Jika kalian belum pernah mencicipi Bakmi Jawa, berarti kalian melewatkan salah satu kekayaan rasa dari kuliner tradisional Indonesia. Bakmi Jawa adalah salah satu kuliner khas dari wilayah Jawa, khususnya Yogyakarta dan sekitarnya, yang memadukan pengaruh budaya Tionghoa dan Jawa dalam satu piring hangat.
Tidak hanya di Kota Jogja, menikmati hidangan khas ini bisa kalian temui juga di daerah Kabupaten Gunungkidul. Disana ada satu daerah yang sangat populer karena ada puluhan pedangang Bakmi Jawa. Tepatnya berada di Kelurahan Piyaman, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul.
Bakmi Jawa Mbah Wito salah satu warung Bakmi Jawa yang ada di Piyaman yang menjadi pelopor pedagang di Kabupaten Gunungkidul. Pak Ahmat merupakan generasi ke 3 dari Bakmi Jawa Mbah Wito. Beliau melanjutkan usaha berdagang Bakmi Jawa yang melegenda ini. Mbah Wito nama yang mungkin ditelinga kita begitu asing. Namun, Sejarah nya tidak akan hilang oleh zaman.
Bakmi Jawa Mbah Wito berdiri sejak tahun 1954. Awal mulanya Mbah Wito berdagang dengan memikul dagangannya. Berkeliling daerah Kota Wonosari. Ditahun 90'an Mbah Wito pertama kali membangun warung Bakmi Jawa di Terminal Wonosari. Sebelum bertempat seperti sekarang Mbah Wito berpindah pindah tempat berjualan. Berawal di Terminal Wonosari Kemudian pindah di daerah Ledoksari, Wonosari. Di tahun 2000'an Mbah Wito Kembali pindah ke daerah Piyaman yang tepatnya di samping SD Muhammadiyah Piyaman. Di tahun 2008 tempat berjualan Mbah Wito pindah lagi ditempat yang sampai sekarang warungnya berdiri.
Generasi awal tentunya Mbah Wito itu sendiri. Kemudian diteruskan ke generasi ke duannya yaitu anaknya dan itu bapak dari Pak Ahmad samapi tahun 2016. Dan di generasi 3 Pak Ahmad lah yang menjalankan bisnis berjualan Bakmi Jawa ini meneruskan bisnis keluarga nya yang turun temurun dari 2016 hingga saat ini. Di hitung hitung Bakmi Jawa Mbah Wito ini sudah berusia 70 tahun. Dan Mbah Wito merupakan pelopor Bakmi Jawa di Piyaman.
Makin keseni sudah banyak membuka usahan Bakmi Jawa ini di Piyaman. Menurut perkataan Pak Ahmad di sepanjang jalan Piyaman saja sudah ada 18 warung pedagang Bakmi Jawa ini. Yang mengisi pinggiran jalan Piyaman dari ujung barat hingga timur. Itu belum dihitung yang jalan Selatan ke utara masih ada lagi warung yang menjual Bakmi Jawa ini.
Dengan banyaknya penjual itu tidak ada berita mengenai ricuh antara penjual Bakmi Jawa ini. Ini karena para penjual percaya bahwa rezeki sudah ada yang ngatur. Jadi para penjual disana tidak merasa tersaingi.
Mengenai menu yang dijual di tempat ini bevariasi seperti, Bakmi Godok, Bakmi Goreng, Nasi Goreng, Magelangan, dan ada juga Rica Rica Ayam. Untuk minumnya ada Teh Panas/Es, Jeruk Panas/Es, Ada juga Teh Poci, Wedang Jahe, dan ada juga Wedang Uwuh. Dengan harga 16 ribu kalian bisa menikmati seporsi Bakmi Jawa ini.
Menurut penuturan dari Pak Ahmad harga tersebut sudah dibuat dan menjadi standar harga Bakmi Jawa di sekitaran Daerah Piyaman. Ini karena para pedagang Bakmi Jawa bergabung ke paguyuban Bersama. Jadinya harga satu pedangang dengan pedangan lain sama. Kesepakatan harga ini sudah berjalan satu tahun. Sebelum kesepakatan harga ini Bakmi Jawa bisa bervareasi harganya. Ada yang 13 ribu, 14 ribu, 15 ribu. Dan di tahun 2024 kemarin para pedangan melewati Paguyuban sepakat menghargai Bakmi Jawa nya paling murah 16 ribu.