Mohon tunggu...
Bustanil Ilmi Agustin
Bustanil Ilmi Agustin Mohon Tunggu... Guru - Beginner

Seorang guru bahasa sekaligus mahasiswi pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Puasa Ya Man Huwa: Diet Vegan ala Pesantren?

27 Januari 2024   00:20 Diperbarui: 27 Januari 2024   00:27 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Pondok Pesantren, para santri tidak hanya dididik pada aspek intelektual belaka, namun juga pada aspek spiritual dan emosional. Upaya yang dilakukan untuk melatih aspek spiritual dan emosional santri adalah dengan melakukan tirakat. Biasanya, tirakat dilakukan dengan menyedikitkan makan, minum, dan jam tidur untuk bermunajat kepada Allah.

Tirakat tersebut biasanya juga diiringi dengan pembacaan hizb, doa, wirid, istigatsah, dan amalan-amalan tertentu yang diperoleh melalui ijazah dari guru atau kyai.

Praktik tradisi tirakat yang muncul dan berkembang di pondok pesantren tidak lepas dari figur para kyai dan bunyai-nya. Salah satu bentuk tirakat yang lazim dilakukan adalah puasa. Mulai dari puasa senin-kamis, ayyamul bidh, mutih, ya man huwa, dan masih banyak lagi. Pondok pesantren yang menerapkan puasa Ya man huwa adalah pondok pesantren API Tegal Rejo Magelang dan Darul 'Ulum Jombang.

Kata "Ya Man Huwa" diambil dari potongan do'a yang dibaca berulang-ulang selama melaksanakan puasa tersebut. Puasa Ya Man Huwa merupakan puasa dengan cara menghindari makanan yang berasal dari sesuatu yang berunsur hewan, maupun produk olahannya.

Dalam versi yang lain, peralatan makan atau masaknya pun juga harus terbebas dari bahan yang berunsur hewani. Misalnya, pisau yang sudah digunakan untuk memotong daging tidak boleh lagi digunakan. Minyak bekas menggoreng ikan atau telur juga tidak boleh digunakan lagi, harus menggunakan minyak yang baru, dan lain sebagainya.

Puasa ini bisa juga disebut dengan diet vegan. Sama seperti puasa Ya Man Huwa, seseorang yang menjalani diet vegan juga menghindari makanan yang mengandung unsur hewan, termasuk bumbu-bumbu dan kaldu instan, keju, susu, telur, dan lain-lain. Mereka hanya mengonsumsi makanan dan minuman yang berasal dari tumbuhan. Tak hanya itu, seorang vegan juga tidak menggunakan barang atau produk yang mengandung unsur hewani. 

Diet Vegan disinyalir dapat menurunkan resiko penyakit degeneratif seperti kanker, penyakit jantung, hipertensi, diabetes, rheumatoid arthritis, dan masih banyak lagi.

Hal ini disebabkan oleh pola makan yang terjaga. Sehingga dapat dikatakan bahwa dengan menjalani diet vegan atau mengamalkan puasa Ya Man Huwa, kita memiliki kemungkinan hidup lebih lama.

Menurut dr. I Made C Wirawan, "Pada prinsipnya, diet itu mengatur porsi makan, sementara puasa itu mengatur waktu makan. Keduanya bagus jika bisa dilaksanakan secara bersamaan". Pada pelaksanaannya, puasa Ya Man Huwa menggabungkan antara diet vegan--mengatur porsi makan berdasarkan jenis makanan yang boleh dimakan dan puasa itu sendiri --mengatur jadwal makan yakni pada saat sahur dan berbuka.

Selain mendapatkan tubuh yang sehat, kita dapat melatih diri melawan hawa nafsu dari memakan segala hidangan pada saat puasa, juga mendapatkan pahala.

Jika perut dipenuhi dengan makanan yang memiliki unsur-unsur hewani, maka sifat-sifat kehewanan itu yang akan muncul pada diri seseorang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sifat seseorang tergantung dengan apa yang ia makan.

Oleh karena itu, untuk mengurangi sifat-sifat kehewanan dan mendetoksifikasi tubuh, maka kita dianjurkan untuk melaksanakan puasa Ya Man Huwa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun