Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Jumok Putri, Air Terjun Milik Pribadi Seorang Warga di Tawangmangu

26 April 2018   10:58 Diperbarui: 26 April 2018   14:59 4048
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jumok Putri, air terjun sisi utara di ladang Subali

Entah apa yang ada dalam pikiran pak Subali, saya anggap aneh namun juga nyata adanya.

Tiga bulan yang lalu dia bermimpi ditemui sepasang orang tua, berpakaian hitam-hitam berambut panjang. Dalam mimpi tersebut dia disuruh membersihkan sungai yang melintasi ladang berbatu miliknya. Ladang bertebing yang selama ini hanya bisa ditanami ketela dan pisang.

Awalnya Pak Subali menganggap biasa pada sungai yang membagi ladangnya menjadi dua bagian, sungai yang mengalir dari atas bukit dan airnya bermuara pada sungai yang lebih besar dari aliran gunung Lawu. Sungai yang selama ini hanya iya manfaatkan untuk membersihkan badannya setelah seharian di  ladang. Sungai tak pernah kering airnya meski di musim kemarau.

Sebenarnya sungai ini sepasang, yang satu mengalir ke arah Utara seperti yang di foto ini, sedangkan satu lagi ke arah barat daya di balik bukit lokasinya sangat curam katanya.

Subali menunjukkan rekaman video tentang sosok hitam yang sering mendatangi nya lewat mimpi
Subali menunjukkan rekaman video tentang sosok hitam yang sering mendatangi nya lewat mimpi
Dalam mimpi dia disuruh menamai Jumok Kakung untuk yang dibalik bukit dan Jumok Putri untuk yang mengarah ke jalan raya ini. 

Dia mempekerjakan 4 orang untuk membersihkan dan membuat jalan. Sekitar 10 hari sehingga kondisinya sudah bisa dinikmati seperti sekarang ini. 

Sekarang sudah ada lahan parkir yang bisa memuat 4-6 mobil, dan motor bisa naik ke arah air terjun sekitar 50-an meter.

Lokasi ini berada di jalur besar jalan baru, jalan tembus Magetan-Karanganyar, tepatnya di wilayah Tawangmangu. Lokasi ini sering terlewatkan karena hal baru dan berasa di dekat tikungan. Mungkin perlu papan penanda supaya bisa menarik perhatian orang yang lewat.

img-20180426-wa0052-5ae145cddd0fa8523e45ed22.jpg
img-20180426-wa0052-5ae145cddd0fa8523e45ed22.jpg
Berkali-kali ada orang Solo, Yogyakarta, dan Jakarta yang ingin membeli lahannya meski tanahnya masih berupa berupa surat petok tanah belum bersertifikat. Subali gak bakalan menjual lahannya warisan dari leluhurnya, dia juga takut pada sosok orang tua yang berkali-kali mendatanginya dalam mimpi agar terus menjaganya.

Dari uang parkir suka rela dia bisa menutup pengeluaran ongkos pekerjaaan bersih-bersih lahan. Saban hari bisa mengumpulkan uang 50-10 ribu, kalau hari libur bisa sampai 200 lebih. Pengunjung digratiskan tidak ada pungutan tiket masuk, hanya kota amal seikhlasnya yang dia taruh di lokasi parkirannya.

"Pak jangan diliput dulu sebelum 3 bulan." Pesannya 3 bulan yang lalu sesuai permintaan orang yang berada dimimpinya. Kini sudah lebih 3 bulan saya sudah diijinkan upload foto dan menulisnya.

Dia mengatakan sering dibantu makhluk tak kelihatan dalam membersihkan lahan, sehingga pengerjaan bisa lebih cepat dan katanya mustahil memindahkan batu sebesar mobil bisa terlaksana.

Sempat ditunjukkan video tentang orang dalam mimpinya, tapi tidak boleh dicopy. Dalam  video tersebut samar-samar orang berjubah hitam dengan suara parau. Itu video yang sempat diambil ketika pengerjaan lahan.

Sempat ditunjukkan foto air terjun yang bisa berwarna putih atau terkadang biru tergantung permintaan pak Subali. Meski menurut saya foto tersebut bayangan air terjun tertempa sinar matahari sehingga mirip pelangi. Matahari yang hanya bisa menyinari tempat ini pada waktu jam 10 pagi sampai 3 sore.

Untuk ke depannya dia akan membangun warung dan rumah kecil di tempat ini.

Ketika ditanya apakah pernah ada orang pemerintahan yang mendatangi tempatnya? Dia menggeleng.

Masih perawan dan minim fasilitas, sehingga Subali masih menggratiskan lahannya
Masih perawan dan minim fasilitas, sehingga Subali masih menggratiskan lahannya
Orang pemerintahan biasanya kalau sudah jadi dan ramai baru datang, tinggal enaknya saja katanya. Dia pasrah bila suatu saat lahannya dikelola oleh pemerintah. Paling tidak dia sudah melakukan apa yang diperintah oleh yang datang lewat mimpinya.

"Jangan takut mimpi mas, hal besar sering berasal dari mimpi." Katanya. Angen-angen atau cita-cita juga merupakan mimpi, kalau kita bisa mewujudkan mimpi apa salahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun