Tersingkir,  Sado Jadi Transportasi Publik  di Lokasi Wisata  Pantai Panjang  Bengkulu Â
Sado adalah  kendaraan angkut tradisional yang  ditarik  menggunakan tenaga kuda, merupakan kebanggaan masyarakat Kota   Bengkulu di masanya.
Nama Sado di Kota Bengkulu lebih melekat, ketimbang dengan nama Delman, Andong, atau Dokar  seperti sebutan  di kota-kota lainnya  di Nusantara.
Namun keberadaannya mulai tergeser ketika transportasi modern berupa angkutan kota (angkot) bermunculan dan menguasai  hampir semua rute  di sudut kota Bengkulu.
Meskipun masih mendapat tempat untuk mengantar para penumpang yang alamatnya di jalan sempit yang tidak bisa dilewati angkutan kota (angkot).
Tetapi nasib Sado mulai terjepit, manakala masyarakat sudah banyak yang memiliki kendaraan bermotor, terutama roda dua dengan menggunakan fasilitas kredit dan tidak sedikit dari sepeda motor tersebut juga digunakan untuk cari cuan (ojek).
Kondisi yang memang sudah sulit tersebut diperparah lagi dengan adanya pendatang baru berupa transportasi online. Â Baik kendaraan roda dua maupun roda empat, yang selalu siap menjemput dan mengantar penumpang sesuai dengan tujuan.
Kendati hampir semua rute sudah dikuasai oleh semua jenis angkutan, tetapi tidak membuat para pemilik dan Kusir Sado patah  arang dan memutar otak untuk menemukan lahan baru agar Sado tetap beroperasi.
Dengan perhitungan yang cermat, lalu para pemilik Sado  ini memindahkan operasinya kelokasi wisata favorit yang tidak pernah sepi di Kota Bengkulu, yaitu Pantai Panjang.
Disini, di lokasi wisata pantai panjang mereka menawarkan kepada pengunjung agar menggunakan Sado mereka untuk menikmati deburan ombak dengan  menelusuri pinggir pantai yang memang relatif jauh tersebut.