Mohon tunggu...
Caecilia Paramitha
Caecilia Paramitha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Enjoy everybody!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengkaji Pedoman Penulisan Digital bagi Pemula

14 September 2021   20:30 Diperbarui: 14 September 2021   21:08 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Punya hobi membaca artikel melalui platform digital? 

Atau hobi menulis?

Kalian bisa menggabungkan kedua hobi tersebut untuk menghasilkan karya yang bermanfaat. Tidak hanya membaca artikel orang lain, kalian juga bisa menjadi kreator sebuah artikel. Yap, menulis digital. 

Di era yang serba digital seperti sekarang ini, menulis dapat dilakukan melalui media dalam jaringan dengan konten yang beragam. Menuangkan ide melalui kegiatan menulis dapat mengasah kreativitas dan keterampilan menyusun kata menjadi kalimat yang indah. 

Bagi seorang pemula yang ingin terjun dalam penulisan digital, ada beberapa prinsip dasar yang harus diketahui dalam memulai menulis. Berikut 8 prinsip menulis digital bagi pemula:


1. Jelas dan Singkat

Pemilihan kata serta penyusunan kalimat atau frasa perlu dipahami oleh penulis digital, agar naskah yang dihasilkan tidak terlalu panjang serta mudah dipahami. Hal ini bertujuan untuk membuat para pembaca merasa tertarik membaca lebih lanjut. Berbeda dengan membaca buku, membaca melalui media digital memerlukan ketelitian yang tinggi untuk dapat menangkap isi pesan yang ingin disampaikan.

2. Penggunaan Kata yang Tepat

Pemilihan kata yang tepat sangat penting dalam membuat naskah. Melalui penggunaan kata yang familiar, pembaca akan lebih mudah memahami sebuah maksud yang ingin disampaikan oleh penulis digital. 

3. Menggunakan Kata yang Aktif

Penulis sebaiknya menggunakan kata yang aktif dalam menyusun kalimat untuk memudahkan pembaca dalam mengartikan isi pesan. Kalimat aktif berarti kalimat yang mengandung kata kerja yang dilakukan oleh subjek. Meskipun terkadang kata pasif cocok digunakan, namun hal itu lebih baik dikurangi. 

4. Imajinasi

Penulis ada baiknya memiliki pengetahuan variasi kata, sehingga kata yang digunakan tidak monoton dan terkesan kaku. Memvisualisasikan analogi dan metafora akan membuat naskah yang ditulis kaya akan gaya bahasa

5. Ulasan Langsung

Ulasan langsung berarti menulis menggunakan kalimat singkat dan langsung merujuk pada inti. Penulisan naskah yang terlalu panjang dengan kalimat bertele-tele akan menyusahkan pembaca dalam memahami inti pesan dan merasa bosan.

6. Konsisten

Penulis harus konsisten dalam membuat kalimat agar seimbang dan sesuai. Penggabungan kalimat dan konjungsi koordinatif  (dan, tetapi, untuk, jadi, dan lainnya) perlu diperhatikan untuk membuat naskah menjadi lebih terstruktur dengan baik. Pemakaian subjek atau objek yang dibahas juga harus konsisten dari awal hingga akhir cerita.

7. Waspada

Ketika menulis digital, terdapat komponen-komponen yang perlu diwaspadai, agar tulisan yang diciptakan tidak saling merugikan penulis maupun pihak lain. Komponen-komponen tersebut meliputi plagiarisme, stereotip, generalisasi, penyederhanaan yang berlebihan, loncat langsung ke kesimpulan, menggunakan logika atau argumen yang keliru, dan kata ganti yang terlalu sering digunakan. 

8. Ringkas

Penulis harus mempertimbangkan penyusunan kata dan kalimat agar naskah yang dibuat tidak terlalu panjang. 

Tidak cukup hanya memahami prinsip-prinsip penulisan digital, uraian berikut akan menjelaskan bagaimana langkah yang tepat dalam penyusunan penulisan digital menurut Brian Carrol. 

Pertama, menentukan tujuan penulisan. Penulis harus mengetahui apa tujuan dari tulisan yang dibuatnya. Ide penulisan dapat ditemukan melalui proses brainstorming,  cluster atau mengelompokkan ide, dan menulis secara bebas. 

Kedua, pemetaan. Dalam proses penulisan digital, penting untuk memetakan topik yang dipilih, tujuan penulisan, audiens utama, sumber yang digunakan, dan lainnya. Mempertimbangkan kelompok-kelompok pembaca atau pengguna media digital terhadap konten yang akan ditayangkan juga perlu diperhatikan. 

Hal ini dilakukan agar konten yang dibuat penulis sesuai dengan target. Target yang dimaksud dapat dikelompokkan sesuai usia, jenis kelamin, negara, pendidikan, dan status sosial ekonomi.

Ketiga, membuat kerangka penulisan (outline) dan sketsa gambar (storyboard). Penulis dapat menggunakan outline dan storyboard untuk mempermudah mengatur bagaimana konten akan disajikan kepada pembaca, menyusun karangan secara teratur, dan menggambarkan alur cerita secara garis besar.

Keempat, revisi. Langkah terakhir ini sangat penting untuk membuat tulisan yang dibuat memiliki nilai tambah. Sediakan waktu untuk mengedit dan merevisi tulisan yang telah dibuat. 

Daftar Pustaka

Carrol, Brian (2010), Writing for Digital Media. New York, NY: Routledge.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun