Mohon tunggu...
I Ketut Budiasa
I Ketut Budiasa Mohon Tunggu... -

Swasta

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

(Samasekali) Tidak Mengejutkan: Majapahit adalah Kerajaan Bercorak Hindu-Budha

24 Juli 2017   08:54 Diperbarui: 26 Juli 2017   08:45 1631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Perhatikan istilah "Sanghyang Siwa" dalam kitab itu. Lagi2, adakah agama yang mengijinkan konsep "Dewaraja" seperti ini ?

2. Kitab Sutasoma
Salah satu bait dalam kitab Sutasoma sangat familiar bagi masyarakat Indonesia. Perhatikan bait ini :
Rwneka dhtu winuwus Buddha Wiswa,
Bhinnki rakwa ring apan kena parwanosen,
Mangka ng Jinatwa kalawan iwatatwa tunggal
Bhinnka tunggal ika tan hana dharma mangrwa.

Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang berbeda.
Mereka memang berbeda, tetapi bagaimanakah bisa dikenali,
Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal
Berbeda-beda manunggal menjadi satu, tidak ada kebenaran yang mendua.

Bandingkan dengan Rg Weda I.164.46

".. Ekam sad vipra bahudha vadanty
agnim yarnam mata-risvanam ahuh.."
Satu Kebenaran (Brahman) itu, (tetapi) orang bijaksana menyebut dengan banyak nama seperti  Agni, Yama, Matarisavan.

KONSEP "Banyak tetapi Satu" ditemukan dalam banyak sloka Weda, bahkan  dapat dikatakan salah satu konsep dasar ajaran Hindu. Prinsip yang sama  dalam konteks berbeda bahkan diucapkan dalam doa sehari2 umat Hindu "Om  twam siwa twam mahadewa iswara parameswara brahma wisnu ca rudra ca". Ya  tuhan engkau (yang satu itu) adalah (juga) siwa, mahadewa, rudra...."


Adakah agama selain Hindu yang BERANI mengusung konsep seperti ini ?

A4. Pendapat Ahli.
Hanya sebagai pelengkap, berikut saya kutip beberapa pendapat ahli arkeologi atau ahli filologi :

"Majapahit tetap bercorak Hindu Budha, tercermin dalam peraturan perundang-undangan dan sistem theologinya"
(Hasan Djafar, Arkeolog UI)

"Raden Wijaya bergelar Krtarajasa Djayawardhana   Anantawikramotunggadewa. Djayawardhana itu jelas Hindu karena artinya  keturunan Dewa Wisnu yang bertahta"
(Agus Aris Munandar, Arkeolog UI)

"Mata uang Islam itu kecil, dan itu (benda) bergerak. Bisa dibawa siapa  saja. Mata uang Cina juga banyak (ditemukan di situs Trowulan), ribuan  jumlahnya"
(Mundardjito, Arkeolog UI)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun