Mohon tunggu...
Putra Sang Fajar
Putra Sang Fajar Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Pengetahuan

Menyukai aktivitas belajar dan berkebun

Selanjutnya

Tutup

Nature

Dukung Energi Bersih, Pertamina Gunakan Tenaga Surya untuk Operasional Perusahaan

20 Desember 2020   10:00 Diperbarui: 20 Desember 2020   10:20 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pekerja Pertamina memasang panel surya di SPBU (Foto: pertamina.com)

Hal itu tentu saja akan mendorong perubahan yang signifikan dalam tubuh Pertamina. Karena sebelum berteriak-teriak keluar untuk menggunakan bahan bakar ramah lingkungan, Pertamina telah memulai dari dirinya sendiri.

Dalam pengembangan EBT di Indonesia, Pertamina telah memiliki jejak yang cukup panjang. Sebelum ini, perusahaan migas tersebut telah memanfaatkan panas bumi yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia dengan total kapasitas terpasang sebesar 1.877 Megawatt (MW).

Selain itu, Pertamina juga memiliki portofolio proyek energi bersih, seperti PLTS di area beberapa Kilang, serta Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg), dimana bahannya itu berasal dari pengolahan limbah kelapa sawit dengan kapasitas mencapai 2.4 MW.

Kemudian, Pertamina juga terus mengembangkan bahan bakar nabati berupa Biodiesel untuk menekan konsumsi solar.

Perusahaan migas ini telah berhasil mengembangkan biodiesel 30 persen (B30) akhir tahun lalu. Dan saat ini tengah menguji biodiesel 40 persen (B40). Diperkirakan proses tersebut akan selesai pada kuartal pertama 2021 nanti.

Terakhir, energi bersih yang coba dihasilkan oleh Pertamina terlihat dari pembangunan kilang minyak berbasis kelapa sawit di Plaju dan Cilacap. Kilang itu nantinya akan menghasilkan Green Diesel 100 persen (D100) atau BBM yang sepenuhnya menggunakan bahan bakar nabati dari sawit.

Proyek energi bersih yang dikembangkan Pertamina di atas selaras dengan agenda Pemerintah untuk mitigasi iklim dan menurunkan emisi gas rumah kaca. Indonesia sendiri memiliki komitmen untuk menurunkan gas rumah kaca sebesar 29% pada 2030 mendatang.

Selain itu, pengembangan energi terbarukan tersebut juga bagian dari transformasi Pertamina untuk menghadapi tren energi ke depan. Sebab, seiring dengan perkembangan zaman, energi terbarukan diprediksi akan menggantikan energi fosil.

Hal ini pula yang sudah dilakukan oleh perusahaan migas di seluruh dunia, dimana mereka berlomba-lomba beralih menjadi perusahaan berbasis energi bersih. Oleh karena itu, sudah tepat positioning Pertamina saat ini.

Diakui atau tidak, apa yang dilakukan oleh Pertamina di atas adalah satu langkah lebih maju dalam transisi ke energi bersih dan ramah lingkungan. Karena itu, sungguh patut diapresiasi dan didukung.

Semoga hal tersebut membawa kebaikan bagi generasi mendatang Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun