Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet. Kini berkecimpung di dunia novel online dan digital self-publishing.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Buruk Muka Federasi, Jangan Pelatih yang 'Dibelah'

13 Januari 2023   10:10 Diperbarui: 13 Januari 2023   10:29 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Shin Tae-yong dan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan. FOTO: Twitter/PSSI

Sebagai asisten pelatih, jabatan Bicentini terus dipertahankan ketika Antillen Belanda bubar dan NAVU berganti nama menjadi FFK. Dia kemudian 'naik pangkat' jadi pelatih kepala menggantikan Patrick Kluivert pada 2016.

Kembali kita pakai hitung-hitungan. Dari 2009 hingga 2023, artinya Bicentini sudah membidani timnas Curacao selama 14 tahun. Dan pria kelahiran Nijmegen ini telah menjadi pelatih kepala selama 7 tahun berjalan.

Kini kita punya Shin Tae-yong, pelatih yang merupakan eks pemain tenar pada masanya. Coach Shin juga punya pengalaman mencengangkan di Piala Dunia 2018. Tidak salah jika ada yang berkata, Indonesia sungguh beruntung STY mau melatih di sini.

Diresmikan tepat sebelum wabah Covid-19 merebak, praktis Shin Tae-yong baru menunjukkan kinerja sesungguhnya sejak Piala AFF 2020 yang digelar pada pengujung 2021. Saya yakin kita semua sepakat penampilan timnas Indonesia di ajang tersebut sangat menyenangkan hati.

Penampilan di Singapura tersebut menunjukkan jika Coach Shin terbilang cepat memberi perubahan. Dari semula babak belur di sisa Kualifikasi Piala Dunia 2022, jadi berbalik tampil rancak dan memikat di Piala AFF 2020.

Betul, Indonesia memang lagi-lagi gagal juara. Namun, please deh, tolong tahu diri!

Jangan dulu pasang target juara kalau pemain timnas yang dipunyai mengontrol bola saja masih belum mantap, pergerakan tanpa bola masih amburadul, operan masih sering salah, ketemu Thailand sudah grogi sebelum masuk lapangan.

Progress STY

Belum genap setahun berjalan, di mata saya STY sudah mempersembahkan perkembangan menggembirakan di tubuh timnas. Putaran final Piala Asia 2023 dan juga putaran final Piala Asia U20 adalah buah dari permainan keren hasil sentuhan Coach Shin.

Dari penampilan di Piala AFF 2020, lalu tiga pertandingan di Kualifikasi III Piala Asia 2023, terlihat jelas ada peningkatan performa. Menurut saya, ini timnas terbaik setelah era polesan Ivan Kolev pada Piala Asia 2007.

Kemudian pertandingan melawan Curacao, September 2022 lalu, menjadi bukti lain bagaimana timnas telah banyak berubah.

Satu contoh kecil, nyaris tak ada bola-bola lambung dalam pertandingan tersebut. Tidak seperti era-era sebelumnya, di mana mudah sekali para pemain kita membuang-buang bola dengan tendangan jarak jauh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun