Mohon tunggu...
Bung Amas
Bung Amas Mohon Tunggu... Jurnalis - Kolektor

Pernah kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unsrat Manado

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Indonesia Diambang Kehancuran

16 Oktober 2019   19:22 Diperbarui: 17 Oktober 2019   06:15 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, hoax dan makar | Maraknya Hoax dan Makar, Indonesia Diambang Kehancuran

SERANGAN terhadap stabilitas Nasional suatu Negara kini tidak hanya dilakukan secara langsung. Melainkan, cara agresi dijalankan melalui pola penyebaran informasi dan stigma. Kita telah saksikan sendiri gencarnya informasi hoax atau pemberitaan abal-abal. Tidak valid, kurang akurat, namun akhirnya dianggap sebagai kebenaran.

Dunia maya menjadi penyangga utamanya. Pemicu lahirnya instabilitas sosial yang serius yaitu munculnya berita hoax. Masyarakat disuguhi informasi yang berbentuk propaganda. Menyedihkannya lagi antara kebenaran dan kesalahan nyaris tak dapat kita bedakan. Maraknya hoax berhasil mengalihkan perhatian pemerintah.

Indonesia telah memasuki era post-truth. Kebenaran nyata bahkan berhasil dianulir pemberitaan media sosial dan informasi virtual. Dunia yang membuat segala hal terkait kebenaran menjadi samar-samar. Kehadirannya dari berbagai lini, bisa dari kalangan masyarakat. Potensinya hoax dapat hadir dari lingkar pemerintah.

Bahkan disinyalir hoax juga dilahirkan dari dapur Istana. Hemat saya, kalau dibuat kanal dengan logika tersebut, maka dapat dikelompokkan ada hoax versi masyarakat. Ada pula hoax versi Istana yang diproduksi pemerintah. Hoax tentu bertujuan menggiring opini. Membuat kebenaran semu, menjadi mesin pembunuh bagi kesadaran publik.

Pada konteks tertentu, hoax menjadi tragedi. Sebab dari pemberitaan hoax, membuat masyarakat saling curiga. Renggangnya hubungan sosial ditengah masyarakat. Hoax berhasil mengacaukan jagat raya, bukan hanya jagat maya sebetulnya. Penyebaran hoax jika tidak mampu dibendung ikut mengancam keutuhan Nasional.

Betapa tidak, masyarakat akan dibuat berkonflik. Diprovokasi dengan informasi atau berita hoax yang kebenarannya masih diragukan. Mencari solusi atas hoax yang makin mengancam keindonesiaan kita yaitu melalui cara edukasi dan desiminasi informasi.

Jangan biarkan masyarakat terseret dan hilang arah dalam rimba informasi yang tidak jelas. Tumbuh suburnya hoax juga ikut mengkonstruksi cara pandang masyarakat. Hoax dapat mengaduk-aduk perasaan publik, memperuncing sentimen yang berakibat fatal. Membuat masyarakat terhasut atas informasi hoax, lalu saling berkonflik.

Maraknya hoax mencitrakan bahwa peradaban kita makin rendah. Infomasi tentang ujaran kebencian, fitnah serta pemutarbalikkan fakta bertengger disitu. Denyut hoax itu berada pada pikiran orang-orang yang sebenarnya sakit jiwa. Mereka yang tidak mau melihat Indonesia aman dan damai. Padahal kita menghendaki perdamaian Nasional. Kuatnya penggiringan opini melalui berita hoax perlu dilawan pemerintah.

Tentu dengan cara-cara manusiawi. Teliti, selektif, rasional, tidak ikut menjadi agen penyebar hoax. Melainkan sebagai pemberi solusi, peneduh bagi masyarakat. Pemerintah melahirkan kesadaran kolektif, bukan hadir dengan tuduhan-tuduhan keji atau stigma buruk. Pemerintah jangan menutup mata atas gencarnya informasi hoax.

Cara penangannya juga harus cerdas. Kurang tepat bila pemerintah sekedar mencounter, kemudian balik mengklaim kebenaran, lalu menyudutkan masyarakat. Kehadiran pemerintah memberi pencerahan. Agar masyarakat menghindar dari aktivitas-aktivitas yang memicu konflik sosial dimasyarakat.

Kejahatan berikutnya adalah makar. Seperti yang kita baca dan tonton di media massa. Makar menjadi label buruk. Karena dampaknya menghancurkan kemanusiaan. Walau kadang makar seperti dikapitalisasi, diarahkan kepada kelompok tertentu. Makar merupakan kejahatan terhadap Negara. Hanya saja, dalam kasuistiknya tuduhan terhadap makar kadang menuai perdebatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun