Mohon tunggu...
Dr. Ruslan E. Ak. MM.CA.CDSS.
Dr. Ruslan E. Ak. MM.CA.CDSS. Mohon Tunggu... Pengamat APBN dan Korporasi.

Lulusan S3 Akuntansi UGM. Penulis pada International Journal of Public Administration, Frontiers in Built Environment, IntechOpen, Cogent Social Sciences, dan Penulis Buku Pandangan Seorang Akuntan: Penganganggaran Pendidikan Publik Untuk Kualitas Dan Keadilan (Pengantar Prof. Indra Bastian, MBA., Ph.D.)

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Ironi, Efisiensi Anggaran Memicu Defisit

16 Maret 2025   18:57 Diperbarui: 17 Maret 2025   13:31 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Aparatur sipil negara (ASN) Dewan Perwakilan Daerah (DPD) saat pulang kerja di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Senin (3/2/2025). (Foto: Kompas/Hendra A Setyawan)

Logikanya, efisiensi anggaran di tingkat pusat seharusnya dapat mengurangi defisit dan meningkatkan kinerja fiskal secara keseluruhan. 

Namun demikian, dalam hubungan antara pemerintah pusat dan daerah, dinamika kebijakan fiskal bisa lebih kompleks daripada sekadar penerapan efisiensi anggaran di tingkat pusat. 

Keunikan hubungan nasional dan subnasional dalam transfer antarpemerintah (intergovernmental transfer) di negara berkembang terletak pada ketergantungan daerah terhadap dana dari pemerintah pusat, yang sering kali dipengaruhi oleh kebijakan desentralisasi dan dinamika politik. 

Banyak daerah sangat bergantung pada transfer ini untuk membiayai layanan publik dan infrastruktur, namun ketergantungan ini menciptakan tantangan dalam pengelolaan anggaran daerah. 

Proses desentralisasi memberikan otonomi lebih, tetapi sering kali tidak diimbangi dengan peningkatan kapasitas pengelolaan keuangan. 

Selain itu, distribusi transfer dana dapat berdampak berbeda pada daerah dengan kapasitas fiskal yang beragam. Daerah dengan kapasitas fiskal yang lebih baik cenderung lebih mampu mengelola dana secara efektif, sementara daerah dengan kapasitas fiskal terbatas menghadapi tantangan dalam mengurangi ketergantungan pada transfer pusat. 

Kualitas layanan publik juga sangat dipengaruhi oleh stabilitas transfer dari pusat, dan penurunan atau ketidakpastian dalam alokasi dana berpotensi mengakibatkan penurunan kualitas layanan. 

Di sisi lain, beberapa daerah berusaha berinovasi dan mencari sumber pendapatan alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada transfer pusat, menciptakan dinamika baru dalam hubungan antara pemerintah pusat dan daerah.Konteks hubungan nasional dan subnasional menawarkan perspektif bahwa penerapan efisiensi anggaran di tingkat pusat sering kali memiliki konsekuensi signifikan bagi daerah. 

Salah satu dampak utama dari kebijakan efisiensi ini adalah pengurangan transfer antarpemerintah, yaitu dana yang dialokasikan atau ditransfer dari pemerintah pusat ke daerah. 

Banyak daerah di Indonesia sangat bergantung pada dana transfer ini untuk menjalankan pemerintahan dan memberikan layanan publik yang memadai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun