VAR, dalam kompetisi Liga 1 mendatang.
Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia atau PSSI belakangan kembali menggaungkan penegasan rencana penggunaan perangkat pertandingan dari luar negeri serta rencana penggunaan video assistant referee atauJepang akan menjadi negara asal wasit asing yang nantinya akan diperbantukan memimpin sejumlah partai di Liga 1 2023/2024. Kepastian ini diperoleh usai Ketua Umum PSSI Erick Thohir menandatangai kota kesepahaman kerja sama antara PSSI dengan JFA, pada pekan lalu.
Erick mengatakan, kehadiran para wasit asal Jepang untuk menjadi pengadil di sepak bola Indonesia diharapkan akan membuahkan proses transfer ilmu kepada wasit-wasit lokal, dengan tujuan meningkatkan kualitas kompetisi.
Sementara itu, rencana penggunaan VAR sudah masuk dalam ketentuan dari PT Liga Indonesia Baru (LIB) mengenai pelaksanaan Liga 1 musim kompetisi 2023/2024. ketentuan tersebut tertuang dalam surat PT LIB bernomor 209/LIB-COR/V/2023, dan telah dikirimkan kepada seluruh peserta Liga 1.
LIB juga membentuk departemen VAR yang telah bekerja dalam langkah awal proses implementasi penerapan VAR di kompetisi Liga 1 mendatang, dan mengacu pada panduan dari FIFA.
Lantas, apakah memang sudah saatnya kita menggunakan wasit asing dan VAR demi perbaikan kompetisi?
Penggunaan Wasit Asing
Sejatinya, penggunaan wasit asing, termasuk dari Jepang memang bukan hal baru di  persepakbolaan era Liga Indonesia sejak 1994. Mundur ke belakang, wasit asal Jepang pernah memimpin pertandingan semifinal Liga Dunhill 2 (1995/1996) dan pertandingan final yang mempertemukan Bandung Raya dengan PSM Makassar.
Wasit asing kembali bertugas pada laga semifinal dan final Liga Kansas (1996/1997). Namun kali ini bukan wasit asal Jepang, melainkan dari Korea.
Penggunaan wasit asing pun akhirnya turut mewarnai pagelaran kompetisi kasta teratas sepak bola Indonesia. Namun yang saya paling ingat adalah pada kompetisi Liga 1 di tahun 2017 lalu.
Saat itu, memasuki putaran kedua ada 14 wasit asing yang didatangkan untuk memimpin sejumlah laga, yang paling banyak berasal dari Iran, Australia, serta Kyrgyztan.