Mohon tunggu...
Muhammad Suryadi R
Muhammad Suryadi R Mohon Tunggu... Lainnya - Founder Lingkar Studi Aktivis Filsafat (LSAF) An-Nahdliyyah

Tall Less Write More

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Resensi "Money: Hikayat Uang dan Lahirnya Kaum Rebahan"

30 Januari 2021   09:07 Diperbarui: 30 Januari 2021   09:26 1243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di abad 17, tragedi Mississippi Bubble merupakan dampak perang kekuatan investor Prancis dan Inggris. Perusahaan Mississippi yang kalah bersaing dengan investor Inggris mengakibatkan saham Mississippi anjlok dan menyebabkan kerugian besar. Louis XV yang kesulitan mendapatkan pinjaman menjadi penyebab jatuhnya Prancis ke tangan imperium Inggris.

Perang Opium yang melibatkan Cina dan Inggris adalah contoh paling nyata kejahatan pemerintah dalam kasus percaturan uang paling besar. Inggris yang mula-mulanya melebarkan layar menuju Asia mulai tertarik dengan keindahan panorama negeri Cina. Inggris berinvestasi dengan menawarkan bisnis Opium pada warga lokal. Jutaan warga Cina mengidap candu sehingga melemahkan perekonomian Cina. Pemerintah Cina akhirnya melarang bisnis tersebut. Tetapi Inggris mengabaikan larangan sehingga Pemerintah menghancurkan kargo-kargo  obat bius itu.

Ultimatum perang dikumandangkan Inggris kepada Cina. Armada Inggris yang berkekuatan lengkap dengan mudah memporak-porandakan Cina. Akibatnya, Cina harus membayar kompensasi atas kerugian yang ditimbulkan dan memperbolehkan peredaran bisnis haram tersebut di wilayah Cina.

Kaum Nirguna

Ekonomi menggerakkan revolusi saintifik dan ide tentang kemajuan. 1779 Smith memandu jalannya revolusi pertama. Tren industri sedang melanda hampir seluruh dunia. Mesin telah digerakkan menuju kehidupan manusia. Dunia investasi dikerahkan ke arah mesin dan perindustrian. 

"Laba produksi harus diinvestasikan kembali untuk meningkatkan produksi" menjadi risalah manusia ekonomi melanjutkan kerja investasi. Kegiatan manusia kebanyakan telah menggunakan mesin. Para pemodal  semakin bergairah menggenjot investasinya di bidang mesin dan industri.

Benar saja, industri membawa dampak sangat besar: membantu pekerjaan manusia. Namun sekaligus menyebabkan ketergantungan manusia terhadap mesin.

Saat ibu menjahit pakaian anda dengan cara konvensional, tukang jahit keliling menawarkan mesin jahitannya. Ibu anda menyukainya, sambil lalu mendesak agar membeli mesin jahitan. Ibu anda terbiasa menggunakannya dan perlahan tidak lagi memakai jahitan konvensionalnya. Cara konvensional membutuhkan kesabaran dan ketelitian, namun mesin menghemat waktu anda dan menyelesaikan pekerjaan anda secara cepat dan tepat.

Interaksi mesin dan manusia terjadi karena hasrat kepuasaan, perasaan dan ketepatan. Mesin mampu menjawab masalah itu. Dorongan meningkatkan produksi ikut merangsang munculnya gelombang revolusi baru dalam fase kehidupan manusia: algoritma dan AI (Artificial Intelligences).

Revolusi saintifik melakukan lompatannya yang keempat. Jika di masa lalu tanah adalah aset bagi para tuan tanah, mesin datang menggeser posisi tanah. Di masa kontemporer, data menjadi segala-galanya. Tanah dan mesin terdegradasi ke dalam perigkat paling bawah, sehingga perjuangan politik adalah menguasai hal tersebut.

Riset saintifik biasanya didanai oleh pemerintah atau bisnis swasta. Orientasi risetnya adalah memungkinkan meningkatnya laba  dan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Entitas AI hadir dalam bentuknya yang unik dan tidak terprediksi sebelumnya. Ia eksis dalam bentuk mesin otomasi dengan kapasitas super dan kecerdasan menakjubkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun