Mohon tunggu...
Hadi Saksono
Hadi Saksono Mohon Tunggu... Jurnalis - AADC (Apa Aja Dijadikan Coretan)

Vox Populi Vox Dangdut

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pengurus Baru PSSI Harus Lanjutkan Kembali Liga 2 & Liga 3

17 Januari 2023   06:44 Diperbarui: 17 Januari 2023   08:07 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kantor PSSI di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. (Sumber foto: Kompas.com)

Kepengurusan PSSI yang masih menjabat saat ini, di bawah pimpinan Mochammad Iriawan, meninggalkan sebuah noda hitam bagi persepakbolaan nasional, yakni penghentian total kompetisi Liga 2 dan Liga 3 musim kompetisi 2022/2023.

Meski keputusan penghentian tersebut diumumkan oleh seorang Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi, namun ia mengatakan keputusan ini merupakan hasil dari rapat Komite Eksekutif (Exco) pada Kamis 12 Januari 2023, yang dihadiri oleh Ketua Umum PSSI Mochammad Iriawan.

Artinya, keputusan ini mutlak dikeluarkan oleh PSSI pusat, sebagai sebuah organisasi.

Oke, mari kita anggap penghentian Liga 2 dan Liga 3 ini menjadi keputusan yang terakhir dari kabinet Mochammad Iriawan, terkait penyelenggaran kompetisi sepak bola di Indonesia. Kabinet ini pun sebentar lagi akan mengakhiri masa jabatannya, dan akan digantikan oleh kepengurusan yang baru.

Saya pribadi tak menaruh harapan tinggi-tinggi kepada pengurus baru, yang nantinya akan meneruskan memegang tongkat komando Mochammad Iriawan di induk olah raga sepak bola Indonesia ini.

Mau menuntut prestasi? Ah, rasanya masih jauh panggang dari api. Kegagalan Timnas Indonesia di Piala AFF 2022 usai dikalahkan Vietnam di babak semifinal menjadi bukti terbaru akan hal itu. Meski demikian, saya juga termasuk golongan yang kurang setuju jika Shin Tae-Yong diberhentikan (ataupun mengundurkan diri) usai kegagalan di Piala AFF lalu.

Pemakluman saya dalam hal ini, adalah persiapan Timnas Indonesia yang cenderung minim, terutama pasca terjadinya Tragedi Kanjuruhan, yang membuat iklim persepakbolaan Indonesia kurang kondusif karena kompetisi Liga 1, Liga 2, dan Liga 3 dihentikan.

Liga 1 bisa bergulir kembali setelah hiatus selama 2 bulan. Tapi Liga 2 dan Liga 3 justru harus menghadapi kenyataan tidak diteruskan pelaksanaannya oleh PSSI.

Baiklah, sementara kita setop dulu hujatan dan ekspresi kekecewaan atas keputusan ini. Jujur, saya termasuk yang tak bisa menerima secara akal penghentian total Liga 2 dan Liga 3 2022/2023 ini. Tapi saya bisa apa?

Apa saya harus ikut berunjuk rasa di sekretariat Arema FC yang dituding sejumlah warga(net) sebagai biang kemunduran persepakbolaan Indonesia dan penghentian Liga 2 dan Liga 3? Percuma saja. Toh klub asal Malang ini sudah mendapat sanksi dari Komdis PSSI, meski menurut saya sanksi yang dijatuhkan seolah terburu-buru karena diumumkan hanya dalam waktu 3 hari selepas Tragedi Kanjuruhan.

Ataukah saya harus berunjuk rasa di kantor sekretariat PSSI menuntut pembatalan keputusan penghentian tersebut? Ah, rasa-rasanya, klub-klub yang dirugikan lebih pantas untuk melakukan protes.

Akhirnya, saya hanya bisa berharap kepengurusan PSSI yang baru akan berinisiatif, dan mampu menggulirkan kembali lanjutan Liga 2 dan Liga 3. Karena pada hakikatnya, kompetisi merupakan ajang aktualisasi dari nilai-nilai dalam olah raga itu sendri.

Saya yakin, para pemangku kepentingan persepakbolaan Indonesia sebetulnya sadar, bahwa kompetisi yang berjalan konsisten dan dikelola dengan baik, akan bermuara pada tim nasional yang siap bersaing dengan negara lain.

Dan saya pun menanggapi positif pernyataan Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali, yang akan mencari jalan keluar terbaik, atas keputusan PSSI yang secara sepihak menghentikan lanjutan kompetisi Liga 2 dan Liga 3 2022/2023.

Hal itu diungkapkan Amali usai bertemau dengan 13 perwakilan klub peserta Liga 2 serta Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) pada Senin 16 Januari 2023.

Sekedar informasi, tercatat ada 3 pemain yang berkompetisi di Liga 2 yang juga merupakan anggota Timnas Indonesia U-20, yakni Muhammad Akrom (Persikab Bandung), Ahmad Rusadi (Persela Lamongan), serta Barnabas Sobor (PSPS Riau). Jika kompetisi Liga berlanjut, bukan tak mungkin ada lagi pemain yang menyusul mereka bertiga untuk bergabung di Timnas U-20.

Nah yang menarik, dalam sejumlah warta, salah satu Calon Ketua Umum (Caketum) PSSI Erick Thohir mengatakan akan membenahi sistem kompetisi sepak bola Indonesia, kelak jika ia terpilih. Pun demikian halnya dengan caketum PSSI lainnya, La Nyalla Mattalitti yang berrjnji tak akan ada lagi penghentian kompetisi jika ia kelak menjadi ketua umum PSSI.

Ya okelah, apapun itu, semoga PSSI mendapat pimpinan yang terbaik untuk menjalankan organisasi sekaligus turut menjadi bagian yang signifikan dalam penyelenggaraan kompetisi yang baik.

Karena kompetisi yang baik ini, merupakan salah satu permintaan pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-Yong. Menurutnya, jika liga berkembang, tentu timnas juga akan ikut berkembang.

Karena itu, kompetisi berjenjang serta berkualitas harus dijamin untuk dapat berlangsung di negara manapun, termasuk di Indonesia. Demi lahirnya tim nasional yang mampu bersaing di berbagai level.

Tak hanya penting bagi pembentukan timnas yang berkualitas, bergulirnya kompetisi juga akan menjadi sarana untuk pelaksanaan pertandingan yang sesuai dengan apa yang diamanatkan dalam transformasi sepak bola Indonesia, yakni memastikan semua aspek pertandingan berjalan sesuai standar keamanan yang ditetapkan FIFA, seperti dinyatakan Presiden Joko Widodo usai bertemu Presiden FIFA Gianni Infantino di Jakarta pada Oktober 2022 lalu.

Dan ini menjadi pekerjaan rumah utama dan pertama, untuk pengurus PSSI yang baru jika sudah resmi dilantik kelak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun