Mohon tunggu...
Inovasi Pilihan

Indonesia Sepatutnya Kuat di Sektor Energi

31 Agustus 2017   17:08 Diperbarui: 31 Agustus 2017   17:24 3300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://retorics.blogspot.co.id

Artikel kali ini adalah penutup dari artikel-artikel sebelumnya, dari hari ke-1 sampai hari ke-14 kemarin kita sudah mengetahui tentang Energi Terbarukan yang potensinya sangat besar di Indonesia. Selain itu, kita juga sudah tahu cara memelihara Energi Tak Terbarukan dimana energi jenis ini akan menjadi hal yang langka jika kita pakai terus menerus. Sampai pada titik dimana kita membahas tentang Konservasi Energi melalui upaya-upaya yang bisa kita lakukan untuk menghemat penggunaan energi dan terakhir saya telah memaparkan beberapa tantangan serta Isu tentang Energi yang sedang dan akan dihadapi oleh Indonesia.

Indonesia di takdirkan memiliki sumber daya alam melimpah dengan potensi luar biasa mulai dari migas, mineral batubara, hutan serta lautnya. Namun ada pendapat sederhana yang menyatakan bahwa negara yang memiliki sumber daya besar akan memiliki tingkat keberhasilan besar pula, jelas sekali pendapat tersebut tidak terbukti dalam konteks Negara kita, Indonesia.

Indonesia sudah tujuh puluh tahunan merdeka, namun kedaulatan energi kita masih belum dinikmati rakyat secara nyata, rata dan adil. Lihat saja Kalimantan yang merupakan daerah penghasil energi nasional terbesar dengan Blok Mahakamnya, namun ironis, justru disana masih sering terjadi pemadaman listrik. Belum lagi beberapa kasus di Sumatera Utara, di mana terjadi kurangnya stok energi untuk menyebabkan beberapa industri gulung tikar.

Sekarang pertanyaan yang perlu kita kita renungkan adalah...

Benarkah saat ini Indonesia telah mampu memenuhi kebutuhan konsumsi energi nasional secara mandiri?

Benarkah Indonesia dapat dengan nyaman mengatur kebutuhan rakyatnya akan energi?

Sekarang saya akan mengajak kalian untuk memikirkan sebuah gagasan agar ide dan gagasan tersebut daapat menguatkan kembali sektor Energi bangsa kita. Indonesia seharusnya dapat berdikari dan tentunya semua elemen masyarakat Indonesia juga seharusnya dapat merasakan 100% potensi energi di negara kita. Sebenarnya ada banyak gagasan menarik yang saya temukan terkait dengan tujuan yang saya sebutkan tadi.

Tapi saya menemukan 10 gagasan yang saya rasa 'Masuk Akal' untuk diterapkan di Indonesia, melihat kondisi bangsa kita saat ini. Berikut ini adalah gagasan-gagasan tentang cara menguatkan kembali sektor Energi di Indonesia berdasarkan dari penelitan oleh Tim Riset McKinsey & Company pada tahun 2014 yang lalu.

1. Menghimpun Kemauan Politik (Political Will) Untuk Mengurangi Subsidi Energi

Angka subsidi bahan bakar minyak Indonesia sudah marak tersebar dimedia-media nasional, yakni lebih dari $30 miliar setiap tahunnya. Jika kita bandingkan, jumlah tersebut melampaui pos pengeluaran pemerintah di bidang kesehatan dan pendidikan. Jumlah itu juga hampir setara dengan biaya pembangunan 31.000 kilometer jalan baru, 2.000 rumah sakit kelas C, atau tiga kilang minyak kelas dunia per tahun. Jika kondisi ini terus berlangsung, Tim Riset McKinsey&Company memperkirakan bahwa biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk subsidi energi Indonesia akan mencukupi semua kebutuhan infrastruktur antara tahun 2011 hingga 2025 yaitu sekitar $200 miliar sesuai dengan masterplan pembangunan ekonomi pemerintah.

Upaya untuk mengurangi subsidi tentunya memerlukan kemauan politik. Kita pasti tahu bahwa memang ada beberapa masyarakat Indonesia yang masih memerlukan subisidi. Namun demikian, penyaluran subsidi perlu diberikan langsung hanya kepada mereka yang membutuhkan, untuk menjamin bahwa mereka yang membutuhkan terlindungi, sementara dana yang vital juga dapat direalokasikan untuk pembangunan di bidang kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur yang akan mengakselerasi pertumbuhan Indonesia dalam jangka panjang nantinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun