Mohon tunggu...
Pengkuh Budhya Prawira
Pengkuh Budhya Prawira Mohon Tunggu... wiraswasta -

Keluarga di atas segala-galanya

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Indonesia Maju Versus Indonesia Adil Makmur

10 April 2019   03:37 Diperbarui: 10 April 2019   05:52 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Tahun 2014 lalu  Jokowi berjanji bukan hanya tidak akan menaikkan tarif dasar listrik, malah janjinya itu justru akan menurunkan tarif dasar listrik. Tetapi setelah beliau menjabat sebagai Presiden, tarif dasar listrik bukannya turun, tetapi meningkat menjadi lima kali lipat dari sebelumnya.

Fenomena janji kampanye yang diungkapkan oleh  Jokowi tersebut justru berlawanan dengan arah kebijakan pemerintahan yang dilaksanakan oleh beliau. Jadi kalau ada kata-kata bahwa janji tersebut belum terwujud, karena butuh waktu yang panjang bagi  Jokowi untuk memenuhi janji-janjinya itu adalah kata-kata yang berbau omong kosong. Kenapa saya sebut omong kosong? Karena apa yang dijanjikan dalam kampanye tahun 2014 lalu itu tidak searah dengan arah pembangunan yang dituju oleh pemerintahan beliau.

Apa arah pembangunan yang dituju oleh pemerintahan  Jokowi selama ini dan akan dilanjutkan dalam 5 tahun ke depan?

Sesuai dengan tagar dari 01, jelas bahwa arah yang ingin dituju itu untuk mewujudkan Indonesia Maju. Dengan demikian, pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintahan Jokowi selama ini dengan tujuan untuk membikin Indonesia itu menjadi negara maju.

Bagaimana kriteria negara itu bisa disebut sebagai negara maju? Apa yang harus dipenuhi oleh bangsa Indonesia untuk menjadi sebuah negara yang maju?

Saya yakin mereka yang merancang arah pembangunan yang digagas oleh Jokowi ini memiliki prototipe sebuah negara maju. Dalam pandangan saya, prototipe negara maju yang digagas oleh pemerintahan Jokowi itu seperti Amerika dan beberapa negara maju lainnya. Oleh karena itu, dalam setiap kesempatan, pemerintah selalu mengungkapkan ketertinggalan infrastruktur bangsa ini dibandingkan dengan negara-negara maju seperti Amerika, Jepang, Singapur dan lain sebagainya.

Saya menilai bahwa prototipe Indonesia Maju itu yang digagas pemerintah Jokowi itu adalah negara yang didukung oleh kemewahan infrastruktur seperti jalan tol, jembatan layang, LRT, MRT, infrastruktur digital dan lain sebagainya. Saya membayangkan Indonesia yang terlihat mewah ke depannya dengan gagasan pembangunan yang digagas oleh Jokowi dan orang-orang disekitarnya.

Gagasan Indonesia Maju tidak hanya sekedar tampilan luar yang mewah tetapi juga dilengkapi dengan arah pembangunan ideologi, politik, ekonomi, pertahanan dan keamanan. Pada sisi ini, saya melihat pembangunan diarahkan menuju ke arah liberalisasi di bidang ideologi, politik dan ekonomi. Saya hanya akan menyoroti masalah ekonomi yang lebih membumi dan tidak akan menyoroti masalah ideologi dan politik yang hanya menjadi bahan pemikiran segelintir manusia di Indonesia ini (mudah-mudahan di tulisan selanjutnya).

Dalam pandangan saya, arah pembangunan ekonomi sekarang ini seolah-olah diarahkan kepada konsep ekonomi liberal. Landasan ekonomi liberal itu adalah free fight liberalism dimana kehidupan ekonomi masyarakat itu diatur oleh mekanisme pasar, sehingga di atas mekanisme itu, setiap manusia dipersilahkan untuk bersaing satu sama lain. 

Ekonomi liberal menentang intervensi pemerintah dengan alasan bahwa negara sering berfungsi sebagai tempat untuk mewadahi kepentingan bisnis dengan mendistorsi pasar untuk menguntungkan pihak tertentu. 

Fungsi negara hanya menjadi fasilitator, mempersiapkan segala sarana dan prasarana yang dibutuhkan supaya rakyat bisa saling berkompetisi satu sama lain. Makanya sering kita dengar ungkapan "miskin itu karena malas atau kurang bekerja keras" dari pihak pemerintah yang mencerminkan pola kompetisi dalam kehidupan ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun