Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gamang Menghadapi Pensiun? Keluarga Dokter Herdiarto Punya Resepnya

9 Oktober 2016   08:50 Diperbarui: 9 Oktober 2016   09:17 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="dr. Herdiarto Syaifudin SpOG"][/caption]

Kunjungi orang yang sudah pensiun, kelak Anda juga dikunjungi ketika sudah pensiun”

Kata-kata di atas sederhana namun sarat makna sekaligus doa. Kata-kata terucap oleh dr. Titik Mukartini ketika Minggu kemarin kami berombongan mengunjungi beliau. Beliau adalah kepala dinas kesehatan sekaligus istri dr. Herdiarto Syaifudin Sp.OG dokter sekaligus direktur rumah sakit tempat kami bekerja tahun 2000-an.

Kunjungi orang yang sudah pensiun, ini adalah harapan dari pensiunan. Kesepian dan mesara sendiri sering dirasakan para pegawai setelah pensiun.

Kelak Anda akan dikunjungi ketika sudah pensiun, ini adalah doa dimana diharap para calon pensiunan (yang belum pensiun) tetap sehat sehingga mampu bertahan sampai pensiun, bahkan bisa dikunjungi setelah pensiun.

Pensiun adalah merupakan kebanggaan dari Pegawai Negeri Sipil, dimana tugas dan kewajiban sebagai abdi negara sudah lunas dan paripurna, namun untuk sebagian pegawai banyak yang tidak siap menerima keadaan tersebut, sehingga mengalami post power syndrome yang berakibat pada penurunan daya tahan tubuh dan penurunan kemampuan secara psikologis.

Banyak diantara mereka menderita secara fisik yang harus berakhir dengan keluar masuk ke fasilitas kesehatan alias sakit-sakitan, banyak juga dari mereka yang uring-uringan, serba salah dan sering menyalahkan diri sendiri atau orang disekitarnya karena ketidak siapan secara mental memasuki masa pensiun meski dari usia sudah seharusnya masuk masa pensiun.

[caption caption="Dr. Titik Mukartini berbaju hijau, masih enegik di masa pensiun"]

[/caption]
Hampir sepuluh tahun beliau berdua pensiun, namun secara fisik masih optimal. Gaya bicara masih seakrab dan sehangat dulu. Beliau orang yang disiplin pada pekerjaan maupun waktu. Bu Titik bahkan masa pensiun nya diperpanjang sampai 4 tahun.

[caption caption="dr Herdiarto Syaifudin SpOG"]

[/caption]
Banyak cerita unik dan heroik ketika bertugas dengan beliau, khususnya dr. Herdiarto. Sebagai dokter kandungan dan kebidanan di tahun 90-an yang masih langka. 1 dokter untuk 3-4 kabupaten kala itu. Dimana masih minimnya tenaga kesehatan, dan tingkat kesadaran terhadap kesehatan terutama masih tingginya angka kematian ibu dan bayi.

SDSB, itulah Pak Her kala itu.Sisa Dukun Sisa Bidan kondisi pasien yang sudah jelek dan sudah tidak ada pilihan lagi selain harus dikerjakan saat itu juga. Rujukan dari Pacitan, Trenggalek, ataupun Wonogiri sering kali terlambat diselamatkan ketika sesampai di rumah sakit Ponorogo kala itu. Transportasi dan kurang nya pengetahuan masyarakat menjadi kendala untuk bisa lebih cepatnya penanganan.

Pernah suatu kali karena semalam sudah operasi 7 kali kami sudah teler, saya dan teman satunya mengakali kalau baju operasinya habis (baju ganti kami sembunyikan). Tapi dokter Herdiarto tidak peduli kami berempat terpaksa cuma memakai celana dalam dan kaos dalam lalu memakai gaun operasi. Kejadian tersebut saya ceritakan kemarin waktu berkunjung ke kediamannya. Gelak tawa meledak karena ulah saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun