Mohon tunggu...
Bayu Ramadhan
Bayu Ramadhan Mohon Tunggu... -

Menulis adalah caraku menumpahkan isi kepala ini

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Para Pencela

19 November 2017   21:41 Diperbarui: 19 November 2017   23:06 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Setiap hari belalu begitu saja

Tanpa pernah memberi arti

Seperti pohon yang meranggas

Daun keringnya diterpa angin kemarau

Jiwanya kering tak basah lagi

Tenggorokannya haus ingin minum

Hatinya meranggas

Karena hujan tak kunjung turun

Mungkin iya akan mati

Atau akan hangus

Terbakar kebencian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun