Mohon tunggu...
Bule Jowo
Bule Jowo Mohon Tunggu... Guru - Mhs unisnu

Pgsd a7

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apakah Itu Konsep Dasar BK?

15 November 2019   00:05 Diperbarui: 15 November 2019   00:07 1060
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

ESSAY

TEMA : KONSEP DASAR BK dan model bk

Sebelum membahas lebih jauh tentang konsep dasar bimbingan dan konseling, saya akan memaparkan terlebih dahulu pengertian bimbingan dan konseling.

Apa itu yang di maksud bimbingan?

Bimbingan adalah proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri yang dibutuhkan untuk melakukan menyesuaian diri secara maksimum kepada sekolah, keluarga dan mesyarakat.(Miller, 1961)

Bimbingan yang di maksud adalah bantuan yang diberikan Guru kepada siswa untuk mengatur atau mengembangkan pandangan hidupnya sehingga mampu membuat keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri. Konsep bimbingan tak lepas dari kata konseling.

Sedangkan konseling adalah serangkaian kegiatan paling pokok dari bimbingan dalam usaha untuk membantu konsel/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan/masalah khusus. (Winkel, 2005)

Apa juga yang di maksud konseling?

Konseling memiliki pengertian yang sama dengan bimbingan. Bedanya konseling lebih bersifat individual dan professional antara konselor yang terlatih dengan klien. untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya.

Sebelumnya, istilah "Bimbingan" berdiri sendiri sama sekali tidak mengandung pengertian konseling. Kemudian periode berikutnya Kata "Bimbingan" dan "Konseling" (BK) di gunakan bersamaan meskipun maknanya menjadi ambigu karena dalam satu kata berisi dua makna. Kemudian mengalami perkembangan lanjutan hingga istilah "konseling" berdiri sendiri sekaligus dia memuat pengertian bimbingan juga di dalamnya.

Lantas apa  yang di maksud bimbingan dan konseling?

Menurut Prayitno (2004), bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdaarkan norma-norma yang berlaku.

Bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistematik dalam memfasilitasi individu mencapai tingkat perkembangan yang optimal, pengembangan perilaku yang efektif, pengembangan lingkungan, dan peningkatan fungsi atau manfaat individu dalam lingkungannya. Semua perubahan perilaku tersebut merupakan proses perkembangan individu, yakni proses interaksi antara individu dengan lingkungan melalui interaksi yang sehat dan produktif. Bimbingan dan konseling memegang tugas dan tanggung jawab yang penting untuk mengembangkan lingkungan, membangun interaksi dinamis antara individu dengan lingkungan, membelajarkan individu untuk mengembangkan, merubah dan memperbaiki perilaku.  

Bimbingan dan konseling bukanlah kegiatan pembelajaran dalam konteks adegan mengajar yang layaknya dilakukan guru sebagai pembelajaran bidang studi, melainkan layanan ahli dalam konteks memandirikan peserta didik. (ABKIN,2007).

Oleh karena itu, bimbingan dan konseling merupakan layanan ahli oleh konselor (guru bimbingan dan konseling). Konselor adalah salah satu kuali fikasi pendidikan, yaitu tenaga kependidikan, yaitu tenaga kependidikan yang memiliki kekhususan pada bidang bimbingan dan konseling, yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.

Mengikuti uraian di atas dapat diambil pengertian bahwa pelayanan bimbingan dan konseling di laksanakan dari manusia, untuk manusia, dan oleh manusia. Dari manusia artinya pelayanan itu diselenggarakan berdasarkan hakikat keberadaan manusia dengan dimensi kemanusiaannya. Untuk manusia, di maksudkan bahwa pelayanan tersebut diselenggarakan demi tujuan tujuan yang agung, mulia, dan positif bagi kehidupan kemanusiaan menuju manusia seutuhnya , baik manusia sebagai individu maupun kelompok. Oleh manusia mengandung pengertian penyelenggara kegiatan itu adalah manusia dengan segenap derajat, martabat, dan keunikan masing masing yang terlibat di dalam nya. Proses bimbingan dan konseling seperti itu melibatkan manusia dan kemanusiaannya sebagai totalitas, yang menyangkut segenap potensi potensi dan kecenderungan - kecenderungan nya, perkembangannya, di namika kehidupannya, permasalahan permasalahannya, dan interaksi dinamis antara berbagai unsur yang ada itu. (surya, 1975).

Seberapa pentingkah pelaksanaan bk di sekolah?

Pentingnya pelaksanaan bimbingan konseling di sekolah sangat berpengaruh pada upaya yang dilakukan oleh konselor untuk melaksanakan tugasnya sesuai dengan  tugasnya dan dalam mengamban tugas konselor masih mengalami hambatan salah satu hambatan dari pelaksanaan bimbingan dan konseling yaitu persepi negatif siswa terhadap bimbingan dan konseling. Konselor sebagai orang yang memegang peranan penting dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling melakukan upaya yang tepat untuk memperbaikinya karena pada dasarnya persepsi itu bisa dirubah. Kurangnya pemahaman tentang peran dan tugas sebagai guru bimbingan konseling di sekolah dapat menimbulkan persepsi negatif terhadap pelaksanaan bimbingan konseling. Sedangkan persepsi positif siswa akan muncul apabila guru bimbingan konseling menjalankan tugas dan perannya sesuai kode etik dan memenuhi syarat seorang guru bimbingan konseling.

Proses bimbingan dan konseling disekolah dapat berhasil apabila mempunyai tujuan yang jelas yang akan dicapainya. Tujuan diberikannya pelayanan bimbingan adalah agar individu dapat merencanakan kegiatan penyelesaian studi, mengembangkan seluruh potnsi yang dimilikinya seoptimal mungkin, menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, menghadapi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam masa pendidikannya.

 Apa saja Fungsi, Prinsip dan Asas Bimbingan dan Konseling?

Layanan bimbingan dan konseling di sekolah memiliki peran yang sangat penting. Oleh karena itu, sebelum kita membahas lebih jauh alangkah baiknya kita mengetahui fungsi, prinsip, dan asas bimbingan dan konseling.

Fungsi Bimbingan dan Konseling Uman Suherman yang dikutip oleh Sudrajat (2008) mengemukakan sepuluh fungsi bimbingan dan konseling, yaitu:

1) Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, konseli diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif;

2) Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah pelayanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa masalah yang perlu diinformasikan kepada para konseli dalam rangka mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya: bolos sekolah, bullying, bahayanya minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan pergaulan bebas (free sex);

3) Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli. Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room, dan karyawisata;

4)Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun

karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching;

5) Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan;

6) Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai konseli, pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses pembela jaran, maupun menyusun bahan pela jaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan konseling;

7) Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif;

8) Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbinga dan konseling untuk membantu konseli sehingga

dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak). Konselor melakukan intervensi (memberikan perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki pola berfikir yang sehat, rasional dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat mengantarkan mereka kepada tindakan atau kehendak yang produktif dan normatif; 9) Fungsi Fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli; dan

10) Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktivitas diri. Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui program-program yang menarik, rekreatif dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat konseli.

Fungsi yang dikemukakan di atas dapat di singkat sebagai berikut:

1) Fungsi pemahaman, yaitu fungsi membantu peserta memahami diri dan lingkungan;

2) Fungsi Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu mencegah atau menghindari diri dari berbagai permasalahan yang dapat menghambat perkembangan dirinya;

3) Fungsi Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi masalah yang didalamnya;

4) Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memlihara dan menumbuh kembangkan berbagai potensi dan kondisi positif yang dimilikinya; 5) Fungsi Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memperoleh pembelaan atas hak dan atau kepentingannya yang kurang mendapat perhatian.

Apa sajakah Prinsip Bimbingan dan Konseling?

Terdapat beberapa prinsip dasar yang dipandang sebagai pondasi atau landasan bagi pelayanan bimbingan dan konseling. Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian pelayanan bantuan atau bimbingan, baik di Sekolah/Madrasah maupun di luar Sekolah/ Madrasah.

Prinsip-prinsip tersebut yaitu bimbingan dan konseling:

1) diperuntukkan bagi semua konseling. Prinsip ini berarti bahwa bimbingan diberikan kepada semua konseli atau konseli, baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah; baik pria maupun wanita; baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Dalam hal ini pendekatan yang digunakan dalam bimbingan lebih bersifat preventif dan pengembangan dari pada penyembuhan (kuratif); dan lebih diutamakan teknik kelompok dari pada perseorangan (individual);

2) sebagai proses individuasi. Setiap konseli bersifat unik (berbeda satu sama lainnya), dan melalui bimbingan konseli dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut. Prinsip ini juga berarti bahwa yang menjadi fokus sasaran bantuan adalah konseli, meskipun pelayanan bimbingannya menggunakan teknik kelompok;

3) menekankan hal yang positif. Dalam kenyataan masih ada konseli yang memiliki persepsi yang negatif terhadap bimbingan, karena bimbingan dipandang sebagai satu cara yang menekan aspirasi . Sangat berbeda dengan pandangan tersebut, bimbingan sebenarnya merupakan proses bantuan yang menekankan kekuatan dan kesuksesan, karena bimbingan merupakan cara untuk membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri, memberikan dorongan, dan peluang untuk berkembang;

4) merupakan Usaha Bersama. Bimbingan bukan hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru-guru dan kepala Sekolah/ Madrasah sesuai dengan tugas dan peran  masing- masing. Mereka bekerja sebagai teamwork;

5) pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan dan konseling . bimbingan diarahkan untuk membantu konseli agar dapat melakukan pilihan dan mengambil keputusan. Bimbingan mempunyai peranan untuk memberikan informasi dan nasihat kepada konseli, yang itu semua sangat penting baginya dalam  mengambil keputusan. Kehidupan konseli diarahkan oleh tujuannya, dan bimbingan memfasilitasi konseli untuk mempertimbangkan, menyesuaikan diri , dan menyempurnakan tujuan melalui pengambilan keputusan yang tepat. Kemampuan untuk membuat pilihan secara tepat bukan kemampuan bawaan, tetapi kemampuan yang harus dikembangkan. Tujuan utama bimbingan adalah mengembangkan kemampuan konseli untuk memecahkan masalahnya dan mengambil keputusan;

 6) berlangsung dalam Berbagai Setting (adegan) Kehidupan. Pemberian pelayanan bimbingan tidak hanya berlangsung di Sekolah/Madrasah, tetapi juga di lingkungan keluarga, perusahaan/industri , lembaga-lembaga pemerintah/swasta , dan masyarakat pada umumnya. Bidang pelayanan bimbingan pun bersifat multi aspek, yaitu meliputi aspek pribadi, sosial, pendidikan, dan pekerjaan. Prinsip-prinsip di atas dapat digambarkan sebagai berikut. Asas Bimbingan dan Konseling Keterlaksanaan dan keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling sangat ditentukan oleh diwujudkannya asas-asas berikut, yaitu: Pertama, Asas kerahasiaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut dirahasiakanya segenap data dan keterangan tentang konseli (konseli) yang menjadi sasaran pelayanan, yaitu data atau keterangan yang tidak

boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaanya benar-benar terjamin. Kedua, Asas kesukarelaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang  menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan konseli (konseli) mengikuti/menjalani pelayanan/kegiatan yang diperlukan baginya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan tersebut. Ketiga, Asas keterbukaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar konseli (konseli) yang menjadi sasaran pelayanan/kegiatan bersifat terbuka dan tidak berpura-pura, baik di dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban mengembangkan keterbukaan konseli (konseli). Keterbukaan ini amat terkait pada terselenggaranya asas kerahasiaan dan adanya kesukarelaan pada diri konseli yang menjadi sasaran pelayanan/kegiatan. Agar konseli dapat terbuka, guru pembimbing terlebih dahulu harus bersikap terbuka dan tidak berpura-pura. Keempat, Asas kegiatan, yaitu asas bimbingan dan konseling

Daftar pustaka

Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia. 2007. Penataan Pendidikan Profesional Konselor. Naskah Akademik ABKIN

Kamaludin. Jurnal pendidikan dan kebudayaan. 17 (4) 447-454 2011

Prayitno. Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, departemen Pendidikan Nasional, 2004

Surya, Moh. 1975. Persamaan dan Perbedaan Bimbingan dan Konseling.Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun