Mohon tunggu...
Cak Bro Cak Bro
Cak Bro Cak Bro Mohon Tunggu... Administrasi - Bagian dari Butiran debu Di Bumi pertiwi

Menumpahkan barisan Kata yang muncul di Pikiran

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Kucing: Pereda Emosi untuk Berempati dan Terapi Sosial

19 Juli 2021   10:15 Diperbarui: 19 Juli 2021   11:02 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

KUCING: Pereda Emosi Tuk Berempati dan Sebagai Terapi Sosial

A. Pengantar

Sudah terbayang pertemuan dengan kawan reuni kali ini kurang banyak yang ikut nimbrung. Mungkin karena suasana wabah Covid, kawan-kawan lebih suka membicarakan tentang kawan yang berduka karena terpapar Virus Covid, hal kedua pastinya hanya kawan perempuan yang menyukai tema ini, tema pertemuan kawan Reuni SMA 13 Angkatan 86 (Galaspanam) bulan Juli 2021: Sayangi dan Dunia Kucing. Sebenarnya penulis pun bukanlah penyayang binatang, namun ada hal menarik yang bisa dinukil dari beberap obrolan kawan reuni.

Awal dugaan, pasti pembicaraan untuk saling memperkenalkan kucing peliharaan yang cukup mahal harganya dan hanya mengenalkan jenis-jenis kucing peliharaan mereka. Ternyata penulis salah duga, justru obrolan berkisar tentang bagaimana suka duka mereka dengan sedih melihat kucing-kucing liar sekitar rumah yang kemudian dipelihara. Kocek uang yang dikeluarkan bukan untuk membeli jenis kucing mahal dari negeri seberang sana, melainkan memelihara dan mengobati kucing liar yang terkena berbagai penyakit atau karena pernah disiksa entah oleh siapa.

B. Kucing: Binatang Yang Dapat Redakan Emosi Tuk Berempati

Jika kita melihat kucing peliharaan, terutama anak kucing memang sangat menggemaskan dengan gaya tingkah lakunya seperti halnya anak binatang lainnya. Tetapi jika melihat tatapan mata sang kucing sangat menghiba untuk perlu sekedar dibelai dan menjadi hiburan bagi kita untuk meredakan emosi usai lepas bekerja terutama hasil lelah karena berjuang di jalan yang penuh kemacetan bagi warga kota Jakarta.

Kalau kita search atau browsing di dunia maya, memang menjadi trend saat ini bermunculan kelompok penyayang binatang yang lebih dikenal dengan Cat Lovers. Ketika saya masih setia sebagai anggota Roker (rombongan kereta- karena bertrasportasi dengan KRL), di setiap stasiun kereta terlihat beberapa orang setiap pagi atau sore selalu membawa bungkusan di tasnya, ternyata makanan kucing yang diberikan saat bertemu kucing di jalan. Ada yang berupa nasi yang bercampur dengan ikan atau dalam bentuk palet.

Namun dari obrolan kawan-kawan reuni, mereka lebih banyak memelihara kucing liar (atau kucing kampung) dengan berbagai alasan, ada karena pemberian temannya atau tiba-tiba saat pagi ada seseorang menaruh kucing di depan pagar rumahnya. Sebagian besar kucing yang diterima, tidak dalam keadaan sehat. Dan mereka pun dengan ikhlas memelihara kucing-kucing tersebut dengan membawa ke dokter, bahkan sempat juga harus mejalani perawatan di RS kucing atau Pet-Shop. Memang sungguh tega orang yang mampu berbuat keji terhadap binatang tak berdaya.

C. Kucing: Manfaat positif memelihara dan menjadi terapi bagi Anak Autis?

Menurut hasil riset yang dilakukan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) ternyata kucing merupakan salah satu binatang yang menjadi terapi efektif bagi anak yang memiliki gangguan hubungan sosial atau dikenal dengan Autis. Dengan memelihara binatang kucing tersebut, anak autis bisa memiliki ketrampilan sosial yang lebih baik atau dikenal dengan terapi Animal-Assited Therapy (AAT).

Menurut jurnal riset yang dilakukan Frontiers in Veterinary Science, banyak manfaat memelihara kucing bagi anak yang menderita gangguan autism. Kucing lebih disukai karena lebih jinak dan tidak seagresif binatang anjing. Dengan demikian, anak austism merasa lebih nyaman saat berada didekat kucing daripada hewan lain. Interaksi positif antara binatang kucing dan anak gangguan autism akan berdampak lebih baik pada saat anak tersebut berinteraksi dengan orang lain.

Oleh karena itu, jika kita memiliki anak sebaiknya diajarkan untuk memelihara kucing, bahkan orang dewasa pun banyak yang menyukai untuk memeliharanya. Menurut website dari Autism Parenting Magazine, beberapa manfaat memelihara kucing antara lain adalah:

Dengan memelihara kucing pada anak usia dini akan mengembangkan rasa kasih sayang terhadap hewan dan orang lain. Dengan merawat hewan tersebut berarti memberikan mereka tanggung jawab dan belajar memahami emosi kepada orang lain.

  • Kucing dapat meredakan kecemasan,

Anak autism gampang mengungkapkan emosi berlebihan dan kecemasan. Dengan membelai kucing dapat membuat jiwa mereka menjadi tenang. Bisa kita bayangkan saat pulang bekerja dengan letih kemudian anda didatangi sebuah mahluk yang meminta dibelai atau di elus dengan kasih sayang, secara otomatis keletihan yang luar biasa menjadi sirna.

  • Kucing dapat meningkatkan ineraksi sosial,

Hubungan berkualitas dengan memelihara kucing akan menimbulkan hubungan atau ikatan erat pemiliknya. Anak autis merupakan individu yang terisolasi sehingga mereka sulit berinteraksi secara sosial dengan orang lain. Dengan memelihara kucing, anak autis tersebut dapat berinteraksi sosial dengan nyaman atau melakukan respon positif.

  • Kucing dapat meningkatkan rasa percaya diri

Bagi anak autis biasanya merasa tidak nyaman jika berada ditengah orang banyak dan justru mereka merasa semakin terisolasi. Terkadang anak autis bisa menunjukkan sikap yang meledak-ledak emosi tanpa jelas penyebabnya. Dengan memelihara kucing, anak autis akan mememiliki suasana hati yang baik karena adanya persahabatan dengan hewan peliharaan sehingga timbul rasa percaya diri ketika dia berhadapan dengan orang banyak. Demikian pula dengan anak usia dini, tanpa sadar saat kita membawa di suatu pesta atau bertemu dengan orang, kadang si kecil suka menampilkan sifat yang tiba-tiba berteriak atau menangis tanpa sebab.

D.  Perlunya mengenal Jenis Penyakit Kucing

Sudah resiko jika kita memelihara hewan harus mengenal jenis penyakit pada saat mereka sakit. Jika kita berkantong tebal mungkin tidak menjadi masalah, cukup ke dokter yang banyak tersedia pada Pet-shop untuk menyembuhkan penyakitnya. Tak jarang banyak kucing yang dilakukan treatment atau perawatan khusus entah dengan mandi dan shampo atau pemijatan dengan spa. Namun bagi kita yang memiliki kantong pas-pasan atau jauh dari toko pet-shop atau dokter hewan di dekat rumah, sangat penting memahami ketika kucing peliharaan sedang sakit.

  • Diabetes 
  • Kucing memiliki penyakit sama dengan manusia. Hati-hati karena terlalu sayang sehingga kucing banyak diberi makan berlebihan sehingga menjadi gemuk. Kucing gemuk yang malas bergerak justru lebih rentan terhadap penyakit. Ciri-ciri kucing yang terkena penyakit diabetes: berat bedan turun drastis padahal banyak makan, sering banyak minum, kencing berlebihan dan tidak wajar; dan nafsu makan yang berlebihan.
  • Feline Leukimia Virus
  • Merupakan penyakit disebabkan virus yang menyerang kekebalan tubuh, umumnya terjadi karena berbagi makanan atau tempat minum dan kontak urine atau feses (pup) dan air liur dari kucing yang terinfeksi.
  • Walau tanda-tandanya beragam, namun dampaknya akan terlihat dalam jangka waktu bertahun-tahun, dengan ciri-cirinya: berat badan turun dan nafsu makan berkurang, mengalami gelaja perut (stomatitis), adanya peyakit gusi (gingivitis), anemia, pembengkakan pada kelenjar getah bening, sakit kuning, adanya lesi kulit semacam jaringan abnormal pada kulit.
  • Feline Infection Perintontis
  • Penyakit ini biasa disebut dengan radang selaput rongga perut dan dada. Penularan terjadi biasanya melalui air liur atau feses dan tingkat keganasan penyakit tersebut bergantung dari sistem kekebalan tubuh kucing.  Ciri-cirinya adalah badan mulai lesu, sering diare, demam dan muntah, nafsu makan berkurang, selalu bersin dan mata berair.
  • Feline Immunodeficiency Virus
  • Penyakit ini merupakan penyakit yang menyerang sistem imun tubuh kucing, hampir mirip dengan Aids pada manusia. Biasanya penyakit ini ditularkan karena gigitan kucing yang terinfeksi. Ciri-cirinya adalah  diare terus menerus, infeksi mulut, mengalami masalah pernafasan, kehilangan nafsu makan. Penyakit ini lebih sering terjadi pada kucing jalanan dibanding kucing peliharaan dalam rumah karena jarang berinteraksi dengan kucing jalan yang terinfeksi.
  • Feline calici Virus
  • Penyakit ini biasanya menyerang saluran pernafasan, mulut, pencernaan, otot dan tulang. Ciri-cirinya adalah : hilang nafsu makan, mata berair, hidung berlendir, selalu luka pada bibir dan lidah, sulit bernafas dan sakit persendian. Wabah peyakit ini terjadi pada kucing yang dikandang dalam populasi padat, ventilasi kendang kurang baik, nutrisi kurang, terjadi perubahan suhu yang ekstrim. Penularan terjadi lewat lendir mata atau hidung, bersin karena menghirup virus dan sering menggunakan mangkuk makan bersama.

Demikian ragam penyakit yang umumnya diderita seekor kucing, walau ternampak mahluk yang lemah lembut namun memang harus selalu dijaga pemeliharaan terutama kebersihan baik dari mangkuk makanan dan usahakan untuk tidak disatukan jika memelihara banyak kucing harus rajin membersihkan kandang termasuk kotak pasir untuk mereka melakukan buang air kecil atau pups (feses). Acara pertemuan reuni dengan kawan SMA 13 Tahun Angkatan 1986 pun berakhir dengan segala kelegaan para Cat Lovers yang telah bisa lakukan curhat pengalaman dan bisa jadi pelajaran bahwa kita yang bukan pencinta kucing namun tidak lah berbuat keji dengan mereka karena sesama makhluk Tuhan YME yang butuh hidup bebas di dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun