Sambil menangis dia membantu saya untuk mengemasi barang-barang.
Barang yang sekiranya gak penting sudah saya suruh ninggal. Tapi dasar perempuan semua di kemas dalam 7-8 kantong plastik putih dan hitam. Lalu biar gak repot saya taruh di dekat kaki dan samping jenasah di atas kereta.
Mirip habis belanja di mall.
Tidak bisa lewat lift karena lift tidak muat dengan ukuran tempat tidur pasien (kereta)
Lorong panjang menuju kamar jenasah sepi, tidak seperti hari sebelumnya bertemu beberapa pengantar jenasah dari ruang lainnya.
"Mas... Suamiku sudah mati. " Tanyanya lagi, aku geleng kepala kode gak mau lagi untuk kali ke 3 buka penutup jenasah bagian muka. Perempuan itu akan terus bertanya dengan pertanyaan yang sama ketika kami istirahat ambil nafas.
Ponorogo, 31 Juli 2021