Tantangan utama Kopi Sejuta Jiwa, yaitu adanya kompetitor yang menerapkan konsep bisnis serupa. Situasi kompetitif ini kian kompleks karena tidak jarang beberapa pelaku usaha beroperasi di lokasi yang sama, seperti di sekitar kampus, stasiun, perkantoran, atau pusat kota. Hal ini berisiko menyebabkan saturasi pasar pada titik-titik tertentu dan memperkecil potensi penjualan harian per unit. Untuk tetap bertahan dan bersaing, Kopi Sejuta Jiwa harus mampu membangun keunggulan yang membedakannya dari kompetitor.
3. Aspek Lingkungan Hidup
Meskipun Kopi Sejuta Jiwa termasuk dalam kategori usaha mikro dengan skala operasional yang relatif kecil, tetap terdapat risiko pencemaran, terutama jika limbah tidak dikelola secara memadai. Beberapa hal yang menjadi perhatian antara lain potensi pencemaran dari kemasan plastik dan bahan sisa yang dibuang sembarangan. Gerobak kopi yang melintas di jalan raya saat jam-jam sibuk juga berpotensi menimbulkan kemacetan.
Kesimpulan
Kopi Sejuta Jiwa telah menghadirkan inovasi dalam dunia bisnis kopi dengan konsep mobile cart yang memungkinkan konsumen menikmati kopi secara praktis di mana saja dan kapan saja. Melalui kemitraan waralaba, merek ini tidak hanya mempermudah akses minum kopi, tetapi juga menciptakan peluang usaha bagi masyarakat, dengan tujuan untuk memberdayakan UMKM.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI