Mohon tunggu...
bustanol arifin
bustanol arifin Mohon Tunggu... Happy Reader | Happy Writer

Tertarik Bahas Media dan Politik | Sore Hari Bahas Cinta | Sesekali Bahas Entrepreneurship

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kasus MinyaKita dan Pentingnya Kejujuran dalam Berniaga

16 Maret 2025   11:53 Diperbarui: 17 Maret 2025   16:33 667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Produk minyak goreng curah kemasan besutan Kementerian Perdagangan, Minyakita | Dok. Kemendag RI

Selain menyampaikan kabar gembira, nabi Muhammad SAW juga telah mencontohkan kepada umatnya bagaimana cara menjadi saudagar yang jujur. Beliau juga ikut berniaga, berjualan di pasar dengan penuh kejujuran dan keterbukaan.

Hingga akhirnya, nabi Muhammad SAW mendapatkan gelar Al-Amiin, (pedagang terpecaya) dari masyarakat kala itu karena kejujurannya dalam berniaga. Beberapa hal yang dilakukan nabi Muhammad SAW Ketika berniaga.

Pertama, jujur dalam masalah barang atau produk. Nabi Muhammad SAW tatkala berniaga selalu menyampaikan kualitas barang atau produk dagangannya kepada calon pembelinya. Ia pilah dan pisahkan, mana produk atau barang dengan kualitas baik dan buruk sehingga calon pembeli tahu dan merasa tidak tertipu.

Kedua, jujur dalam penentuan harga. Beliau senantiasa transparan dalam menentukan harga, tidak mahal sehingga memberatkan para konsumen, tapi juga tidak terlalu murah karena akan merusak harga pasar. Nabi Muhammad SAW berpegang pada prinsip, "untung sedikit tetapi barang laku habis."

Ketiga, jujur dalam takaran. Rasulullah SAW selama berniaga tidak pernah mengurangi volume atau timbangan. Ketika menimbang, beliau selalu melakukannya secara hati-hati dan terbuka, disaksikan oleh pembeli dan orang-orang sekitar.

Keempat, tidak menimbun barang. Dalam berniaga, Rasulullah juga tidak pernah menimbun barang untuk mendapatkan keuntungan berlipat ganda, dijual dengan harga di atas rata-rata tatkala permintaan pasar meningkat signifikan.

Dampak Ketidakjujuran dalam Berniaga

Kejujuran dalam berniaga sebagaimana dicontohkan oleh nabi Muhammad SAW beserta yang lainnya bukan hanya berdampak pada munculnya kepercayaan dari para konsumen, tapi juga mendatangkan keberkahan dari Allah SWT.

Biasanya, para pembeli atau konsumen bila sudah percaya pada pengusaha atau perusahaan tertentu, mereka akan menjadi pelanggan loyal dan enggan pindah ke tempat lain. Sebaliknya bila kepercayaan itu dirusak, niscaya mereka akan memboikotnya.    

Selain mengajarkan dan memerintahkan kejujuran, Islam juga sangat keras melarang umatnya untuk berlaku curang dalam berniaga. Menimbun barang, mengurangi takaran, memainkan harga dan memanipulasi kualitas produk termasuk perbuatan yang dilarang oleh Islam.

Para pengusaha curang akan dimasukkan ke neraka Wayl, yakni lembah jahannam yang sangat panas. Tempat ini sengaja disiapkan oleh Allah SWT khusus untuk para pedagang, pengusaha yang curang ketika berniaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun