Mohon tunggu...
Bugi Kabul Sumirat
Bugi Kabul Sumirat Mohon Tunggu... Seniman - author, editor, blogger, storyteller, dan peneliti di BRIN

panggil saja Kang Bugi. Suka nulis, suka ngevlog, suka ndongeng bareng si Otan atau si Zaki - https://dongengsiotan.wordpress.com. 📝: bugisumirat@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Welcome Home from ISIS, Larra

4 Juli 2018   13:06 Diperbarui: 4 Juli 2018   13:23 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Silaturahmi (sumber: mahad-assalafy.com)

Sebut saja namanya Larra. Ia teman baik saya saat di kampus dulu. Saat lebaran lalu tetiba dapat pesan melalui aplikasi messenger. Kaget? Kagetlah, karena sudah lama nih nggak kontak-kontak, apalagi setelah Larra dan keluarganya pindah ke luar pulau Jawa dan kemudian bergabung dengan ISIS.

Bergabung dengan ISIS? Yah begitulah Larra, kisah hidup bahagianya diisi sebagian dengan memilih bergabung dengan ISIS. Ah ... Larra ... Larra ... pilihanmu itu ...

Awal membaca pesan messenger dari Larra agak ragu untuk langsung mempercayainya. Maklum saja, Larra tidak menggunakan nama aslinya di akun messenger baru yang ia gunakan. Apalagi modus penipuan melalui messenger juga kan sedang marak, mengaku si A, ternyata bukan, ujung-ujungnya mau pinjam uang (tapi akhirnya ga dibalikin), atau bahkan ada yg mengajak nikah, ujung-ujungnya juga uang. Teman saya ada yang pernah mengalami hal itu. 

Tapi dari komunikasi lanjutan via messenger itu, akun yang mengaku Larra ini tidak demikian. Mungkin bener Larra nih pikir saya. Hingga saat Larra meminta nomer whatsapp tanpa ragu saya berikan. Bagus juga nih, saya pikir, bisa telpon langsung juga.

Hingga akhirnya setelah bertukar nomer HP, saya mengawali untuk menelpon Larra. Mendengar suaranya, yakinlah bahwa ia adalah Larra yang saya kenal dulu.

Saat pertama mendengar suaranya, entah kenapa rasa haru kok langsung menyelimuti perasaan saya. Selama ini, mengikuti 'kisah perjalanan' Larra beserta keluarga besarnya hanya melalui media massa, entah itu media online, cetak maupun televisi. 

Selalu yang muncul di kepala saya adalah, kok bisa-bisanya ya Larra dan keluarganya terpengaruh oleh ISIS biadab. Tidak mengira sama sekali. Saat saya dulu mengenal latar belakang keluarganya, asal-usulnya, pertemanan saat kuliah dan setelahnya, tidak ada pertanda bahwa suatu saat ia akan menjadi ISIS. 

Hanya pertanda terakhir diperlihatkan oleh postingannya di wall facebooknya -- sebelum di block - yang menampakkan karikatur seorang wanita bercadar sedang memegang senapan dengan imbuhan kata-kata yang kurang lebih menyatakan bahwa beginilah model jihad yang sempurna menurut ajaran Islam itu. 

Begitu persepsi yang ia miliki saat itu. Mengerikan sekali kamu Larra melihat postingan tersebut. Larrapun saat itu menjadi semakin tertutup, susah untuk dihubungi. Beberapa teman yang mencoba menyambanginya, tidak ada satupun yang berhasil menemuinya, dengan berbagai alasan.

Menit pertama pembicaraan masih seperti penjajagan, bertanya tinggal dimana, bagaimana keadaan sekarang, dan lain sebagainya dan lain sebagainya. Menit-menit berikutnya istri saya ikut nimbrung, karena kebetulan istri saya pun adalah teman baiknya dulu.

Larra menceritakan hanya kepedihan. Istilah yang digunakannya untuk pengalaman buruknya itu yang ia sebut sebagai 'sedang jalan-jalan' dan sekarang ia dan keluarganya sudah kembali. Secara hati-hati saya malah agak eksplisit menyebutkan bahwa Larra dan keluarganya baru saja menjalani jalan-jalan yang agak salah jalan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun