"Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang. (Yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain, mereka minta dipenuhi. Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. Tidakkah orang-orang itu yakin bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan. Pada suatu hari yang besar, (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam." (QS: Al-Muthaffifn)
Membangun Budaya Bisnis Penuh Kejujuran
Tanpa adanya perbaikan moral, praktik kecurangan dalam bisnis akan terus berulang dan merugikan banyak pihak, terutama mereka yang berada dalam kondisi ekonomi yang sulit.Â
Oleh karena itu, membangun kembali etika bisnis yang berlandaskan kejujuran menjadi tugas bersama bagi seluruh elemen masyarakat.
Kita perlu memulai dari diri sendiri, keluarga dan orang-orang sekitar tentang pentingnya nilai kejujuran dalam dunia bisnis. Tanamkan pada diri bahwa kejujuran merupakan pilar utama dalam perniagaan, serta ajarkan hal ini kepada anak keturunan kita sejak dini.
Kejujuran dalam berniaga bukan hanya soal tuntutan moral, tetapi juga kunci keberkahan dan keberlanjutan usaha. Kasus penyalahgunaan distribusi MinyaKita menjadi pengingat bagi kita semua bahwa integritas dalam bisnis harus dijunjung tinggi.
Dengan menanamkan nilai kejujuran, kita tidak hanya membantu membangun ekonomi yang sehat, tetapi juga mendapatkan keberkahan dalam setiap transaksi yang dilakukan.Â
Selain itu, mengatasi krisis moral dalam dunia bisnis adalah tanggung jawab bersama agar keadilan dan kesejahteraan dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI