Mohon tunggu...
Bunga JelitaTrianti
Bunga JelitaTrianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Mercu Buana

43221010112 - Dosen Pengampu : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak - S1 Akuntansi Mata Kuliah Sistem Informasi Akuntansi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kuis 1 - Memahami Sedulur Papat Limo Pancer Kearifan Lokal Indonesia

25 Oktober 2022   15:58 Diperbarui: 26 Oktober 2022   15:36 2078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sedulur Papat Limo Pancer Kearifan Lokal Indonesia 

Nama : Bunga Jelita Trianti 

Nim : 43221010112

Dosen Pengampu : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak 

Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB

Universitas Mercubuana 


Sumber : Dokumen Pribadi 

Peta Konsep Sedulur Papat Limo Pancer 
Peta Konsep Sedulur Papat Limo Pancer 

Sumber : Dokumen Pribadi 

Habitus Berbasis Kearifan Lokal

Kearifan lokal adalah sebuah identitas atau kepribadian cara hidup masyarakat dinyatakan dalam bentuk kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat yang tinggal di suatu wilayah tertentu dalam kaitannya dengan lingkungan alam tempat manusia tinggal. Kearifan lokal merupakan ciri khas dari etika masyarakat dan nilai-nilai budaya yang diturunkan dari generasi ke generasi. Kearifan lokal juga merupakan asset budaya bangsa yang perlu dijaga dan dipegang teguh,terutama oleh generasi muda untuk melawan arus globalisasi. Dengan kearifan lokal, maka tatanan sosial dan alam sekitar akan tetap lestari dan terjaga. sehingga karakteristik dari masyarakat daerah setempat tidak akan pernah luntur. Cara pandang dan strategi hidup yang berbeda dalam bentuk kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat lokal untuk mengatasi berbagai masalah yang memenuhi kebutuhan mereka.

Apa itu Sedulur Papat Limo Pancer?

Sedulur Papat Limo Pancer merupakan bagian pendamping dari diri manusia yang harus digali, diruwat, diijtihadi, dan harus disinergikan ke dalam kehidupan yang dianggap sebagai penjaga manusia sejak lahir,  setia hingga manusia dapat kembali kepada tuhannya. Dalam istilah Jawa Sedulur Papat Limo berarti (empat saudara dan yang kelima tengah). Menurut pemikiran Jawa istilah itu merujuk pada satu kesatuan wujud manusia Ketika terlahir di bumi. Sehingga istilah tersebut menggambarkan bahwa Ketika satu manusia terlahir ke bumi, maka lahirlah juga ke empat saudara manusia. Istilah 'Sedulur Papat Limo Pancer' ini diyakini oleh penganut kejawen sebagai warisan budaya dari karya Sunan Kalijaga pada abad 15-16. Dahulu istilah ini pertama kali ditemukan pada Suluk Kidung Kawedar, Kidung Sarira Ayu, pada bait ke 41-42. 'Sedulur Papat Limo Pancer' yang dipercaya sebagai satu kesatuan yang saling mempengaruhi dalam diri manusia.

Sedulur Papat memiliki arti saudara empat merupakan teman yang selalu mendampingi manusia dimana saja dan kapan saja selama manusia itu masih hidup. Adapun yang disebut “sedulur papat” sebagai berikut:

1. Watman

Merupakan rasa cemas atau khawatir ketika hendak melahirkan anaknya. Perjuangan seorang ibu yang mempertaruhkan antara hidup dan mati dalam proses kelahiran. Watman disebut sebagai saudara tertua yang menyiratkan menaruh sikap hormat dan sujud pada orang tua khususnya ibu. Perhatian, kasih sayang dan doa seorang ibu menjadi kekuatan besar yang akan mengiringi hidup sang anak.

2. Wahman

Merupakan kawah atau air ketuban yang berfungsi untuk menjaga janin dalam kandungan agar tetap aman dari guncangan. Disaat proses kelahiran terjadi, air ketuban pecah dan musnah menyatu dengan alam, namun akan tetap ada sebagai saudara penjaga dan pelindung diri manusia.

3. Rahman

Merupakan darah persalinan sebagai gambaran kehidupan, nyawa dan semangat. Darah persalinan menjadi saudara yang memberi semangat dalam perjuangan mengarungi kehidupan dan sebagai gambaran kesehatan jasmani dalam hidup manusia.

4. Ariman

Merupakan ari-ari atau plasenta yang berfungsi sebagai saluran makanan bagi janin dalam kandungan. Saudara yang menolong manusia untuk dapat mencari nafkah dan memelihara kehidupannya.

Selain sedulur papat terdapat limo pancer yang berarti badan jasmani manusia atau diri manusia itu sendiri. Pancer atau pusat dimaknai sebagai "Ruh" Yang ada dalam diri manusia dimana akan mengendalikan kesadaran seseorang agar tetap “eling lan waspodo”, ingat pada Sang Pencipta dan menjadi insan yang bijaksana. Jadi sedulur papat berperan sebagai potensi ataupun energi aktif simbol pelindung dari berbagai bahaya. Sedangkan pancer diartikan sebagai pengendali kesadarannya. Mereka merupakan saudara penolong sebagai pusat dan pengontrol dari ke empat saudara dalam kehidupan. Orang jawa sendiri menjadikan Sedulur Papat Limo Pancer sebagai pedoman, pakem, atau aturan dalam berbagai kehidupan manusia.

Metafora Sedulur Papat Limo Pancer (Dimensi Ruang dan Waktu)

Salah satu filosofi Kiblat Sedulur Papat Limo Pancer diartikan sebagai empat arah mata angin yaitu timur, selatan, barat dan utara sedangkan Limo Pancer yang berarti tengah. Orang Jawa sendiri kedalam nama-nama hari jawa (pasaran) yang menjadi penentu jodoh, rezeki, dan nyawa manusia. Konsep pakem tentang hari Jawa contohnya seperti:

  • Udara (Timur), sebutannya yaitu Legi atau arah timur yang berarti Nasehat yang membangun sasaran baik. Maka ada hari pasar “Legi”
  • Api (Selatan), sebutannya yaitu pahing atau arah selatan yang berarti banyak Rezeki. Ada juga hari pasar “Pahing”
  • Air (Barat), Sebutannya yaitu Pon atau arah barat yang berarti banyak keselamatan (kebaikan). Terdapat hari pasar “Pon”
  • Tanah (Utara), sebutannya yaitu wage atau arah utara yang berarti Rintangan atau halangan. Maka juga ada hari pasar “Wage”
  • kliwon (tengah atau pusat).

Metafora Sedulur Papat Limo Pancer (Jiwa dan Simbol)

  • Hitam (Utara), Arah utara akan menjadi warna hitam, memiliki karakter yang suka mengkritik serta mencari kesalahan orang lain, memiliki kepribadian suka menggosip, dan karakter yang bisanya hanya makan enak.
  • Putih (Timur), Arah timur akan menjadi warna putih, memiliki karakter serakah atas kekayaan dalam bentuk apapun, bersangkutan dengan kekayaan materi, kepemilikan, harta, tahta dan Wanita. Dengan melupakan asal usul egosime.
  • Merah (Selatan), Arah selatan akan menjadi warna merah, memiliki karakter yang suka membuat kegaduhan atau keributan, menjadi tidak harmonis dan bersifat antagonis.
  • Kuning (Barat), Arah barat akan menjadi warna kuning, memiliki karakter yang mempercayai adanya ilmu ghaib, tipikal karakter yang menyukai semacam ilmu gaib dan menyukai benda-benda pusaka.

Metafora Sedulur Papat Limo Pancer (Tubuh dan Jiwa)

  • Mata (Utara), Sukmanya langgeng berwarna hitam dihuni oleh Batara Sriten.
  • Lobang Hidung (Timur), Sukmanya purba berwarna putih dihuni oleh Batara Bayu.
  • Mulut dan Bibir (Selatan), Sukmanya wasesa berwarna merah dihuni oleh Batara Brahmana.
  • Telinga (Barat), berwarna kuning dihuni oleh Batara Sambu.

Dalam spiritual terdapat beberapa persepsi terkait Filosofi Sedulur 4 Limo Pancer yang dikembangkan dalam berbagai pakem Jawa. Seperti pakem tentatang hari-hari jawa pasaran Legi (Timur), Pahing (Selatan), Pon (Barat), Wage (Utara) dan Kliwon (Tengah/Pusat). Dalam tradisi perwayangan juga dikenal tokoh Punakawan (tokoh wayang: Semar, Petruk, Gareng, Bagong yang menemani dan melayani pusatnya yakni Arjuna). Pada standar periode islam jawa (Keyakinan tentang malaikat : Jibril, Mikail, Isrofil, dan Ijroil) yang akan menbawa manusia untuk mencapai sidrathul Muntaha atau pendamping hidup manusia hingga meninggal menghadap kepada sang ilahi. seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Konteksualisasi Sedulur Papat Limo Pancer secara normatif dapat berupa sarat dengan perlambangan untuk makna yang jauh lebih hakiki. Sedulur Papat juga merambat dalam elemen dasar dalam kehidupan diri manusia, seperti Cipta (pikiran atau akal), Rasa (Perasaan), Karsa (Niat dan Kemauan), dan Karya (Perbuatan yang menghasilkan sesuatu). Semuanya itu yang menjadi satu kesatuan yang saling melengkapi.

1. CIPTA merupakan sebuah kemampuan dalam pikiran yang bersumber dari segala logika, imajinasi, idea, kreativitas dan ambisi. Pikiran yang berasal dalam otak manusia yang dimanipulasi atas informasi untuk membentuk sebuah konsep dalam bentuk penalaran dan pengambilan suatu keputusan. Cipta sendiri muncul Ketika kita berangan-angan, yang selanjutnya dilanjutkan dengan proses berpikir yang pada akhirnya akan menjadi proses penciptaan baik maupun buruk.

2. RASA merupakan pengungkapan emosi atau reaksi afektif atas peristiwa dan pengalaman hidup manusia. Rasa bersemayam di dalam dada yang bersifat tak kasat mata sehingga tidak bisa untuk dikendalikan oleh manusia itu sendiri. Rasa merupakan sistem sensorik yang dapat merasakan sebuah kondisi-kondisi tertentu baik secara fisik maupun kondisi non-fisik. Pengungkapan rasa dapat dinyatakan secara visual, ucapan, perbuatan dan lain sebgainya. Berbagai macam ekspresi emosi yang dapat dirasakan begitu kaya, bahkan jauh lebih kaya daripada Bahasa yang dapat mengungkapkannya. Hal tersebut kemudian munculah keeragaman pendapat yang juga rasa lalu diungkapkan sebagai reaksi yang dapat dirasakan oleh manusia. Seperti munculnya rasa suka, biasa, rasa amat suka, dan favorit. Letak keberagaman manusialah yang kemudian muncul yang namanya rasa secara nisbi dan rasa secara hakiki.

3. KARSA merupakan niat atau kehendak yang ada dalam diri manusia menjadi kekuatan yang di anugrahkan tuhan sehingga membuat manusia menjadi beragam dan istimewa dari makhluk lain yang diciptakan tuhan. Karsa adalah sutu motivasi dalam diri manusia untuk melaksanakan keputusan atau bereaksi untuk berupaya mewujudkan rencananya. Manusia dapat termotivasi oleh rangsangan dari luar, namun juga sebaliknya bisa dari dalam dirinya sendiri.

4. KARYA merupakan suatu Tindakan yakni, aspek pacuan dalam diri manusia yang menghasilkan suatu wujud konkret, sehingga dapat dikenali dan berdampak bagi lingkungan sekitarnya.

Keempat dari elemen dasar yang ada dalam diri manusia akan menjadi “efektif” apabila manusia tersebut bisa dikontrol oleh Pancer dengan kesadaran.

Kenapa disebut sebagai Sedulur Papat Limo Pancer?

Karena dalam pemikiran orang Jawa, istilah Sedulur Papat Limo Pancer memang dipercaya sebagai makhluk ghaib yang dapat mendampingi dan melindungi seorang manusia kemanapun manusia itu pergi, mulai dari manusia itu dilahirkan ke bumi hingga kembalinya manusia kepada sang khalik. Sedulur Papat Limo Pancer digunakan untuk menggambarkan filosofi hidup yang berarti penyelarasan antara jagat kecil manusia dengan jagat besar alam semesta. Sifat sedulur papat limo pancer akan selalu mendampingi manusia sepanjang hidupnya yang dipercaya sebagai satu kesatuan yang saling mempengaruhi dalam diri manusia itu sendiri.

Dalam kepercayaan kejawen kakang kawah dan Adhi Ari-ari yang paling dikenal, kedua saudara itu yang selalu disebutkan Ketika memanjatkan doa bagi sang bayi. Kakang kawah merupakan air ketuban yang mengantarkan manusia lahir ke dunia dari Rahim ibu. Setelah sang bayi lahir, kemudian ari-ari muncul yang disebut sebagai adik (Adhi). Kakang kawah adhi ari-ari yang selalu menemani dan membantu setiap permasalahan kehidupan. Getih berarti darah, selama dalam Rahim sang bayi dilindungi oleh air ketuban juga dilindungi oleh darah juga disebut sebagai penolong untuk hidup. Puser menghubungkan antara bayi dan sang ibu saat berada didalam Rahim. Disebut sebagai penghubung antara anak dan ibu sewaktu dikandungan untuk mendaptkan makanan dan nutrisi. Sedangka pancer yang berarti tubuh sang bayi iu sendiri. Sedulur papat limo pancer itulah yang ditakdirkan untuk mendampingi dan menjaga manusia sampai akhir hayatnya .

Tata Cara Tradisi Sedulur Papat Limo Pancer 

  • Tradisi Ngapit Neptu yaitu suatu tradisi yang dilaksanakannya upacara terhadap kelahiran manusia dengan cara didoakan. Misalnya, manusia yang lahir pada hari selasa kliwon yang berarti tradisi ini dilakukan di antara hari senin wage, selasa kliwon, atau rabu legi dimana hari kelahiran manusia tersebut diapit.
  • Tradisi berikutnya dengan menyiapkan sesajen seperti : Jenang putih yang ditaruh di sebelah timur, Jenang abang merah ditaruh disebelah selatan, Jenang kuning berada disebelah barat, Jenang ireng hitam berada disebelah utara. Sekul bucu rumpuk yang ditaruh ditengah-tengah, Jenang bonang-baning ditaruh antara sekul bucu rumpuk dan Jenang kuning, welat kunir ditaruh di atas sekul bucu rumpuk, dan Bunga ditaruh di antara jenang ireng dan jenang putih.
  • Kemudian tradisi selanjutnya mendoakan sesajen, setelah sesajen disiapkan, dengan mendoakan sesajen dengan menghadap timur yang dipercaya bahwa manusia lahir menghadap ke timur. Doa yang dipanjatkan yakni: “Sedulurku tuwa sing manggon ana kiblat papat lima pancer sira padha nglumpuka tak caosi bujana yen wis rampung padha balio menyang damparmu dhewe-dhewe kajaba kuwi jagamen keselamatanku lan rewangana golek pangupa jiwa raja kaya ana inga lam Donya iki”.
  • Selanjutnya tradisi memakan sekul bucu rumpuk sebagai perlambang supaya hidup selamat tanpa halangan di dunia.
  • Tradisi trakhir mengubur sesajen, seperti : Jenang putih disebelah timur rumah, Jenang abang merah disebelah selatan rumah, jenang kuning berada disebelah barat rumah, dan jenang ireng hitam berada di sebelah utara rumah. Dengan menguburkan sesajen yang dimasuksudkan mengembalikan manusia pada asalnya yakni tanah.

Makna Simbolik Sesajen Upacara Tradisi Sedulur Papat Limo Pancer 

  • Jenang Putih : Jenang yakni jenangake melambangkan asal muasal manusia saudara tua dari bapak ibu. Jenang putih melambangkan Bapak atau sperma dimaksudkan untuk menghormati saudara di arah timur atau air dimana orang jawa menyebutnya Tirtanata. Jenang putih melambangkan “sedulur kang suci dhewe” atau menggambarkan kakang kawah.
  • Jenang Ireng ‘hitam’ : Jenang ireng hitam dibuat dari beras diberi garam sedikit dan dicampur dengan arang sehingga warnanya menjadi hitam. Jenang ireng ‘hitam’ dimaksudkan untuk menghormati sedulur dari arah utara atau biasa disebut Warudijaya. Jenang ireng hitam ini sebagai perlambang arah utara atau bumi untuk menggambarkan tali pusar.
  • Jenang Abang ‘Merah’ : Jenang abang ‘merah’ dibuat dari beras dicampur dengan gula jawa hingga berwarna merah. Jenang abang merah melambangkan ibu darah menstruasi dimana untuk menghormati sedulur di arah selatan atau biasa disebut purbangkara untuk menggambarkan darah.
  • Jenang Kuning : Jenang kuning dibuat dari beras ditambah sedikit garam dan diberi kunyit agar warnanya berubah kuning. Jenang kuning melambangkan sedulur dari arah barat atau angin biasa disebut Sinatabrata. Jenang kuning melambangkan arah barat symbol angin atau untuk menggambarkan adhi ari-ari.
  • Jenang bonang baning : Jenang bonang baning dibuat dengan cara air yang dicamputkan kapas pohon randu, tujuan menggunakan kapas pohon randu untuk menghormati kakang kawah adhi ari-ari sedulur gaib bayi. Kakang kawang saudara tertua dan adhi ari-ari saudara muda.
  • Sekul bucu rumpuk : kata bucu atau sudut dan rumpuk berarti tumpukan yang diwujudkan dengan nasi dengan dibentuk kerucut serta diberi kuluban atau dedaunan yang dibumbui kelapa parut dan diberi telur ayam rebus. Nasi berbentuk kerucut melambangkan gunung. Kulubun melambangkan tumbuhan menjadi pagar dan telur melambangkan dunia seisinya dengan makan keselamatan. Maka manusia harus bersyukur apa yang ada didunia.
  • Welat Kunir : Melambangkan alat yang digunakan Ketika bayi terlahir. Welat berarti bambu digunakan untuk mengiris pusar bayi dan kunir sebagai alas pusar saat diiris. Kunir berguna sebagai antibiotic untuk mengobati pusar yang diiris.
  • Sekar atau Bunga : sekar berarti gonda rasaning wonten alam Donya melambangkan neptu orang yang didoakan. Macam-macam neptu sekar Bunga: neptu pahing (Bunga berwarna merah), neptu legi (Bunga berwarna putih), neptu pon (Bunga berwarna kuning), neptu kliwon (Bunga berwarna-warni), neptu wage (Bunga berwarna hitam).

Bagaimana Cara Mengaktifkan Sedulur Papat Limo Pancer?

  • Melakukan Meditasi : Mengaktifkan sedulur papat limo pancer dengan meditasi secara rutin dibarengi dengan niat yang sungguh-sungguh. Bisa menggunakan meditasi mudra dengan cara kedua tangan sedekap menyilang memegang bahu.
  • Memejamkan Mata : Untuk menghidari pusing serta agar lebih pokus saat bermeditasi hendak memejamkan mata. Disarankan untuk mencari titik pokus pada saat bemeditasi agar pikiran mengarah pada satu titik.
  • Menahan Hawa Nafsu : Saat kondisi bermeditasi harus menahan segala urusan duniawi terlebih dahulu agar fokus dalam meditasi.
  • Menutup tiga alam : Ketika bermeditasi harus menutup tiga alam yakni alam pikir, roso dan wadah. Ketiga alam ini harus dalam kendali penuh agar selaras dengan tubuh.
  • Fokus bertemu guru sejati : Berfokuslah untuk bertemu guru sejati dengan dilakukan secara rutin, selain agar mengaktifkan sedulur papat limo pancer juga akan menambah kekuatan.

Citasi :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun