Gemericik Air Terjun Jagir Kemiren

Berbicara tentang kemiren tidak akan ada habisnya. Kemiren merupakan daerah yang di huni masyarakat suku Oseng Banyuwangi. Daerah ini masih sangat kental dengan budaya dan adat leluhur. 

Masyarakatnya menggunakan Bahasa Oseng untuk berkomunikasi dalam kesehariannya. Jika anda berkunjung ke Kemiren, anda akan di manjakan oleh suara aklung yang bersautan dari gubuk ke gubuk, sanggar tari yang ramai oleh perempuan setempat untuk berlatih tarian khas banyuwnagi, dan  wisata alam yang berjejer, jaraknya pun saling berdekatan, salah satunya adalah Air Terjun Jagir Banyuwangi, atau Air Terjun Kembar.

Air Terjun ini berada di Dusun Kampung Anyar, Desa Taman Suruh, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Untuk sampai di lokasi anda memerlukan waktu kisaran 15- 20 menit perjalanan dari pusat kota Banyuwangi.  Dan untuk mendapatkan tiket masuk, anda harus membeli dengan harga lima ribu rupiah.

Air terjun Jagir terletak di bawah dataran tinggi, letaknya seperti  jurang.  Anda harus menuruni 125 anak tangga. Sesampainya di bawah,  udara akan terasa semakin sejuk. Pemandangan air terjun seolah mengajak  pengunjung untuk mendekat, untuk menikmati dinginnya guyuran air deras dari atas.

Air terjun jagir memiliki dua air terjun, yang pertama air terjun kembar , terletak  di bawah badan jalan., tingginya sekitar 10 meter. Air terjun selanjutnya, letaknya agak kedalam. Anda  harus menyusuri jalan tanah berbatu, mengikuti aliran air tanah ke atas. Tingginya berkisar 30 meter.

Jika anda kesana, anda tidak hanya sekedar bisa memandangi keindahan air terjun.  Anda juga bisa berpiknik dengan keluarga dan berenang disana.  Fasilitas yang disediakan air terjun cukup memadai, seperti toilet, mushola dan warung makanan.

Pohon- pohon rindang dan kesegaran air terjun yang mengalir deras  disertai dengan tiket yang relative murah, membuat lokasi wisata ini nyaris tidak pernah sepi. 

 Wisatawan lokal mapun manca negara silih berganti berdatangan. Biasanya para penduduk setempat akan memberikan pelayanan pemandu wisata, bagi wisatawan asing. Penduduk disana telah belajar bernagai Bahasa asing secara otodidik. Sehingga, apabila terdapat wisatawan manca negara datang merekalah yang akan menangani sendiri, tanpa melibatkan pemandu wisata dari luar kemiren.