Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

1 Jam Tahunan Baru di Lokalisasi Dolly

5 Januari 2012   11:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:17 2326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dan aku amati cuma bok wadah ban cadangan belakang yang pecah, lainnya nggak ada.

"Enak saja 300, wadah ban ini beli nggak boleh 1 juta enak saja ngomong..." gertak saya.

"300 mas, saya cuma bawa uang segini...." ucap pengemudi Innova sambil menyerahkan lembaran ratusan ribu.

Akhirnya uang tersebut terpaksa aku terima, dan segera aku melanjutkan perjalanan ke arah Madiun.

[caption id="attachment_153536" align="aligncenter" width="491" caption="Penutup Roda Cadangan"]

1325762265372483732
1325762265372483732
[/caption]

Namun baru saja sampai Traffic Light berikutnya otak kotorku mulai berputar, "Aku sekarang pegang uang 200 dan barusan dapat tabah 300 jadi total jadi 500..."gumanku.

Segera mobil kuarahkan balik menuju arah Surabaya lagi, langsung bundaran Waru belok kiri, langsung meluncur di jalan Ahmad Yani,  terus ke arah Wonokromo- jalan Darmo Raya-jalan Diponegoro Raya-jalan Banyu Urip-jalan Banyu Urip Kidul-jalan Gunung Punden-sampai jalan Kupang.

Sesampai di jalan Kupang aku bingung mau kemana, kok mengemudi begitu saja tanpa rencana.

Instingku mulai main, mobil kuarahkan ke jalan Putat Jaya, wakakakakaka disinilah tempat lokalisasi terbesar di Indonesia.

Langsung saya menuju parkiran mobil lokalisasi, dan baru saja keluar mobil sudah dikasih karcis oleh petugas parkir sambil bilang, "Mas parkirnya per 1 jam 100 ribu."

"Mahal amat....." kataku sedikit kecewa, sambil melangkah pergi dari tempat parkir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun