3. Penanaman
4. Pemeliharaan
Penyiraman pada tanaman paprika dilakukan kondisional yaitu bila terlihat media tanam mulai mengering. Sinay (2015) mengatakan bahwa tanaman menggunakan air untuk pembelahan dan pembesaran sel pada tahap pertumbuhan vegetatif.
Penyulaman yaitu penukaran tanaman yang rusak dan kering dengan bibit yang baru. Faktor-faktor seperti tanah yang kering, dan cuaca yang tidak mendukung dapat menyebabkan tanaman layu dan mati. Menurut Hendry (2021), penyulaman adalah kegiatan penanaman untuk mengganti tanaman pokok yang rusak atau mati, tanaman terkena penyakit, dan tanaman jelek sehingga jumlah tanaman yang tumbuh sesuai dengan standar yang ditentukan.
Proses pemupukan paprika terjadi dalam dua fase: vegetatif dan generatif. Pemupukan vegetatif dimulai pada 7, 14, 21 sampai 40 HST dengan hormon pertumbuhan, dan hormon GSA. Hormon GSA diaplikasikan ketanaman dengan cara dikocor. Sedangkan pemupukan fase generatif dilakukan pada umur 30-60 HST dengan menggunakan booster dan hormon pembungaan samai panen. Pemberian GSA pada fase ini dilakukan dengan cara penyemprotan.
Pembumbunan dilakukan saat tanaman berumur tiga minggu atau saat akarnya mulai terlihat di atas tanah dan mulai tumbuh besar. Selama fase pertumbuhan, tanaman hanya dibumbuni sekali dengan media tanah dan kompos yang membantu tanaman menyerap lebih banyak nutrisi. Salah satu nutrisinya adalah unsur N, yang mendorong pertumbuhan batang dan daun. Hidayat (2022). Pembumbunan perlu dilakukan karena volume dan ukuran tanaman akan bertambah seiring dengan pertumbuhannya. Apabila pertambahan tersebut tidak diiringi dengan perakaran yang kuat maka tanaman akan mudah roboh, maka perlu dilakukan pembumbunan untuk menghindari hal tersebut.
Selama persiapan lahan, agen hayati Trichoderma, Beauveria, dan Metarhizium digunakan untuk mencegah resiko hama dan penyakit. Agen hayati adalah mikroorganisme yang menyerang hama yang menginfeksi telur, larva, dan serangga. Metode penerapan agensi hayati bervariasi termasuk kombinasi Trichoderma, Beauva, dan Metarhizium dengan pestisida nabati buatan CV Pendawa Kencana Multifarm. Puji Lestari (2023) mengatakan entomopatogen adalah salah satu agensia hayati yang sering digunakan. Hal ini karena entomopatogen relatif mudah dikembangkan, memiliki daya infeksi yang tinggi dan juga tidak bersifat toksik pada manusia. Beberapa contoh entomopatogen yaitu: Beauveria bassiana, Metarhizium sp., Trichoderma asperellum dan lain sebagainya. Dosis agen hayati adalah 1 sendok makan (15 gram) untuk 10 liter air, dan pestisida nabati adalah 1 tutup botol (10 ml) untuk 1 liter air dengan dosis per tanaman 200 ml. Semua bahan disemprot menggunakan handsprayer.
5 Panen
Panen paprika dapat dilakukan setelah paprika mencapai kematangan penuh, yang ditandai dengan perubahan warna kulit buah menjadi merah cerah, oranye, atau kuning, tergantung pada varietasnya. Umumnya, paprika merah siap panen setelah 70-80 Hari setelah tanam (HST), atau sekitar 2-3 bulan setelah pembibitan. Masa panen bisa berlangsung beberapa kali selama masa produktif tanaman, biasanya sekitar 7-9 bulan.
Pascapanen tanaman paprika dimulai dengan pembersihan yang dimana buah paprika dibersihkan dari kotoran yang menempel dibuah dengan menggunkan kain bersih. Kemudian dilakukan penyortiran, penyortiran dilakukan berdasarkan warna, ukuran, dan bentuk untuk mendaptkan, kualitas yang terbaik. Terakhir yaitu penyimpanan paprika, yang dimana paprika harus disimpan ditempat yang sejuk dan kering untuk memperpanjang umur simpannya.