Mohon tunggu...
Bunga Dewanto
Bunga Dewanto Mohon Tunggu... Foto/Videografer - hai kamu

oke

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menerapkan Kebersihan Sebagian dari Iman di Lingkungan Sekolah

21 Februari 2019   23:56 Diperbarui: 5 Maret 2019   15:52 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lingkungan belajar yang bersih menjadi lebih efektif untuk pembelajaran (dokpri)

Kalian pasti pernah denger kalimat "Kebersihan itu sebagian dari iman" atau "Kesucian adalah bagian iman." Di sekolah ada, pas lagi ngaji ada juga, dan masih banyak lagi tempat-tempat yang menggunakan slogan ini. Tapi, gimana cara mengamalkan kalimat ini? Kalo di sekolah, guru-guru membuat sesuatu yang bernama piket.

Kalo di SMP Labschool Jakarta ini, Pak Yudhi Rochman atau Pak Yuro yang menjabat sebagai WaKa bidang kesiswaan menerapkan BERASA alias Bersih Radius Satu Meter. Jadi, kita harus mungutin sampah yang ada di radius satu meter. Aku sih setuju, programnya bagus dan niatnya bagus tapi tetep aja malah pada nerapin APAIN AJA atau Ada Sampah Cuekin Aja. Nah, masalahnya kan sekolahnya bakalan kotor dan kasian pramubakti nya.

Okei, kalo boleh ngaku, kelas 7B itu ga bersih dan rapi. Wajar aja sih, sekitar tiga-perempat anak kelas 7B itu ga niat piket atau malah ga piket sama sekali. Barang bekas kakak kelas dan tambahan dari kita dan sampah numpuk di kelas. Bayangin aja, topi upacara ada 7, rok biru satu, kerudung biru, kerudung coklat, Al-Quran ada sepuluh, dan barangnya masih banyak lagi. Ditambah lagi lantainya lengket banget kayak apaan lagi padahal udah kita pel setiap hari.

Aku itu PJ (penanggung jawab) kebersihan kelas 7B, tapi akutu orangnya ga tegas jadi mau nyuruh yang lain piket susah pake banget. Lah, boro-boro piket, ngangkat kursi aja ga mau. Plis deh, piket seminggu sekali tapi niat ga susah kan? Naikin kursimu sendiri gaperlu sejam kan? Jujur aja, piket itu seru tau. 

Solusinya, laporin ke wali kelas. Ngga juga sih, soalnya wali kelas 7B kalo nyuruh yang lain piket, tetep aja, ga ada bedanya. Akhirnya, ada semacam 'tim piket' atau tim kecil yang menggantikan yang tidak piket hari itu dan bertugas piket setiap hari. Tapi, secara tim piketnya cuma berempat dan kadang bertiga atau berdua aja pas di hari tertentu.

Biasanya mereka alasannya "mau naroh tas dulu", itu mah naruh tas tambah bonus sekalian pulang. I mean, come on, paling engga naikin kursi kek sebelum pulang. Biar yang piket tinggal nyapu sama ngelurusin meja dikit. Kan enak diliatnya, kalo kelas rapi trus bersih. Kita semua kedapetan untungnya, kok. Suasana belajar jadi lebih kondusif dan nyaman. 

Tolong ya, buat kalian yang suka buang sampah sembarangan, buangin sendiri dan juga kalian yang saking jeniusnya, kalian sengaja basahin meja pake air dan numpahin minuman (yang manis lagi) ke lantai, plis, kebiasaannya dihilangkan. Kita, siswa-siswi atau bukan, sudah seharusnya sadar kalo lingkungan yang bersih dan rapih akan membuat lingkungan belajar dan lingkungan manapun menjadi lebih nyaman dan enak diliat. Ga ada tuh yang namanya kepleset gara-gara ada air tumpah dan dibiarin, atau malah disebar ke seluruh kelas, ga ada yang kalo lagi jalan di kelas, sepatunya malah jadi lengket, dan ga bakal ada lalat dan bau ga enak gara-gara sampah makanan yang berserakan.

Insya Allah kondisi kebersihan kelas 7B akan membaik. Kondisi belajar yang bersih dan nyaman akan mengurangi resiko penyakit trus materi pembelajarannya bakalan nyerap ke otak. Semoga kalian yang masih bersekolah dan jarang piket akan sadar dan mulai piket, dan buat kalian yang sudah tidak bersekolah, semoga akan tumbuh kesadaran untuk menjaga lingkungan agar bersih dan rapi. Makasih ya, udah mau baca artikel ini, mohon maaf jika ada kata yang kurang berkenan dan mohon maaf jika artikelnya ngebosenin atau apalah. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun