Mohon tunggu...
bustanol arifin
bustanol arifin Mohon Tunggu... Happy Reader | Happy Writer

Tertarik Bahas Media dan Politik | Sore Hari Bahas Cinta | Sesekali Bahas Entrepreneurship

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Budaya Antre dan Menghargai di Transportasi Umum

15 Agustus 2025   09:47 Diperbarui: 15 Agustus 2025   20:22 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lebih lanjut, antre dapat menghindari aksi dorong mendorong yang dapat menimbulkan luka atau kecelakaan pada diri dan orang lain, mempercepat proses naik turun serta menjaga agar suasana tetap nyaman sekaligus aman bagi semuanya. 

Pada prinsipnya, antre akan menghadirkan ketertiban karena lebih mengutamakan hak orang lain daripada memaksakan kehendak pribadi. Bila sudah tertib otomatis hadir rasa aman serta nyaman pada diri setiap orang selama perjalanan.

Setelah Antre, Saling Menghargai 

Etika kedua setelah berhasil menertibkan diri adalah menghargai semua penumpang dan juga petugas. Sikap ini bagi sebagian orang juga masih sulit diterapkan karena belum jadi karakter apalagi budaya. Yang ada, orang ingin diperhatikan dan dihargai oleh sekitar.

Menghargai orang lain di transportasi umum bukan sekadar memberikan tempat duduknya kepada lansia, ibu hamil, difabel, atau anak-anak. Lebih dari itu, memberi ruang kepada orang lain untuk turun sebelum kita naik juga bagian dari sikap saling menghargai. Hal ini nampak sederhana namun seringkali dilupakan.

Termasuk tidak memonopoli tempat duduk semisal melebarkan kedua kaki supaya terasa luas bagi diri sendiri dan sempit untuk orang lain. Menaruh tas atau barang gunaan di samping dan depan tempat duduk, meletakkan tangan kanan dan kiri di tempat pegangan kursi orang lain.

Terakhir adalah menjaga volume suara, baik tatkala berbicara langsung atau melalui saluran telepon. Sebab, ada penumpang yang memang tidak nyaman atau merasa terganggu dengan suara orang lain di dalam kendaraan, terlebih suara ngorok alias mendengkur karena tidur.

Pepatah mengatakan, bila kita menghargai orang lain, niscaya orang lain akan menghargai kita dan begitu pula sebaliknya. Alhasil, bila sudah tumbuh kesadaran menghargai pada dari setiap orang maka akan lahir sikap saling menghargai saat berada di transportasi umum.

Perlu Belajar dari Bangsa Lain

Dua etika bertransportasi ini (antre dan menghargai) berlaku di seluruh negara atau dunia, tak terkecuali Indonesia. Hanya saja, implementasinya masih perlu terus dikampanyekan kepada masyarakat luas supaya menjadi karakter individu sekaligus budaya masyarakat Indonesia.

Sebab, dua etika ini oleh sebagian masyarakat kadang masih dianggap opsional, bila kepepet akan diabaikan. Bukan sebuah keharusan yang bila tidak melakukannya paling tidak ia merasa malu atau bersalah lalu meminta maaf.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun