Mohon tunggu...
Bung Amas
Bung Amas Mohon Tunggu... Literasi progresif

Pegiat Literasi dan penikmat buku politik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Melipat Indonesia

9 April 2025   08:22 Diperbarui: 9 April 2025   15:46 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti demikianlah bahwa tidak semua yang diimpikan rakyat terwujud. Dalam bernegara campur-baur, heterogenitas kepentingan kepentingan kerap melahirkan benturan. Situasi itulah yang memaksa pemerintah hadir bekerja maksimal. Pemerintah wajib menjawab kegelisahan, impian, dan cita-cita rakyat yang complicated itu.

Bagi pemerintah, tentu mudah. Karena telah dimodali, diberi alat atau atribut yang luar biasa dalam mengintervensi, memfasilitasi kepentingan rakyat. Peralatan-peralatan itu disuplai dari pajak yang ditarik dari rakyat, penerimaan negara bukan pajak (PNBP), sumber daya alam yang melimpah ruah, retribusi, hasil usaha desa, swadaya masyarakat, dan juga hibah. Faktor itu yang membuat pemerintah kaya raya, serba bisa.

Seluruh kerja aparat pemerintah disubsidi rakyat. Dari uang rakyat. Maka tidaklah salah harapan rakyat yang banyak dan beragam itu harus diikat dalam sebuah bingkai kemajuan. Rakyat harus disejahterakan pemerintah. Indonesia maju untuk semua menjadi impian indah seluruh rakyat Indonesia.

Tidak boleh mimpi-mimpi indah rakyat itu dibunuh. Pesimisme, keputusasaan, kecemasan ditumbuhkan dengan cara tekanan dan intimidasi yang dilakukan oknum aparat negara. Haram hukumnya. Ketika pemerintah telah menempuh jalan tutup mata, mengabaikan, tidak peka terhadap jeritan rakyat, itu tandanya ''kiamat'' akan tiba.

Pemerintah dianggap sebagai ''malin kundang''. Kita berharap hal-hal buruk yang demikian itu tidak terjadi. Sulit untuk dipungkiri memang ada rakyat kita yang khawatir pemerintah nantinya bersekongkol dengan investor, para pengusaha, konglomerat, dan oligarki, lalu menggusur, melibas rakyat habis-habisan. 

Dalam teorinya, pemerintah tidak boleh serampangan mengelola negara. Semua yang dilakukan harus terukur, berpihak pada rakyat. Tidak boleh sama sekali pemerintah mendikotomikan rakyat. Begitu pula dengan adanya pemikiran anti kritik dan perasaan alergi terhadap keresahan rakyat yang mengemuka.

Masukan, saran, kritik, dan protes rakyat memang dibutuhkan. Dikala semua pemangku kepentingan bersatu, berfikir maju, dan jernih merespon dinamika sosial berarti tanda kemajuan Indonesia mulai kelihatan. Indonesia harus ditata secara serius, diselamatkan dari para garong yang dicurigai rakyat hingga saat ini masih tercantol, dan menjadi penyusup di dapur kekuasaan.

Bisakah Kita Melipat Indonesia?. 

Yakinlah, ketika semua elemen rakyat termasuk pemerintah pikirannya bersih, sudah pasti negara Indonesia akan maju. Tak boleh menutup mata, mengabaikan jeritan-jeritan rakyat. Kita harus lebih sensitif lagi mendengar rakyat, lalu berusaha sekuat tenaga menunaikan, menjawab, meberi solusi atas jeritan rakyat tersebut.

Kita juga berhentilah berpura-pura. Selera basa-basi, berkamuflase perlu dihentikan. Ayo bersatu melipat Indonesia dari kondisi rakyat yang masih merasakan penderitaan, hidup miskin menuju pada kesejahteraan. Keadilan diberikan setara kepada semua rakyat Indonesia. Kita ''melipat Indonesia'' dari ketertinggalan berorientasi pada kemajuan bersama.

Berfikir maju saja tidak cukup memang. Rakyat berharap ada tindakan nyata, kebijakan yang relevan, program konkrit yang bersifat maju. Korupsi diperangi sampai ke akar-akaranya. Melipat Indonesia dari perilaku buruk oknum pejabat yang terbiasa korupsi agar lebih disiplin. Tidak lagi bermental perampok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun