Mohon tunggu...
Caecilia Paramitha
Caecilia Paramitha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Enjoy everybody!

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Teori Kolonialisme Elektronik: Viu sebagai Media Hiburan Penggemar Drama Korea

7 September 2020   08:25 Diperbarui: 7 September 2020   09:09 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Di era globalisasi seperti saat ini, media turut ambil bagian dalam revolusi komunikasi. Kemajuan teknologi komunikasi dalam industri media didukung dengan peluncuran satelit dan kabel di beberapa negara.

Melalui media, penyebaran informasi tidak terbatas pada ruang dan waktu. Segala informasi dapat dengan cepat dan efisien diterima oleh penduduk di dunia. Hal ini memunculkan istilah yang disebut "Media Global".

Istilah media global memiliki arti bahwa media yang penyaluran informasinya mencakup tingkat global atau internasional. Dengan adanya globalisasi, media kini tidak hanya menyalurkan informasi pada penduduk dalam negeri, melainkan penyaluran informasi yang jangkauannya sangat luas meliputi penduduk di seluruh dunia.

Media dalam era globalisasi turut berperan dalam mengubah tatanan kehidupan dunia dan membawa pengaruh suatu budaya dari negara tertentu. Teori Kolonialisme Elektronik (ECT) menurut McPhail (2014) menjelaskan bagaimana media global,termasuk iklan berusaha memberi pengaruh mengenai cara berpikir, gaya hidup, dan tindakan seseorang.

Teori ECT ini bertujuan melihat sejauh mana media massa memengaruhi pola pikir masyarakat. Media mengemas dengan cara halus dan menarik, sehingga secara tidak sadar memunculkan perubahan pada cara berbicara, berpikir, dan berpakaian masyarakat.

Sebagai contoh yaitu media streaming Viu. Viu merupakan layanan streaming video over-the-top (OTT) yang dioperasikan oleh PCCW Media Group yang diluncurkan pertama kali di Hong Kong. Kini, Viu telah tersedia di berbagai negara di Asia seperti Singapura, Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Myanmar, dan beberapa negara di Timur Tengah.

Pengguna Viu dapat memanfaatkan fitur download pada aplikasi. Viu memberikan konten Asia dengan berbagai genre seperti anime, drama, berita hiburan, serta seri produksi asli di bawah naungan Viu Original. Tercatat hingga akhir 2019, pengguna Viu mencapai 41 juta pengguna aktif setiap bulan di seluruh dunia (Otoexpo.com).

Bagi pecinta drama Asia, Viu menjadi pilihan yang sangat cocok karena layanan ini menghadirkan segudang judul drama Asia. Salah satu drama yang paling diminati oleh pelanggan Viu ialah Drama Korea atau biasa dikenal dengan istilah "Drakor".

Berbagai kalangan mulai dari anak -- anak, remaja, hingga orang tua rela menghabiskan waktu berjam -- jam untuk menonton satu seri Drakor hingga tamat. Alur cerita dan pembawaan akting yang mendalam menjadi alasan mengapa drakor sangat diminati oleh banyak kalangan.

Teori Kolonialisme Elektronik menekankan pada pengaruh Drakor dalam pola pikir dan gaya hidup penonton. Secara tidak langsung Korea Selatan memperkenalkan budaya mereka melalui Drakor.

Tidak sedikit penggemar Drakor yang sering mengucapkan bahasa Korea ketika mereka berkomunikasi, seperti "annyeong haseyo" yang berarti "apa kabar?", "kamsahamnida" yang berarti "terima kasih", dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun