Mohon tunggu...
Calon Pujangga
Calon Pujangga Mohon Tunggu... Lainnya - Masih amatiran. Terima kasih sudah membaca dan berkunjung. :)

Calon Pujangga hobi menulis, membaca karya sastra dan berteater. Suka sama seni dan berwisata. Isinya kisah-kisah dan ragam konten lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Alkisah Hobiku

20 Desember 2020   17:15 Diperbarui: 20 Desember 2020   17:28 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kredit : pixabay.com

Aku hobi menulis sejak aku duduk dibangku sekolah dasar (SD). Waktu SD, aku tidak begitu sering berinteraksi dengan orang lain. Aku lebih banyak berdiam diri. Maksudnya, bukan berdiam diri karena bengong. 

Entah mengapa rangkai demi kata terbentuk. Meski, saat itu ada cerita dongeng yang tidak masuk akal. Tepatnya, imajinasi tingkat tinggi. Lebih ke dongeng ala-ala buatanku. 

Terkadang, aku mengajak sahabatku untuk menulisnya bersama. Kami menuliskan nya disebuah buku tulis. Warna pulpen hitam dan biru berkolaborasi begitu mendominasi. Selain menulis, aku pun suka menggambar. Namanya juga gambar bocah, ya tidak begitu realistik. Aku mengamati karakter-karakter kartun yang ada ditelevisi. 

Sebab, masa-masa itu masih banyak kartun-kartun yang tayang di channel televisi swasta. Kritikan kampret dari saudara dan teman-teman kerap kali mengalir. Meskipun demikian, aku ngga patah semangat atas kritikan-kritikan kampret mereka. Aku tetap melakukan apa yang aku suka. Semua terasa menyenangkan. Aku tidak bisa berhenti.

Tahun 2012, tahun di mana aku mulai memasuki masa sekolah menengah pertama (SMP). Seperti biasa, aku tetap mempertahankan kebiasaanku. Masa-masa itu pula dimana trend boyband dan girlband menjamur di tanah air. Baik boy / girlband dalam negeri maupun luar negeri (biasanya Korea) sekali pun. Media sosial yang digandrungi ditahun itu adalah Facebook. Aku melihat beranda Facebook ku. Ada cerita pendek (cerpen) sampai cerita bersambung (cerbung) yang menggunakan anggota band sebagai tokohnya. 

Dulu, aku begitu mengidolakan boyband, namanya Coboy Junior. Aku banyak membaca cepren dan cerbung yang melibatkan mereka sebagai tokohnya. Akun Facebook yang mengatas namakan member Coboy Junior, berlimpah. Ada satu akun yang membuka admin untuk memegang akun tersebut. Kurang lebih 4.500 orang menjamahinya. Gimana ngga lumayan? Seketika aku langsung menghubunginya lewat pesan Facebook. Aku melamar menjadi seorang admin. Saat aku diterima, maka aku akan diberikan e-mail dan kata sandi untuk bisa mengakses akunnya. Siapa tahu, dengan itu aku bisa mengembangkan hobi menulisku.

Setelah beberapa hari menunggu, jenuh melanda, pengumuman pun tiba. Ya! Aku diterima menjadi admin. Senang sekali rasanya. Aku mulai memosting "bagaimana jika aku membuat cerbung?" Respon mereka yang begitu hangat dan baik. Aku lupa apa judul cerbung pertamaku itu. 

Seingatku, cerbungnya terdiri dari enam bagian.Sebelum aku mempostingnya, terlebih dulu aku membuatnya di aplikasi memo ponselku. Dikala aku sedang jenuh, suntuk, dan memiliki waktu luang, seolah-olah benakku berbicara "mau bikin cerbung, judulnya apa ya?" Kebiasaan yang sangat kebiasaan... Umumnya, orang-orang menentukan terlebih dahulu judul cerita yang akan dibutnya. Kemudian, mereka mulai menulisnya. Hal itu nggak berlaku untukku. Aku terbiasa untuk merangkai cerita terlebih dahulu, sedangkan judul ceritaku akan kutentukan ketika ceritanya sudah tamat.

Aku memiliki target satu hari satu bagian cerbung. Satu bagian, bisa dibilang ngga sedikit-sedikit banget. Hal yang paling aku sukai adalah ketika selesai aku memposting satu bagian cerbung... Aku mendapatkan banyak like (jempol) diatas 50 dengan komentar...

"Lanjut dong min (admin)!"

"Lanjut lah.. Cerbungnya seru!"

"Lanjut!"

Semangat semakin membara mengaliri sukmaku!. Bukan hanya menulis di akun, aku juga menulisnya di buku kosong dengan pensil (agar kalau salah bisa dihapus). Khusus dibuku tulis, agar dibaca oleh teman-teman di sekolah. Kemudian, aku membiarkan mereka menulis kritik dan saran dihalaman buku bagian belakang.

Tragedi memalukan terjadi. Salah seorang temanku di sekolah. Saat guru sedang menjelaskan materi pelajaran, justru ia malah asyik membaca buku cerita mahakarya ku. Ia menyelipkannya di loker bawah meja kelas. Awalnya, bapak guru hanya mengabaikannya saja karena tidak ketahuan. Mak jegageg! Kau ketahuan. Pak guru meminta bukunya. Temanku yang kampret harus memberikannya mau tidak mau. Pak guru pun membacanya. 

"Oalah... Ini yang bikin bukunya Nahdiya Purnama toh?"

Aku hanya meringis menahan malu. Pak guru tidak marah, kemudian ia mengembalikan bukunya pada temanku. Syukurlah! Teman-teman yang begitu antusias. Kadang kala, saat benakku mulai buntu dan mampus, aku meminta saran lanjutan ceritanya.

"Lanjutannya kira-kira enaknya gimana ya?"

Ada yang menanggapinya, ada pula yang hanya diam tak berkutik. Waktu demi waktu semakin berputar, trend kian memudar dan lenyap. Kini, buku ceritanya ikutan lenyap pula. Ia hilang entah kemana. Padahal, aku sudah membuatnya. Menjadi lebih dari 10 lembar buku dengan 100% tulisan tanganku sendiri. Serta, terdiri dari lebih dari lima judul cerita, sayang sekali!.

Memasuki SMA, aku mempunyai banyak kenalan di sekolah. Rata-rata dari mereka adalah anak kelas bahasa. Mereka suka membaca novel dan membuat puisi. Aku kerap melihat mereka memposting seperti kata-kata bijak dan puisi di media sosial. Pada masa ini, media sosial yang paling digandrungi adalah Facebook. Aku membaca beberapa puisi yang mereka posting di Facebook. Aku takjub! Mereka dapat merangkai kalimat-kalimat dengan estetik dan menyusunnya menjadi satu karya.

Aku tertarik untuk mencobanya. Meski masih menggunakan kalimat-kalimat yang mudah dipahami banyak orang. Lama-lama, aku semakin tertarik untuk mempelajari puisi lebih mendalam, terkait struktur penulisannya. Sejak saat itu hingga kini, menulis karya sastra menjadi hobiku. Paling sering aku menulis puisi. Menulis puisi bagai kias isi sanubari dan benak. Aku tidak bisa hidup tanpa puisi. Puisi telah menyatu dalam urat nadiku.

-TAMAT-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun