Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Spektakulernya Festival Bumi Orek-orek yang Jadi Puncak Perayaan Hari Jadi Ngawi

21 Juli 2018   19:13 Diperbarui: 22 Juli 2018   12:38 2729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sruti Respati dan Dewa Budjana tampil memukau di BOAF 2018

Nuansa merah begitu ketara saat memasuki benteng pendem, benteng Van Den Bosch yang menjadi lokasi Festival Bumi Orek-orek Ngawi. Benar-benar lupa kalau tempat yang dicap angker tersebut menjadi lokasi festival.

Sorot lampu merah menjadi latar belakang berpadu dengan tembok bangunan beteng. Luar biasa kesan etnik, sederhana, namun terlihat modern. Warna merah yang dominan seakan mengisyaratkan kalau roda pemeritah Kabupaten Ngawi lekat dengan partai merah.

Kesan angker sirna, tatkala tata lampu spektakuler mengiringi irama jazz
Kesan angker sirna, tatkala tata lampu spektakuler mengiringi irama jazz
Batik khas ngawi ditampilkan diiringi lagu
Batik khas ngawi ditampilkan diiringi lagu
Ini adalah hajatan dalam rangka hari jadi Ngawi ke 660. Mengambil tema "Bumi Orek-orek Art & Culture Festival BOACF) 2018" diharapkan terjadi perpaduan antara seni budaya khas Ngawi dengan keberadaan Benteng peninggalan Belanda tersebut, jelas Rahmad Didik Purwanto Kepala Disparpora Ngawi.

Dipilihnya Benteng Van Den Bosch sebagai lokasi dengan harapan sebagai  wahana promosikan agar Benteng bersejarah tersebut lebih dikenal secara nasional.

Festival ini adalah kali pertama dikemas dalam konser budaya, menampilkan 11 karya seni dari perwakilan kecamatan di Ngawi. Seni budaya khas, serta sendra tari mengambil tema sejarah tiap kecamatan  yang terwakili.

Menurut Desy salah satu volunteer acara,  ada 1000 penonton setiap hari yang mengunjungi benteng selama acara dihelat.

Bupati Kanang, Sruti, dan Dewa Budjana
Bupati Kanang, Sruti, dan Dewa Budjana
Acara dihelat selama 2 hari, dengan mendatangkan musisi kondang Jaduk Ferianto di hari pertama dan di hari kedua menampilkan Sruti Respati berpadu dengan Dewa Budjana.

Penampilan budayawan dan seniman nasional membuat suasana semakin meriah. Diharapkan pula sebagai bahan pembelajaran bagi seniman lokal sebagai kiat bagaimana perjalanan meniti karir, ujar  bupati Kanang dalam sambutan penutupnya. 

Melalui festival ini diharapakan seni budaya lokal terangkat, begitupun benteng pedem semakin dikenal dalam cakupan nasional. Harapan benteng pendem menjadi cagar budaya terus disuarakan, dengan harapan pemerinah pusat melakukan revitalisasinya.

Menurut Bupati Ngawi, kehadiran jalan tol Ngawi, dimana keluar gerbang tol mencapai kota hanya butuh 5-10 menit sudah terasa dampaknya.

Batik khas Ngawi di tampilkan model di festival
Batik khas Ngawi di tampilkan model di festival
Pakaian  yang dipakai oleh artis adalah produk lokal, batik khas ngawi, begitupun  materi pendukungnya. Acara tersebut sekaligus  mirip peragaan busana, produk lokal dan perancang lokal. Dengan harapan produk Ngawi bisa dikenal khalayak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun