Pernanda Purba (2214161058) dan Darwin H. Pangaribuan (NIDN 0013016302), Mahasiswa Pascasarjana dan Dosen Jurusan Agronomi Hortikultura, Fakultas Pertanian Universitas Lampung
"Paprika artinya tumbuhan pembuat butir yang berasa anggun sertas edikit pedas berasal dari suku terong-terongan atau Solanaceae. Buahnya yang berwarna hijau, kuning, merah atau unggu jarang dipergunakan sebagai adonan salad atau kuliner "
Pendahuluan
Pertanian memegang peranan krusial dalam perekonomian Indonesia serta terus menjadi penekanan pemerintah. Bagi sebagian penduduk Indonesia, sektor pertanian ialah asal mata peluru primer. Terdapat 38,7 juta jiwa atau sekitar 28 tahun 3% penduduk Indonesia yang bekerja pada sektor ini (BPS, 2021). Sektor pertanian terdiri asal beberapa subsektor, yaitu subsektor pangan, subsektor hortikultura dan subsektor perkebunan. Subsektor pertanian yg setiap tahunnya mengalami perkembangan, salah satunya ialah subsektor hortikultura (Febrica Handryani et al., 2021).
Komoditi hortikultura mirip sayuran, buah buahan, tumbuhan hias serta biofarmaka mempunyai peluang besar buat dikembangkan karena memiliki nilai jual yang tinggi. Paprika sebagai salah satu jenis sayuran yang memiliki potensi besar karena paprika sudah bisa menembus pasar internasional dan nilai jual paprika juga tinggi.
Paprika (Capsicuum annuum L) termasuk ke dalam keluarga terung-terungan (Solonaceae) yang mempunyai rasa manis dan sedikit pedas. Tanaman paprika sudah banyak beredar di berbagai penjuru global termasuk Indonesia. Sesuai data BPS tahun 2020, paprika banyak diproduksi di Daerah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur dan Riau. Budidaya paprika belum banyak dikembangkan pada Indonesia sebab banyak petani yang takut buat melakukan budidaya paprika.
Teknik Budidaya Tanaman Paprika
1. Persiapan Media Tanam
Media yang digunakan buat berkembang biak tanaman dianggap media tanam. Langkah pertama dalam budidaya paprika adalah mempersiapkan media tanam. Bahan dan alat-alat yang digunakan adalah tanah, kompos, polibag, cangkul,dan sekop. Proses pengolahan tanah berikutnya yaitu aplikasi propunik serta agen hayati seperti Trichoderma, Beauvaria, Metarhizium, dan Mikoriza. Dosis propunik adalah 10 mililiter per liter air ,serta dosis setiap agen hayati merupakan 15gr per sepuluh liter air. Aplikasinya dilakukan dengan mencampur Proponic serta agen biologi lalu disiramkan secara merata dimedia yang telah digemburkan. Penambahan bakteri propunik pada media tanam bertujuan buat menaikkan struktur tanah dan selanjutnya mempertinggi kesuburan tanah. Propunik, dikenalmenjadi probiotik pupuk organik, mempunyai kandungan mikroorganisme yang efektif yang bisa membantu mendekomposisi bahan-bahan yang terdapat di dalam tanah.
2. Penyemaian