Mohon tunggu...
cahya lentera
cahya lentera Mohon Tunggu... -

aku cinta indonesia

Selanjutnya

Tutup

Politik

BUAT ANINDYA GK: Mengerdilkan Pancasila, Demokrasi, Nasionalisme, Islam, dan PKS

9 Juli 2013   17:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:47 1172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

2@) Seluruh ideology yang ada di Indonesia adalah produk impor. Islam, Kristen, buda, hindu, dan bahkan pancasila pun di tengarai hasil adaptasi dari berbagai keyakinan luhur dari berbagai belahan bumi yang selanjutnya di cetuskan oleh soekarno, seorang islam genius dan berjiwa besar. Islam juga lahir di tengah kemajemukan budaya dan suku bangsa. Quraisy, anshor, badwi, parsi, yahudi, kristiani dan animisme dan dinamisme yang  juga bertebaran saat itu. Apakah Muhammad dan islamnya membantai mereka saat berkuasa. Tidak. Islam menghargai pluralisme. Justru umat islam minoritas di suatu negri yang sering mengalami pembantain dan genocide. Masih ingat pembersihan umat islam spanyol pada masa lalu. Bosnia pada masa modern dan rohingya pada saat ini?

Ketika HTI menggunakan cara non demokrasi untuk menyakinkan perlunya perubahan maka tentu akan di babat habis. KARENA TIDAK SESUAI DENGAN DEMOKRASI. KETIKA PKS MENGGUNAKAN DEMOKRASI UNTUK TURUT SERTA DALAM POLITIK, maka para pengusung demokrasi palsu yang egois mengangap dan menuding PKS hanya menggunakan demokrasi sebagai alat untuk menuju kekuasaan. Sebagai tunggangan. Sebagimana mursi menggunakan cara demokrasi. Mungkin di mata para pemuja demokrasi palsu ini PKS dan mursi atau siapaun yang ada di dunia ini jika tidak sesuai dengan harapanya, tidak sejalan dengan kehendaknya maka DEMORASINYA MENJADI BATAL. Karena tidak sesuai dengan kata hati para “pemilik demokrasi” palsu.

Menuding PKS menghalalkan korupsi dan menghalalkan segala cara sebagaimana dalam artikel oleh anindya jelas-jelas opini tanpa dasar. LHI saat ini sedang dalam penanganan KPK. Itu jelas sekali bahwa PKS telah menjalankan asas taat hokum. Jika ada pembelaan dari tim pengacara adalah sesuatu yang tidak luar biasa karena dalam setiap kasus hokum setiap tersangka seharusnya memang di dampingi pembela. Tidak pernah ada pernyataan dari LHI maupun PKS bahwa korupsi adalah tindakan terpuji dan uang hasil korupsi adalah khalal dan  APBN berasal dari uang pajak yang haram. Pernyatan Ini justru di ungkapkan oleh penulis dalam  artikelnya  itu sendiri untuk menyudutkan sasaran tenbak artikelnya yaitu PKS secara membabibuta dan tidak logis sama sekali.

Jika ingin melihat bukti  nyata yang ilmiah tentu saja sebaiknya dilakukan penelitian. Coba saja lakukan penelitian terhadap para ANGGOTA LEGISLATIF. BUPATI,GUBERNUR, PEJABAT NEGARA mulai sejak tahun 2004-2012, siapa sajakah dan dari partai mana orang-orang yang banyak terlibat dalam hal PERBUATAN MESUM DAN ASUSILA, NARKOBA, KORUPSI DAN PREMANISME. Akan di jumpai siapakah mereka itu dan rai partai mana mereka berasal. Barulah bisa berkata dengan fakta dan bukti nyata bukan tuduhan, cacian atau cemoohan belaka.

Menghalalkan segala cara agaknya lebih pas bila di kaitkan dengan artikel anindya yang secara membabi buta menebar kekacauan logika yang cenderung memutar balikkan fakta. Menghalalkan segala cara ITULAH SEJATINYA MUSUH ABADI DARI PANCASILA yang sebenarnya.

Sungguh tidak masuk akal dan lucu sekali ketika artikel anindya ini menyebutkan bahwa naiknya mursi karena intervensi asing. Hal ini perlu di garis bawahi bahwa naiknya mursi adalah Murni hasil demokrasi, dan semua Negara mengetahui akan hal itu. Justru jika berbicara intervensi asing maka kudeta mesir oleh a sisi nyata-nyata sudah menunjukan intervensi asing bermain di dalamnya. Beberapa Negara tetangga secara kasat mata telah ketahuan melakukan deal-deal dan merestuai penggulingan mursi sebagai presiden yang sah hasil  demokrasi.

Sungguh aneh para pencinta demokrasi ini  ketika orang lain berbuat demokratis mengikuti jalan sesuai aturan demokrasi masih juga dianggap tidak demokratis. Mungkinkah mereka ini para pecinta demokrasi palsu, yang menjadikan demokrasi sebagai alat pemuas nafsu?

3) Kemanusiaan yang adil dan beradab sebagai sila kedua dari Pancasila inilah yang memunculkan jiwa humanis di dalam tubuh manusia. Masyarakat seharusnya memahami bahwasanya Pancasila adalah falsafah hidup yang berdedikasi mempersatukan segala macam perbedaan pemahaman, termasuk perbedaan agama. Kelima sila Pancasila yang saling berkaitan ini adalah wujud pluralisme kental setelah ajaran Islam. Keduanya mempunyai cita-cita luhur berupa perwujudan kedamaian di muka bumi. Sehingga apabila muncul tindakan kekerasan atas nama agama, maka itulah kesesatan yang nyata. Hubungan manusia dengan Tuhannya harus dipelihara dengan perwujudan keseimbangan ‘hablumminallah dan hablumminannas’ yang tercantum dalam Al-Qur’an surat terakhir, yaitu An-Nas. Manusia berlindung kepada Allah dari segala kejahatan yang dilakukan oleh manusia lainnya. Bukan membawa nama Allah untuk menghalalkan perbuatan jahat terhadap sesama manusia.

Perjuangan terhadap rasa perbedaan dan kemanusiaan ini tidak menyalahi aturan dalam agama manapun, bahkan di dalam Islam yang sering disebut-sebut sebagai agama radikal. Sekularitas adalah kunci dari segala permasalahan yang ada. Kebebasan dalam menjalankan keyakinan adalah salah satu solusi mencegah terjadinya tragedi suriah kedua. Kembalikan rasa nasionalisme dengan Pancasila. Setelah berkaca dari Mursi dan PKS, sudah selayaknya kita mengambil sikap yang bijak, terutama dalam memahami perbedaan dan menentukan parpol pilihan pada pemilihan umum 2014 nanti.

3@).paragrap pertama pada bagian 3) diatas adalah bagian terbaik dari artikel ini. Begitulah seharusnya orang Indonesia. Apapaun keyakinanya dalam balutan pancasila dan bhineka tunggal ika semestinya saling bertoleransi dan tenggang rasa. Menerima perbedaan sebagai suatu keniscayaan dalam berbangsa dan bernegara. Sungguh mengerikan jika ada orang yang memelintir ayat-ayat tuhan untuk kemudian menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal. Bahkan yang paling parah adalah menghalalkan segala cara yang penting tujuan tercapai tidak perduli halal atau haram.

Mendorong pancasila sebagai alat sekularitas sama artinya dengan mengkerdilkan pancasila itu sendiri. Sila pertama KETUHANAN YANG MAHA ESA adalah puncak dari keyakinan bangsa Indonesia yang menyatu dan bertuhan dalam kehidupan  berbangsa dan bernegara.  Sila –sila berikutnya haruslah di jiwai oleh sila pertama tersebut. Demikian di ajarkan dalam setiap penataran mengenai penghayatan dan pengamalan Pancasila. Ketika seseorang menjalankan ajaran agamanya tidaklah bertentangan dengan Pancasila dan UUD 45. Justru orang yang tidak mengamalkan agamanya adalah tidak Pancasilais  karena tidak mengamalkan dan menghayati dasar Negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun