Mohon tunggu...
Iip Rifai
Iip Rifai Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Penulis Buku PERSOALAN KITA BELUM SELESAI!, 2021 | Pernah Belajar @Jurusan Islamic Philosophy ICAS-Paramadina, 2007 dan SPK VI CRCS UGM Yogyakarta, 2015

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Cak Dul!

10 September 2022   12:30 Diperbarui: 10 September 2022   13:33 987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika Anda warga Kota Serang, Banten, mungkin tak asing dengan satu tempat kuliner yang berada di Jalan KH. Abdul Hadi No. 4, Kebon Jahe. Banyak tempat kuliner di sekitar wilayah ini, sebenarnya, namun jika Anda pecinta soto, ada satu yang bisa disebut, "Soto Ayam Lamongan Cak Dul", namanya. 

Tempat ini selalu ramai saban pagi hingga siang hari. Parkirannya hanya mengandalkan tepi jalan raya. Tak tanggung-tanggung, petugas parkirnya terpantau dua hingga tiga orang siap menyambut saat Anda turun dari kendaraan.

"Jangan kunci setang, ya!" Kalimat itu yang biasanya petugas parkir lontarkan kepada Anda yang memarkir sepeda motor. Lain cerita jika Anda membawa mobil. Petugas parkir terlihat sangat gesit mengatur laju lalu lintas di jalan raya, selain tugas utamanya tadi. 

Saya tidak tahu persis kapan Cak Dul memulai usaha kulinernya ini. Yang saya ingat sekitar 2015-an, saya pernah mampir di sana. Tempat usahanya yang dulu, bukan di tempat yang sekarang ia berdagang. Dulu, tempatnya kecil, mungkin ia hanya menyewa satu ruangan ruko. Tempat makan pelanggannya saja (hanya) di dalam ruko, di tambah meja makan tambahan di trotoar. Warungnya tak jauh, hanya beberapa meter berseberangan jalan dengan tempat barunya sekarang. Kini, Soto Ayam Cak Dul menempati sebuah bangunan berlantai dua. Artinya, ada kemajuan yang telah ia dapatkan dari laba usaha di tempat sebelumnya.

Di tempat barunya, pegawai Cak Dul bertambah, varian menunya juga bertambah. Pula pelanggannya, tambah banyak. Setiap pagi, saya selalu melintasi tempat ini menuju tempat kuli. Warung Soto Ayam Cak Dul sangat strategis, berada di tengah kota, selalu dilewati para pegawai yang berangkat ke tempat kerja masing-masing. Jika hari kerja (week day), tampak di sana beberapa pelanggannya berseragam polisi, berseragam pemda, berseragam pabrik, pula para pegawai yang tak berseragam. Mereka tampak antre memesan menu masing-masing sesuai selera. 

Varian menu yang tersedia di sana antara lain; soto ayam, soto daging, soto kikil, ada juga "rabeg" sebagai menu tambahan khas Banten. Ditambah toping yang beragam pula; sayap, leher, paha, kepala, ceker dan sebagainya. Pula tambahan kudapan lainnya sebagai pelengkap; ragam kerupuk, emping, uritan, telur asin, sate usus, kulit dan ati ampela. Minuman yang disediakan juga bervariasi, mulai dari air mineral, teh hangat, es teh manis hingga es jeruk, ada di sana. 

Pemandangan berbeda terlihat jika Sabtu dan Minggu (week end), para pelanggan Cak Dul yang datang terlihat santai dan enjoy. Tak ada yang berpakaian resmi (berseragam) seperti hari-hari sebelumnya. Pagi ini saya melihat mereka datang bersama anggota keluarganya, ada yang membawa suami, istri, anak, juga teman atau pacar. Jam sarapan dan makan siang dipastikan ramai. Lantai satu dan dua terlihat sesak dipenuhi mereka para pecinta soto lamongan Cak Dul. Akhir pekan rupanya momentum mereka merayakan hari libur untuk makan bersama dengan orang-orang tercinta. 

Tentang servis (pelayanan) yang diberikan warung soto Cak Dul, jangan tanya! Setelah Anda memesan menu soto favorit kemudian duduk, pesanan Anda segera tiba. Tak usah berlama-lama menunggu meski banyak pelanggan lain yang datang ke sana. Inilah kesan yang saya rasakan, mungkin pula dirasakan pelanggan lain. Pramu sajinya sangat sigap, sat set sat set. 

Soal harga yang ditawarkan relatif sedang, sesuai dengan cita rasa yang bisa dinikmati. Ini, mungkin menjadi faktor kenapa warung Cak Dul selalu ramai dikunjungi pelanggan dari berbagai kalangan setiap harinya. Saya yakin para pembeli datang berulang karena terpikat pada cita rasa yang khas yang disajikan Cak Dul. Kekuatan rasa, intinya. Meski soto Lamongan banyak tersebar di Kota Serang, cita rasa yang menjadi pembeda, selain harga dan pelayanan. 

Ada satu hal yang belum saya temukan jawabannya hingga detik ini. Sejauh temuan di lapangan, saya selalu mendapati beberapa pramu saji laki-laki, khususnya, di beberapa warung Soto Lamongan, termasuk di warung Cak Dul, terlihat bertato, baik di bagian tangan atau bagian tubuh lainnya. Mungkin sebagai penanda atau hanya kebetulan belaka. Perlu telusuran mendalam soal ini. "Ah dugaaan lebay!" jawaban Anda sebagai pembaca, mungkin demikian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun