Mohon tunggu...
Asa  Wahyu  Setyawan Muchtar
Asa Wahyu Setyawan Muchtar Mohon Tunggu... Guru honorer -

Asa Wahyu Setyawan Muchtar lahir di Malang, 1971. Cerita pendeknya Kastawi Budhal Perang dimuat dalam buku Pidato Tengah Malam, Dukut Imam Widodo, penerbit Dukut Publishing, Surabaya, 2015. Sebagian tulisannya bertema seni budaya dan pendidikan dipublikasikan di harian pagi Malang Post, majalah Berkat (Surabaya). Intens mengaransemen beberapa lagu ( khususnya bertema rohani) dan pernah ditampilkan dalam Pesta Vocal Group Antar Gereja (Peskaldag) tahun 2013 dan 2015 di Malang. Sebagai guru honorer seni budaya dan menjadi peserta aktif dalam Diklat P4TK Seni dan Budaya di Sleman, Jogjakarta tahun 2010 dan 2012. Kini bermukim di Kebonagung Malang. Didapuk sebagai Ketua 1 Eklesia Prodaksen Kebonagung Malang dan penggagas Kelas Menulis di Kebonagung. Bersama tim Eklesia Prodaksen sedang menyiapkan Festival Budaya Kebonagung tahun 2016 dan Antologi Kebonagung yang menghimpun berbagai tulisan dan fotografi tentang Kebonagung. Konsep: Ikutilah kemana imajinasimu mengembara, dan ciptakanlah karya disitu tanpa batasan waktu.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Catatan dari Workshop International Disaster Response Training (IDR 1100)

16 Desember 2015   18:24 Diperbarui: 16 Desember 2015   18:54 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Catatan dari Workshop International Disaster Response Training (IDR 1100)

Oleh WS Muchtar

            Sebuah pertanyaan akan muncul.Apa yang harus saya lakukan ? Apa yang saya bawa ? Kemana saya pergi ? Pertanyaan-pertanyaan yang mungkin muncul pada saat kita dihadapkan pada suatu musibah atau tepatnya dikatakan bencana. Saya ingat apa yang pernah teman-temanku lakukan dengan permainan jailangkung, datang gak diundang pulang tak diantar. Saya kira persis yang terjadi dengan bencana. Suatu kejadian yang tidak kita harapkan, bahkan bisa dikatakan kejadian yang ingin dihindari. Tidak saja merusak sarana dan prasarana tetapi lebih dari itu. Bahkan nyawapun tak terhitung banyaknya dengan hadirnya sang tamu tak diundang tersebut. Tetapi jika dicermati, sebenarnya alam sangat bersahabat dengan kita. Bahkan untuk membuat sebuah bencana, dengan penuh kasih dan sayang alam memberikan tanda, memberikan sinyal bahwa dia akan datang menunjukkan keperkasaannya. Melibas semua yang telah membuatnya sakit dan menderita. Dan sasaran utamanya adalah sosok yang rakus dan tamak yang lebih familiar disebut dengan nama “manusia”.

            Dengan melihat, merasakan. Dengan rasa simpati dan empati. Pada hari Sabtu, 27 Juni 2015 telah diadakan pelatihan IDR 1100 yang bertempat di Malang Youth Centre, Villa Tidar Indah No. 4 Malang. Sebuah pelatihan yang membekali kita secara mandiri untuk tanggap dan siap menghadapi bencana alam yang datang tak diundang tadi. Lebih kurang tiga bulan lamanya kami membicarakan dan mempersiapkan acara ini. Kami bertiga dari Malang, Johanes Sigit Kristanto dari MYC, saya dan Abdul Malik dari Eklesia Prodaksen Kebonagung, dari HAND Surabaya, Bung Deki, Bung Kefas serta Median Arsianto duduk bersama di salah satu rumah makan kawasan kuliner JL. Kawi atas Kota Malang. Pertemuan yang membahas ToT IDR 1300 dan mengagendakan Pelatihan IDR 1100 di Malang Raya.

Gayung bersambut, beberapa komunitas dari PPA wilayah Sukun sebanyak 11 orang, dari I-DERU 2 orang, Theo dan Kohar. Dari Eklesia Prodaksen diwakili oleh Daniel Kristanto, dari Malang Youth Centre diwakili 2 orang, dan satu-satunya peserta dari luar Malang adalah Sonya Liem dari Surabaya. Sonya Liem berasal dari Manado – Sulawesi Utara. Seorang pecinta alam dan pernah mengikuti pelatihan Jejak Petualang.

            IDR 1100 (International Disaster Response 1100) mungkin dan bagi sebagian orang merupakan hal yang baru bagi sebagian orang. Terutama kawasan atau daerah yang jauh dari kerentanan bencana alam. Tidak semua, memang orang mengenal IDR, mengenal apa itu tanggap bencana. Dan itulah yang menjadi tugas kami. Bagaimana kami bisa memulai sebuah komunitas, walaupun itu dari yang kecil. Komunitas yang tanggap dan peduli terhadap bencana. Kata “kepedulian” itulah yang menjadi kunci kami untuk menyebarkan virus kebaikan bagi masyarakat Malang Raya khususnya.

Sebelumya memang kami mencoba untuk mencari jawab dari beberapa orang tentang tanggap bencana. Tidak sedikit yang tidak mengetahui apa itu tanggap bencana khususnya pada saat terjadi bencana yang datang secara tiba-tiba. Apa yang harus dilakukan dan apa saja yang harus dibawa saat terjadi bencana. Saya berfikir, apakah ini yang dikatakan tidak peduli? Artinya bahwa daerah yang tidak rentan dan bisa dikatakan aman-aman saja terhadap bencana menganggap tidak mungkin terjadi suatu bencana? Dari situlah semakin memacu semangat kami untuk mewujudkan pelatihan tanggap bencana di Malang Raya.

IDR Level 1100 – Basic survival skills thru awareness, preparation & readiness. Dasar Ketrampilan hidup melalui kesadaran dan kesiapan. Sebuah Pelatihan Dasar Tanggap Bencana Berbasis Komunitas. Diharapkan dengan pelatihan ini, setiap peserta mendapatkan bekal dan kesiapan dalam menghadapi bencana sewaktu-waktu.

            Ada beberapa penjelasan dalam pelatihan ini. Bahwa bencana bisa terjadi dan muncul disekitar kita, dimana selama ini kita menganggap mustahil terjadi bencana. Ini yang sering saya jumpai dan saya dengar dari beberapa orang bahwa di tempat kita tinggal mustahil terjadi bencana. Tidak semua orang faham dan memahami definisi bencana sehingga kurangnya pemahaman terhadap bencana, kecil sekali kemungkinan siap dan tanggap terhadap bencana yang terjadi.

Bencana merupakan sesuatu yang menyebabkan (menimbulkan) kesusahan, kerugian, atau penderitaan, kecelakaan (KBBI). Bencana adalah masalah serius yang menyebabkan kerugian besar pada manusia, materi atau lingkungan yang melebihi kemampuan masyarakat yang terkena dampak untuk dapat di atasi dengan sumber daya sendiri. (sumber: UNDP – United Nations Development Program). Sedangkan UU No. 24 Tahun 2007, Tentang Penanggulangan Bencana, Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Pengertian – pengertian diatas memberikan gambaran yang jelas apa itu bencana dan dampaknya bagi manusia dan linkungan. Sehingga bagi kami, tidak tidak ada salahnya jika apa yang sudah kami dapatkan dari pelatihan-pelatihan tanggap bencana kami share-kan kepada teman-teman ataupun komunitas yang ada di Malang Raya. Dengan harapan para peserta pelatihan secara individu dapat mempersiapkan sejauh mungkin apa yang seharusnya dihadapi pada saat terjadi bencana. Dengan tayangan-tayangan dan berita yang disiarkan oleh media elektronik maupun media cetak, kita semakin dihadapkan pada kenyataan bahwa bencana, mungkin juga kita alami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun