Mohon tunggu...
Cadis Luz
Cadis Luz Mohon Tunggu... Nelayan - Sing tenang.

Belum pernah aku berurusan dengan sesuatu yang lebih sulit daripada jiwaku sendiri, yang terkadang membantuku, dan terkadang menentangku. Imam Ghazali

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Temanku Bodoh, tapi Amazing!

11 September 2019   23:13 Diperbarui: 11 September 2019   23:25 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bodoh si Angga!"

Aku segera menyusul, berlari menaiki tangga. Tidak peduli meski itu sangat melelahkan. Aku harus cepat!

Kalian tau hal terduga apa yang dulu pernah terjadi saat ia masih SMP?

Kudobrak pintu gudang yang terkunci dari dalam. Kulihat pemandangan yang hampir sama seperti dulu ....

Seorang lelaki yang tergeletak tak berdaya dengan wajah penuh memar dengan hidung berdarah. Sedangkan Ani tengah meremas tangan, seperti sudah tidak sabar untuk memukul, kulihat matanya ada api emosi yang membakar kuat.

"Kau benar Arya, pacar juga berbahaya," ucap Ani yang terdengar seram di telingaku.

Sementara itu, Angga yang sudah tergeletak lemas malah meraih kakiku dan memohon untuk menolongnya. Tetapi, aku tidak terlalu memperdulikan itu. Karena mataku tertuju pada rok Ani yang sedikit robek. Aku yakin sebelumnya terjadi sesuatu. Ani tidak akan semarah itu jika Angga tidak macam-macam.

"Hiiiaaattt!!" Ani berteriak, bersamaan dengan kepalan tangannya yang akan memukul Angga.

Tepat sebelum kepalan tangannya sampai di wajah Angga, aku menahan pergelangan tangan Ani. "Cukup An," kataku.

"Sepertinya Angga sudah tidak bisa lagi melawanmu," kataku, lalu aku bertanya, "kau tidak apa-apa?"

Kulihat mata Ani mulai berkaca, tak butuh waktu lama untuk melihat dia menangis seperti anak kecil. Aku menarik tangannya, lalu memeluknya. Ani makin terisak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun