Mohon tunggu...
Bung Amas
Bung Amas Mohon Tunggu... Jurnalis - Kolektor

Pernah kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unsrat Manado

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Satukan Pemuda, Presiden Jangan Buat Dagelan

27 Oktober 2019   06:47 Diperbarui: 28 Oktober 2019   03:17 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi dan Logo KNPI/sumber: Dokumen KNPI 

Harusnya KNPI dibuat solid. Tidak perlu ada dua, atau bahkan tiga KNPI. Kondisi keretakan pemuda yang ada di KNPI, bertanda buruknya solidaritas pemuda. Lenyapnya rasa persatuan.

Pemuda lebih mengedepankan ego sektoral. Memelihara konflik, ketimbang berdamai. Padahal pekerjaan penting pemuda cukup banyak yang menanti. Bukan sekedar menghabiskan waktu di KNPI dengan memperluas konflik. Sampai terkesan, polarisasi konflik diwariskan.

Suasana berorganisasi yang sepatutnya ditinggalkan. Jika makin terbelahnya pemuda di KNPI dibiarkan. Baiknya, KNPI dihilangkan saja. Kita warga KNPI merundukan organisasi yang menjatukan pemuda ini mengambil andil strategis. Melakukan ekspansi gerakan, sehingga dirasakan rakyat.

Presiden Jokowi di periode kedua harus lebih care terhadap pemuda. Kepedulian itu minimal ditandai dengan menyatukannya KNPI. Pemerintah tidak boleh ikut menyalakan api konflik. Silahkan matikan kobaran api konflik. Buruk kelihatannya bila pemerintah berpihak, bersikap mendua. Seolah memelihara konflik ditengah pemuda.

Jangan hanya faktor kedekatan tertentu membuat pemerintah tidak objektif mengambil keputusan juga. Beribu harapan pemuda Indonesia diberikan kepada Jokowi agar dapat melerai konflik kepemudaan. Satukan pemuda, jangan biarkan pemuda tercerai-beraikan atas konflik struktur KNPI. 

Bahkan sedihnya, KNPI menjadi semacam alat politik. Ini melukai hati pemuda. Proses mendegradasi gerakan pemuda dilakukan dengan telanjang. Pola pelemahan yang tidak sewajarnya dilakukan. Pemerintahlah teladan pemuda Indonesia, tak boleh lemah dalam pengambilan keputusan. Bagaimana pemuda maju sebagai pelopor perubahan?.

Kalau pemuda terjebak dengan konflik. Dan pemerintah menutup mata atas permasalahan ini. Jokowi turun ambil kendali. Ranahnya pemerintah untuk menertibkan KNPI. Tentu akan menjadi dosa sejarah, ketika perpecahan di KNPI ini terus berlanjut. 

Segera diakhiri saja. Konsolidasi pemuda harus dimulai dengan merekonsiliasi struktur kepengurusan KNPI. Lepas ego, sekarang juga demi pemuda Indonesia. Jangan mengikuti nafsu politik meraih kekuasaan, lalu mencederai peradaban kepemudaan.

Pemuda Indonesia akan menulis takdirnya sendiri dalam berorganisasi. Bila yang kita tinggalkan bukan teladan, berarti bersiaplah kita dicaci-maki generasi akan datang. Spirit yang mencerahkan, kebersamaan dan praktek yang terpuji haruslah menjiwai kita generasi muda.

Tanggal 28 Oktober 2019 harus menjadi tonggak penting dalam mengevaluasi gerakan pemuda. Desain strategi untuk memperkuat gerakan pemuda ialah dengan mengintegkan KNPI. Kelalaian kita bersama membuat KNPI terbelah menjadi lebih dari satu menjadi peristiwa buruk dalam sejarah. 

Di era Jokowi periode pertama rakyat bahkan masuk ke babak dualisme. Citra ini buruk disematkan. Utamanya terkait ormas, parpol dan OKP. Kali ini Jokowi jangan buat dagelan lagi. Di periode kedua kepemimpinan Presiden Jokowi harus lebih maju. [*]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun