pernah mencicipi piala uefa dan piala intertoto yang berhenti diperebutkan pada tahun 2008
[caption id="" align="aligncenter" width="360" caption="Muller, Meier, Beckenbauer (spox.com) "]

Sampai saya mengetik tulisan ini terus terang saya belum menemukan sosok ideal tersebut. Tapi dari data yang ada, terdapat beberapa individu yang nyaris menyomot semua gelar, baik level klub maupun timnas. Sosok-sosok pertama yang nyaris meraih semuanya adalah trio jerman Sep Meier, Franz Beckenbauer dan Gerd Muller. Mereka bertiga mendominasi eropa dan dunia sejak pertengahan 60-an hingga pertengahan 70-an. Trio Jerman ini meraih Piala Winner pada musim 1967, hattrick European Cup (cikal bakal liga champion) antara musim 1973 sampai 1975, dan setahun kemudian mengalahkan cruzeiro pada final piala interkontinental. Pada level timnas Backenbauer cs. melumat Uni Soviet pada kejuaraan eropa 1972. Dua tahun kemudian dibawah kendali Beckenbauer di lapangan, timnas jerman melipat Johan Cruyff cs. dengan skor 2-1. Mereka bertiga hanya belum pernah meraih piala intertoto. Kalaupun piala konfederasi sudah digelar pada era 70an bukan tidak mungkin mereka juga bias meraihnya.
[caption id="" align="aligncenter" width="390" caption="Lizarazu-Zidane (sport24.com)"]
an>
Setelah absen selama lebih kurang seperempat dasawarsa, sosok nyaris menjadi juara sejati muncul dari timnas perancis. Kalau saja tidak absen saat piala konfederasi 2001 dan 2003, Zidane-lah orang yang nyaris merengkuh semua kejuaraan yang ada (minus winner cup yang sudah bubar 1998). Sosok yang lebih beruntung dari Zidane adalah Bixente Lizarazu. Sayangnya Bordeux harus kalah di final piala Uefa dengan agregat 5-1 oleh klub yang kelak dibela Lizarazu, Bayern Munich. Terlepas dari kekalahan itu, penggemar sepakbola tahu kapan Lizarazu menjadi juara dunia dan eropa. Sapu bersih trofi domestik ia lakukan pada awal tahun 2000an bersama the Bavarian.
[caption id="" align="aligncenter" width="296" caption="Marcos Evangelista de Moraes (forum.globaltimes.cn) "][/caption]
Pesepak bola yang nyaris jadi raja dunia lewat Eropa justru berasal dari belahan dunia lain, yaitu Marcos Cafu. Sejak masih berkiprah di brazil, Cafu telah memperoleh titel yang setara liga Champions di Eropa, yaitu Copa Libertadores pada tahun 1992 dan 1993. Titel supercopa sudamericana yang setara Super Eropa-pun sudah direngkuh tahun 1993 dan 1994. Cafu bahkan sudah meraih piala intercontinental pada tahun 1992 dan 1993. Seperti halnya saat merantau di eropa, di amerika selatan-pun, Cafu belum pernah meraih piala uefa dan piala sudamericana yang setara dengannya. Uniknya walaupun pernah membawa klubnya menjadi klub terbaik di liga domestik yang pernah dibelanya, Cafu belum pernah memenangkan piala liga baik copa brasiliero maupun copa italia, saat membela Sao Paulo, AS Roma, maupun AC Milan
[caption id="" align="alignright" width="378" caption="Ronaldo, Henry, Zidane (foutbol.tumblr.com)"]
Dari fakta statistik diatas, setidaknya raja dunia di level klub justru bukan ikon dunia di masanya, tetapi justru bek-bek yang namanya kerap tertutup bayang-bayang striker maupun gelandang andalan macam Henry, Zidane, Ronaldo. Diluar pemain yang ditulis diatas mungkin saja benar-benar ada pemain ideal yang dimaksud yang merengkuh semua trofi yang tersedia saat ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI