Mohon tunggu...
Darwin KangGURU
Darwin KangGURU Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar dan Pesiar; Serious Yet Casual

PEMBELAJAR yang menjelajah seraya mencerdaskan = A LEARNER who explores while enhancing

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aroma Teh Ditentukan oleh Penanganan Pascapanen

17 Oktober 2023   16:46 Diperbarui: 17 Oktober 2023   16:53 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tiara Putri Mahardika, 2023 (dokpri)

Penulis: Tiara Putri Mahardika dan Darwin H. Pangaribuan

Mahasiswa dan Dosen Jurusan Agronomi Hortikultura

Fakultas Pertanian Universitas Lampung


"Rasa dan aroma teh yang indah sangat disukai oleh penikmat teh. Demi mendapatkan rasa dan aroma teh terbaik, maka diperlukan teknologi penanganan pascapanen yang optimal"

Tanaman teh dapat tumbuh di daerah tropik dan subtropik dengan penyinaran matahari yang cukup dan musim hujan sepanjang tahun.  tahun. Faktor iklim yang mempengaruhi pertumbuhan teh antara lain curah hujan, suhu, ketinggian, sinar matahari dan angin. Di Indonesia, teh hanya tumbuh di dataran tinggi. Ketinggian tempat (elevasi) mempunyai hubungan yang erat dengan suhu, yaitu semakin rendah suatu ketinggian maka semakin tinggi pula suhunya. Perbedaan ketinggian menyebabkan perbedaan suhu sehingga mempengaruhi pertumbuhan teh (Setyamidjaja, 2000).  

Menurut Widyawati, et al (2018), Jawa Barat merupakan provinsi penghasil teh terbesar, menyumbang sekitar 68% produksi teh negara. Disebabkan oleh zat alkoloid tanin yang terkandung dalam teh, yang dapat merelaksasi dan meningkatkan metabolisme tubuh, teh juga dikonsumsi secara luas oleh masyarakat. Selain itu, rasa dan aroma teh yang indah sangat disukai oleh penikmat teh. Demi mendapatkan rasa dan aroma teh terbaik, maka diperlukan teknologi penanganan pascapanen yang optimal.

Proses pascapanen tanaman teh merupakan serangkaian langkah yang krusial dalam menghasilkan daun teh berkualitas.  Proses pascapanen pada tanaman teh memiliki menfaat yang cukup penting dalam memengaruhi kualitas dan karakteristik rasa serta aroma teh yang dihasilkan.  Dalam memahami dan mengelola dengan baik proses pascapanen, petani teh dan produsen teh dapat menghasilkan produk yang lebih bermutu dan memenuhi harapan konsumen.  Pascapanen tanaman teh di lapangan meliputi pengumpulan pucuk sementara di kebun, sortasi terhadap gulma yang terbawa saat petik, penimbangan sampai pengangkutan pucuk ke pabrik.

Penanganan pascapanen yang tepat menghasilkan kuantitas, bukan hanya kualitas. Kepercayaan konsumen adalah salah satu komponen penting dalam pembangunan berkelanjutan suatu perusahaan, dan hal ini akan sangat berdampak pada perusahaan dalam hal memperoleh keuntungan dan kepercayaan konsumen.  Rasa dan aroma teh yang kaya dan unik dihasilkan oleh proses penanganan dari pemanenan hingga pengolahan yang baik (Putra, 2019). Berkat kualitas teh yang dihasilkan, Indonesia mampu mengekspor teh sebanyak 49.000 ton pada tahun 2018. Ekspor  teh tersebut sebagian besar ditujukan ke Malaysia, Rusia, Pakistan, dan Jerman.

Penanganan pascapanen  adalah rangkaian kegiatan setelah pemetikan,  mulai dari pengumpulan pucuk sementara di kebun, sortasi terhadap gulma yang terbawa saat petik, penimbangan sampai pengangkutan pucuk ke pabrik.

Teknologi yang disarankan untuk proses pascapanen yaitu mesin pemisah tangkai antara pucuk dengan batang, dan terkoyaknya kulit tangkai yang akan menyebabkan menurunnya kualitas mutu teh.  Mesin tersebut memiliki mekanisme getar yang terdiri dari nampan yang berisikan pucuk serta mekanisme hisap yang terdiri dari blower yang juga digerakkan Penggunaan teknologi timbangan digital pada proses penimbangan pucuk merupakan sebuah ide yang bagus. Tetapi dari segi ekonomis timbangan digital ini lebih mahal daripada timbangan analog. 

Namun, kualitasnya pun berbeda karena dengan menggunakan timbangan digital akan lebih akurat. Ada pula kelemahan dari timbangan digital, yaitu perawatan yang cukup rumit karena harus mengganti baterai secara berkala.oleh motor listrik (Sutejo, dkk., 2018). Pada proses penimbangan pucuk dikebun, teknologi yang disarankan yaitu timbangan digital. Timbangan digital dipercayai lebih tinggi keakuratannya jika dibandingkan dengan timbangan analog. Saat ini PTPN 8 masih menggunakan timbangan analog yang dimana jika pucuk sedang ditimbang dan terjadinya pergerakan, maka berat akan berubah.

Tiara Putri Mahardika, 2023  (dokpri)
Tiara Putri Mahardika, 2023  (dokpri)

Penggunaan teknologi timbangan digital pada proses penimbangan pucuk merupakan sebuah ide yang bagus. Tetapi dari segi ekonomis timbangan digital ini lebih mahal daripada timbangan analog. Namun, kualitasnya pun berbeda karena dengan menggunakan timbangan digital akan lebih akurat. Ada pula kelemahan dari timbangan digital, yaitu perawatan yang cukup rumit karena harus mengganti baterai secara berkala.

Tiara Putri Mahardika, 2023 (dokpri) 
Tiara Putri Mahardika, 2023 (dokpri) 
Proses penanganan pascapanen harus dilakukan sebaik mungkin agar tidak menurunkan kualitas teh yang akan diproduksi. Terdapat rekomendasi terkait penggunaan teknologi baru yaitu mesin pemisah tangkai dan timbangan digital. Pada mesin pemisah tangkai dilakukan agar pucuk dan tangkai dapat dipisahkan agar kualitas teh tetap terjaga. Sedangkan timbangan digital digunakan untuk meningkatkan akurasi beban pucuk dalam waring di kebun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun