Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Cerita Petani dan Buruh Tani Madiun

10 November 2014   04:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:12 719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mereka berangkat bekerja bersama-sama dan pulangnya bersama-sama memakai 2 kendaraan, yang satu alat perontok padi yang dimodifikasi bisa untuk dinaiki meski terlihat berbahaya, dan satunyanya lagi naik pick up terbuka. Ongkos bahan bakar mereka tanggung bersam-sama dengan iuran dari hasil kerjanya.  Meski berbahaya mereka seakan mengesampingkan resiko tersebut, dan untuk menghindari polisi lalu lintas mereka melewati jalan-jalan kecil jalan pintasan.

14155377921309304635
14155377921309304635
doz... orang madiun menyebut traktor pemanen ini

Tak jauh dari lahan bu Partini, nampak pula traktor pemanen padi masih meraung-raung di tengah sawah. Orang Madiun lebih suka menyebut Dozz. Dan saya pun penasaran ingin mendekat, kepingin tahu apa perbedaan panen dengan tenaga manusia dengan panen dengan tenaga mesin kayak mesin dozz ini.

Untung pemilik dozz berada di pinggir sawah tempat saya memotret, sementara 3 anak buahnya bekerja mengoprasionalkan mesinnya,

"Ongkosnya harian atau per luas lahan pak" tanya saya.

"Per kotak mas, sak kotaknya 350 ribu, yang punya padi tinggal nunggu di jalan besar ini, karena padi keluar langsung dimasukan karung, dan tinggal terima bersih." jawab pak Karno pemilik doz.

"Sehari bisa dapat berapa kota pak?" tanya saya.

"Antawis 4-5 kotak mas..." jawab pak Karno.

Luar biasa, lebih hemat tenaga, lebih hemat biaya, dan praktis dibanding dengan tenaga manusia. Dan pemilik sawah tinggal menungu di jalan besar sambil mengawasi tanpa mengeluarkan uang makan dan jasa angkut dari tengah sawah ke tepi, tanpa harus tapen (memisahkan yang kotor dan bersih), karena sudah ada blowernya yang memisahkan kotoran dengan padinya.

14155385821543590519
14155385821543590519
lebih praktis dan hemat, padi bersih dan sudah sampai pinggir jalan besar

1415537830130618003
1415537830130618003
tinggal jalan dikit, tidak perlu tenaga banyak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun