Pernahkah kita berada di halte bus, stasiun kereta, terminal angkot, pelabuhan kapal atau poll travel kemudian melihat atau bahkan merasakan langsung tiba-tiba ada orang menyerobot antrean masuk atau keluar kendaraan.
Pasti, rasanya campur aduk antara kesal, heran, pasrah dan mungkin juga marah. Kesal karena antrean kita diserobot, heran mengapa mereka tidak bisa tertib, pasrah karena sudah di luar kendali kita dan mungkin pernah marah sebab menyakiti atau melukai kita.
Pada saat yang sama, mungkin pernah juga kita menyaksikan atau merasakan sendiri seorang penumpang yang begitu individualis, mementingkan diri sendiri serta mengabaikan orang lain dengan segala bentuk sikapnya hingga kita atau penumpang lain merasa terganggu.
Padahal, transportasi umum adalah milik semua orang dengan latar belakang beragam. Mulai dari usia, status sosial, suku, budaya hingga agama. Bertemu dalam satu tempat dan bisa jadi satu tujuan perjalanan.
Semua orang memiliki hak dan kewajiban yang sama ketika menaiki transportasi umum. Aman dan nyaman selama perjalanan. Kewajibannya adalah menjaga diri supaya tidak mengganggu penumpang lain, tertib dan saling menghargai.
Artinya, saat menaiki transportasi umum baik itu darat, udara maupun laut memang ada etika yang dijunjung tinggi, yakni tertib dan saling menghargai. Dua sikap ini harus menjadi karakter setiap orang sekaligus menjadi budaya masyarakat Indonesia.
Mengapa Antre itu Penting?
Bagi sebagian orang, mengantre merupakan aktivitas membosankan karena harus menunggu lama hingga sampai pada giliran. Makanya tidak heran bila kemudian ada orang yang langsung masuk barisan paling depan supaya bisa lebih cepat.
Laku seperti ini masih sering kita jumpai di transportasi umum, berebut jadi orang pertama yang masuk atau keluar kendaraan, saling dorong untuk mendapatkan tempat duduk paling nyaman sekaligus penyimpanan barang bawaan.
Padahal antre itu wajib dan termasuk bagian dari etika naik transportasi umum. Antre bukan sekadar berbaris menunggu giliran, tapi bentuk sederhana dari keadilan sosial. Menghormati hak orang lain yang lebih dulu datang, dan mempersilakan orang turun terlebih dahulu.