2. Kepemimpinan Gerejawi dalam Alkitab
Alkitab menegaskan bahwa kepemimpinan gereja bukanlah tentang dominasi, tetapi tentang pelayanan dan pengorbanan:
- Matius 20:25-28: Yesus berkata bahwa pemimpin di gereja bukanlah mereka yang menguasai, tetapi mereka yang melayani.[^7]
- 1 Petrus 5:2-3: Para penatua harus menggembalakan jemaat dengan kasih, bukan karena ambisi pribadi atau dorongan untuk berkuasa.[^8]
- Roma 12:4-5: Semua anggota tubuh Kristus memiliki fungsi berbeda, tetapi mereka harus bekerja sama untuk kepentingan bersama.[^9]
Jika ada friksi atau persaingan kekuasaan dalam Moderamen GBKP, itu menunjukkan bahwa pemimpin gereja lebih berorientasi pada posisi dan otoritas, daripada pelayanan dan kepentingan umat.
II. Perspektif Organisasional: Mengapa Kepemimpinan GBKP Tidak Produktif?
Masalah Struktural dalam Moderamen
Secara akademis, organisasi yang bersifat kolektif sering menghadapi tantangan dalam hal pengambilan keputusan yang efisien. Kepemimpinan berbasis kolektif bisa tidak efektif jika tidak ada mekanisme kerja sama yang jelas.[^10]
Beberapa faktor yang menyebabkan kepemimpinan GBKP tidak produktif adalah:
Kurangnya Visi Bersama
- Dalam organisasi gerejawi, keberhasilan kepemimpinan sangat bergantung pada adanya visi yang disepakati bersama.[^11] Jika setiap pemimpin memiliki agenda sendiri tanpa menyatukan tujuan bersama, maka kerja kolektif menjadi lemah.
Dominasi Ego Sektoral
- Dalam banyak organisasi gereja, ego sektoral bisa muncul ketika pemimpin lebih mengutamakan kepentingan dirinya sendiri atau kelompoknya.[^12]
Kurangnya Transparansi dalam Pengambilan Keputusan
- Jika kebijakan gereja lebih banyak ditentukan oleh kelompok tertentu dalam Moderamen, tanpa keterlibatan penuh dari semua anggota, maka ini menciptakan rasa ketidakpercayaan di antara pemimpin gereja.[^13]
III. Perspektif Sosiokultural: Pengaruh Budaya Karo dalam Kepemimpinan GBKP