Mohon tunggu...
Callista Atthiya
Callista Atthiya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Caca

do what you love, and develop it into something valuable-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tiktok Jadi Budaya Populer? Kenal Lebih Jauh Yuk!

8 Januari 2022   20:05 Diperbarui: 8 Januari 2022   20:14 746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber Ilustrasi: PEXELS)

Pada saat ini masyarakat Indonesia dibanjiri dengan demam Tiktok. Yaitu dimana anak muda, hingga orangtua pun mengguanakan aplikasi tersebut untuk berbagai macam sarana seperti hiburan, edukasi, informasi, maupun bisa menghasilkan cuan. Demam Tiktok mulai popular di Indonesia dari ibukota sampai ke pelosok negeri sejak 2020 karena pada saat itu dunia sedang terserang wabah virus yang berbahaya yang dimana pemerintah menyarankan kepada semua warga ataupun masyarakat untuk tetap di rumah aja.

Dari situlah muncul ide-ide yang berkembang yaitu untuk saling menghibur satu sama lain agar tidak suntuk dirumah. Akhirnya, mereka membuat trend-trend yang ada di Tiktok hingga diikuti oleh khalayak ramai, dan sebagiannya juga merasa terhibur. Ketika kelas offline dihentikan dan digantikan oleh kelas online, maka seluruh pembelajarannya menggunakan internet dan itu juga dijadikan sebagai peluang masyarakat Indonesia untuk menjadikan Tiktok sebagai konten positif yang dimana tidak hanya berisi orang yang berjoget ria namun juga mendapatkan edukasi yang dibuat boleh para konten kreator yang edukatif.

Tak hanya itu, permasalahan ekonomi di Indonesia pada saat terjangkitnya virus corona pun sangat menurun drastic, banyak pengangguran karena para pegawai atau karyawan diberhentikan untuk sementara dan para pengusaha pun gulung tikar. Maka darisitu, timbul ide kreatif yang menjadikan tiktok sebagai sarana advertising atau biasa disebut iklan maupun promosi produk yang dijual serta review kegunaannya, ketika video itu menarik dan mempunyai fungsi yang baik, maka biasanya warga Indonesia tertarik membeli produk tersebut tanpa harus keluar rumah, bisa menggunakan applikasi Whatsapp, Instagram, maupun Shopee. Jadi, Tiktok juga dapat dijadikan sebagai sarana penghasil cuan. Beberapa waktu kemudian, tiktok meng upgrade aplikasinya yang akhirnya bisa digunakan untuk transaksi jual beli demi memudahkan untuk melakukan transaksi tanpa harus berpindah aplikasi.

Pasalnya, pada tanggal 3 Juli 2018, Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memblokir aplikasi ini karena di anggap tidak memberikan konten yang mendidik. Namun, hanya berselang sebulan kemudian, yaitu pada bulan Agustus 2018, aplikasi Tik Tok dapat di unduh kembali. Kendati memiliki history yang kurang mengenakan, pengguna Tiktok di Indonesia sendiri mencapai angka 30,7 Juta yang tercatat pada bulan Juli tahun 2020 lalu. Selain itu, dalam perjalanannya menjadi sebuah platform yang cukup di gemari, Tiktok juga pernah menghadapi persaingan dengan salah satu platform serupa yang juga kita kenal dengan nama Musical.ly. Karena merasa terancam, akhirnya pada November 2017 TikTok pun mengakuisisi Musical.ly dengan nominal Rp13,6 miliar.  (trikinet.com )

Budaya popular yang gempar pada saat itu tidak hanya digunakan oleh kelompok mayoritas yang berada di ibukota saja, bahkan juga warga yang dipelosok ikut menggunakan dan membuat konten dengan aplikasi tersebut. Semakin lama, fitur-fitur di tiktok juga semakin di uprgrade lagi dengan menambahkan filter, stiker, voice canger, dan lain sebagainya. Aplikasi ini juga dapat dijadikan sebagai informasi seperti tempat wisata dari Sabang sampai Merauke, maupun budaya-budaya kultural yang ada di Indonesia pun dapat dikemas secara menarik melalui video di Tiktok. Jadi kita bisa mempelajari budaya-budaya daerah lain dengan hanya rebahan sambil menonton Tiktok. Tak hanya itu, fitur musik yang disediakan juga dengan berbagai macam bahasa, dengan lagu bahasa daerah. Jadi kita bisa sambil belajar menggunakan bahasa suku lain maupun lagu-lagu dari daerah lain yang ada di Indonesia.

Sampai saat ini, tiktok telah digunakan oleh ratusan negara di seluruh dunia dengan ratusan juta pengguna aktif setiap harinya. Penghasilan Tiktok telah meningkat secara proporsional dengan peningkatan popularitasnya. (allstars,2021) Dengan membawakan format vertikal, Tiktok hadir sebagai pembaru dalam bagaimana cara kita bersosial media.

Pengguna Tiktok bisa bebas memilih banyak musik dan menggunakan filter serta dapat melakukan konten lipsync ditambah algoritma "For your page" yang membuat semua orang bisa ikut berpartisipasi dalam membuat konten dan dapat dilihat banyak orang terlepas berapa banyak pengikut yang dimilikinya. Tiktok secara tidak langsung memberikan jawaban tentang "Apa yang harus kita tonton?, dengan cara yang sama Tiktok juga membantu kita menjawab "Apa yang harus kita posting?" ketika sedang memainkannya. Hal ini menyebabkan tak akan ada habis-habisnya konten yang ada di Tiktok karena hal itu akan saling berhubungan sampai tidak ada ujungnya. Pada akhirnya Tiktok merupakan sosial media yang unik sekaligus platform sosial media pertama yang menggabungkan banyak karateristik sosial media lain dalam satu aplikasi, yang membuat Tiktok menjadi hawa baru untuk dunia sosial media pada dekade yang baru ini. Tiktok perlahan akan mengubah cara kita bersosial media, bahkan jika kita menghindarinya. (Baharian Diko/SI2020).

Callista Salma Atthiya (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)

Daftar Pustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun