Mohon tunggu...
bustanol arifin
bustanol arifin Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Happy Reader | Happy Writer

Tertarik Bahas Media dan Politik | Sore Hari Bahas Cinta | Sesekali Bahas Entrepreneurship

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Melek Politik, Pilar Pendidikan Demokrasi

8 Desember 2023   15:21 Diperbarui: 9 Desember 2023   12:00 639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Politik yang Berkebudayaan. (Sumber: KOMPAS/DIDIE SW)

Banyak orang beranggapan bahwa dengan menjadi bagian pendukung salah satu pasangan calon presiden pada setiap momen pemilu, atau mencari, mengumpulkan lalu menyebarkan informasi mengenai paslon tertentu melalui kanal media sosial, secara otomatis ia dianggap melek politik. 

Bahkan, ada yang merasa paling paham politik hanya karena fanatik pada calon tertentu. Padahal hal demikian hanya unsur terkecil dari literasi politik itu sendiri dan belum dianggap sebagai orang yang melek apalagi ahli poltik.

Benar, literasi tentang politik menjadi kunci penting dalam memastikan keberlangsungan serta keberlanjutan demokrasi di Indonesia dan menjadi fondasi utama dalam menjalankan tugas kita sebagai warga negara yang bertanggung jawab. 

Pikiran serta sikap apatis terhadap politik bukan hanya merugikan kita sendiri, tapi juga bangsa Indonesia secara umum. Pasalnya, melek politik merupakan pilar utama demokrasi dan bila ini diabaikan akan berkosekuensi pada hancurnya tatanan pemerintahan yang ada.

Sebagaimana jamak diketahui, melek politik berarti kita memiliki pemahaman tentang apa itu politik dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari kita. 

Lucu saja, andaikata ada di antara kita yang setiap hari topik pembicaraannya adalah dinamika politik menjelang pemilu, namun saat ditanya definisi politik justru jawabannya tidak tahu. 

Selalu membahas politik, faktanya ia merupakan tumbal dari politik itu sendiri karena belum paham manfaatnya. Apakah ada? Banyak dan semoga bukan kita yang sedang membaca tulisan ini.

Melek politik berarti kita juga harus paham tentang sistem politik kita, sistem pemerintahan, proses pemilihan, struktur negara sekaligus paham bagaimana semua sistem berikut elemen-elemennya tersebut bekerja. 

Misalnya, sistem politik kita, Indonesia, adalah demokrasi yang berbasis pada konstitusi berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945. 

Sistem pemerintahannya presidensial, dimana kepala pemerintahannya adalah seorang presiden yang dipilih langsung oleh rakyat setiap lima tahun sekali dan maksimal hanya dua periode.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun