Mohon tunggu...
Bung Amas
Bung Amas Mohon Tunggu... Jurnalis - Literasi Sampai Mati

Pegiat Literasi dan penikmat buku politik

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Kegelapan Demokrasi, Gibran Perkasa AHY Reborn

13 November 2023   09:29 Diperbarui: 13 November 2023   09:29 775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketum parpol KIM (Dok. Kompas.com)


SEBELUM
bergabung di kubu Prabowo Subianto (Koalisi Indonesia Maju), SBY atau Susilo Bambang Yudhoyono terlihat begitu berwibawa dan dihormati disaat bersama Anies Baswedan dari Koalisi Perubahan.

Selain bargaining politiknya mereduksi, ketokohan SBY dan anaknya Agus Harimurti Yudhoyono, yang akrab disapa SBY nyungsep. SBY seperti tertutup kabut gelap dan kubangan kegelapan demokrasi. Miris memang, juga menyedihkan.

Tak kalah kita melihat wajah dan ekspresi AHY saat Gibran Rakabuming Raka, berpidato di Indonesia Arena, Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Rabu, 25 Oktober 10 2023. AHY terlihat begitu tidak percaya diri. Politisi berwawasan luas seperti AHY akhirnya "reserve" rasa malunya.

Seperti hilang harapan dan tidak dianggap sama sekali. Sebelumnya AHY dan Parati Demokrat begitu diberi posisi yang terhormat di kubu Koalisi Perubahan. Kini berbalik, AHY seperti kehilangan arah politik.

Bahkan, ada beberapa pihak menyebut AHY kehilangan kesempatan, terjepit dibawah bayang-bayang Gibran yang merupakan politisi kemarin sore. Tatapan AHY disaat itu seperti menggambarkan tatapan kosong, tak ada lagi energi optimisme.

Benarkah AHY merupakan korban dari praktek politik baperan ala SBY?. Padahal, AYH begitu memiliki tempat yang istimewa sebelum bergabung dengan KIB. Jarum waktu memang tak bisa diputar ulang.

Momentum Pilpres 2024 dalam hal penentuan posisi koalisi, AHY begitu sangat tidak diuntungkan. Jika bersabar dan tetap bergabung dengan Anies Muhaimin, AHY akan menjadi panglima tempur yang kuat untuk memenangkan Anies Muhaimin. Minimal tidak seperti sekarang yang ada, dan tidaknya tak diperhitungkan Prabowo Gibran.

Publik juga berharap AHY tidak menjadi "gelandangan politik". Begitupun Partai Demokrat insya Allah tidak mendapatkan imbas elektoral yang negatif. Perlakuan emosional, atraktif, penuh kebencian, dan demonstratif yang dilakukan kader-kader Partai Demokrat merobek, menurunkan Baliho bertuliskan Anies Baswedan, sungguh tidak elok.

Sebagai pegiat literasi, kita berharap tidak ada pemikiran yang dikembangkan bahwa SBY dalam siklus politik 2024 mendapatkan karma politik. Beliau adalah sosok Presiden Indonesia 2 periode, seorang politisi yang ahli strategi. Namun, kali ini rasanya seperti ditelan kegelapan.

Nyaris tidak muncul lagi di media massa. SBY begitupun AHY seperti sengaja dikunci ruang geraknya dalam KIB. Peran kunci dan strategis tidak lagi diberikan Prabowo. Ambisi AHY menjadi Cawapres lenyap.

Perubahan drastis terjadi, power politik Presiden Jokowi menihilkan semua cerita kehebatan SBY. Rasanya Jokowi menjadi pemain tunggal di kubu Prabowo Gibran. SBY ditempatkan sebagai sekadar masa lalu, sangat ironis. SBY perlu menjadi ayah asuh politik yang baik seperti Jokowi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun