Mohon tunggu...
Santoso
Santoso Mohon Tunggu... Guru - Petani Muda dan Penulis

Menulis itu indah dan Berbagi itu berkah (Bung Santoso) Cogito Ergo Sum; Aku Berfikir Maka Aku Ada (Descartes)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mentalitas Guru Masa Pandemi

25 November 2020   06:29 Diperbarui: 25 November 2020   06:30 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

*Oleh : Santoso, S.Sos

Tanggal 25 November 2020 Bangsa Indonesia memperingati Hari Guru Nasional. Pemerintah Indonesia, melalui keputusan Presiden Nomor 78 tahun 1994 menetapkan hari lahir PGRI yakni 25 November yang kemudian setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Guru Nasional. 

Jika melihat sejarah penetepan Hari Guru Nasional, peringatan tersebut diawali dengan riwayat berdirinya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Organisasi PGRI berawal dari Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) pada tahun 1912.

Kemudian, pada tahun 1932, PGHB berubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Pada saat zaman penduduk jepang, PGI dilarang melakukan kegiatan sebab segala organisasi pada waktu itu dilarang berdiri. 

Pada saat Indonesia sudah merdeka pada tahun 1945, dilakukan kongres Guru Indonesia tepatnya pada 24-25 November 1945 di Surakarta. Pada kongres tersebut dibentuklah organisasi PGRI untuk mewadahi semua guru yang ada di Indonesia.

Tahun ini Bangsa Indonesia kembali memperingati Hari Guru Nasional. Berbeda dengan tahun sebelumnya, sebab peringatan Hari Guru Nasional pada tahun  2020 diuji dengan adanya Pandemi Corona. Pandemi Corona tidak hanya berdampak pada stabilitas bidang perekonomian. Tetapi juga berimbas pada dunia pendidikan.

Selama Pandemi Corona proses  pembelajaran tatap muka ditiadakan. Beberapa daerah masih melaksanakan pembelajaran dengan sistem berbasis Online (During). Hal ini menjadi tantangan bagi peserta didik serta pengajar yakni guru.

Sebagai penggiat pendidikan, guru berupaya keras untuk mensukseskan kegiatan belajar ditengah-tengah kondisi pandemi ini. Suasana yang biasanya guru dapat melihat langsung bagaimana peserta didik melakukan akktivitas belajar, kini harus berubah melihat peserta didik melalui layar kaca secara terbatas. Artinya, tidak secara utuh dapat meihat kondisi siswa baik dalam ranah belajar maupun perilaku siswa.

Terlepas dari bagaiamana kondisinya saat ini, tugas guru sebagai seorang pendidik tetap harus dilaksanakan. Memang jika dicermati, tugas dan peran seorang guru dalam menjadikan generasi-generasi terdidik dan berilmu pengetahuan cukup berat. Idealnya, peran guru harus berusaha menjadi teladan, membangun semangat, meberikan dukungan dan dorongan moral kepada anak didik.

Hal itu sejalan yang pernah disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara; Guru memiliki tiga peran, yaitu di depan memberikan teladan (Ing ngarso sung tulodo), di tengah membangun kemauan dan semangat (Ing madyo mangun karso) dan di belakang memberikan dukungan (Tut wuri handayani).

*Ketegaran Guru Mendidik Siswa

Dalam kondisi yang masih dilanda Pandemi Corona ini, ketegeran guru benar-benar diuji dalam mendidik siswa. Guru harus memiliki kesabaran yang tinggi dalam memberikan bimbingan dan didikan kepada siswa melalui Online (During).

Pengalaman penulis, sejauh melihat dan merasakan proses pembelajaran online (During) menemukan beberap kendala. Misalnya seperti guru memberikan tugas belajar melalui media Whatsaap, masih banyak siswa yang tidak melaksanakan tugas yang diberikan. Guru harus terus-menerus mengingatkan bahkan menagih tugas-tugas siswa. Disini mentalitas Guru sedang di uji.

Berbeda proses belajar tatap muka sebagaiamana mestinya. Pada saat belajar tatap muka, guru dapat mengkontrol dan mengawasi siswa secara langsung dalam mengerjakan tugas. 

Bukan hanya tugas yang dapat diawasi oleh guru ketika belajar tatap muka, tetapi perilaku --perilaku siswa pun dapat diketahui. Sehingga guru bisa memperbaiki jika ada siswa yang berperilaku kurang baik.

Kondisi pandemi Corona saat ini, mengajarkan seorang pendidik yang harus berfikir ekstra untuk mencurahkan segenap kemampuan dalam memberikan pehamaman kepada siswa-siswinya. Model tingkah-laku siswa yang beragam, tentu menjadi tantangan tersendiri bagi guru, terlebih jarak fisik yang membatasi saat ini.

Pada momentum peringatan Hari Guru Nasional tahun ini, harapanya segenap guru, siswa dan orang tua bersama-sama merenungkan sejenak untuk memaknai peringatan tersebut.

 Betapa pentingnya figur seorang guru dalam mencetak insan-insan cendikia dan berakhlakul karimah. Untuk itu, penyebutan "guru adalah pahalawan tanda jasa" memang sudah layak disematkan kepada para guru. Sebab jasa-jasa guru kelak akan di nikmati oleh siswa-siswi yang tidak ada batasanya. Maka tidak ada kata "mantan guru ataupun mantan murid".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun