Mohon tunggu...
Budiman Hakim
Budiman Hakim Mohon Tunggu... Administrasi - Begitulah kira-kira

When haters attack you in social media, ignore them! ignorance is more hurt than response.

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Didi Kempot, Penyanyi dengan Konsep

7 Mei 2020   23:47 Diperbarui: 8 Mei 2020   10:45 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyanyi campursari, Didi Kempot saat cek sound sebelum acara program Rosi di Kompas TV di Menara Kompas, Jakarta, Kamis (1/8/2019).(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Beberapa teman bertanya pada saya, kenapa Didi Kempot bisa sukses? Padahal jenis musiknya campursari, berbahasa jawa pula. Udah gitu penggemarnya dari kalangan milenial dan sebagian di antaranya malah gak bisa berbahasa Jawa. Pertanyaan menarik dan merangsang untuk dipelajari.

Saya rasa sebabnya adalah Didi Kempot punya konsep. Dan konsepnya itu yang awalnya jadi pemicu anak-anak milenial jadi suka. Didi beberapa kali mengatakan bahwa kita boleh saja mengalami kesedihan tapi jadikanlah kesedihan itu energi yg positif. "Mari kita rayakan kesedihan itu dengan riang gembira," katanya.

Itu sebabnya lirik lagu-lagunya Didi Kempot selalu sedih tapi iramanya gembira. Sebuah kontradiksi yang membuat enerjinya menjadi sangat powerful. Taglinenya: "Sedih? Dijogedin aja!" Abis joget pasti kesedihannya ambyar.

Generasi milenial konon merasa terwakili dengan konsep tersebut. Mereka merasa jadi punya cara untuk melampiaskan kesedihan. Makanya mereka ngasih gelar ke Didi Kempot dengan sebutan Godfather of Broken Heart. Sementara para fans mendapat nama panggilan dengan sebutan Sobat Ambyar, Kempoters, Sad Boys and Sad Girls.

Dari mana datengnya nama 'Kempot'? Jadi begini. Dia emang dulunya pengamen yang sering nyanyi di daerah Slipi. Tiap istirahat dia ngumpul di trotoar sama temen2nya sesama pengamen. Dari sana nama 'Kempot' tercipta. kempot = Kelompok pengamen Trotoar.

Kenapa Didi Kempot bisa sukses? Jika diliat lagi lebih dalam, saya berkesimpulan bahwa kalo kita bekerja istiqomah maka Tuhan akan selalu mengganjar kerja keras kita dengan kesuksesan. Tidak peduli jenis pekerjaan apapun yang kita pilih.

Dulu film Kung Fu dianggap norak tapi tau2 bisa ngetop dan masuk ke Hollywood. Film india kemudian mendapat gilirannya. Padahal film India dulu sering diejek sebagai film lebih kampungan lagi. Pemerannya selalu bernyanyi-nyanyi dengan gerakan aneh lalu joget-joget di sela-sela pepohonan.

Di tanah air, hal yang sama terjadi. Irama khasidah pernah begitu populer dan menaikkan nama Rofikoh Darto Wahab menjadi sangat terkenal. Kemudian dangdut bisa naik kelas, dari jenis yang dianggap kampungan, sekarang bisa bersaing dengan jenis musik lainnya.

Dari sini kita bisa mengambil kesimpulan bahwa Tuhan selalu memberi hadiah pada umatnya yg bekerja. Soal waktunya? Itu rahasia beliau. Makanya kita istiqomah aja dengan pekerjaan kita.

Kembali pada Didi Kempot. Kawan saya Kang Maman Suherman mengatakan pada saya bahwa di Suriname Didi Kempot sudah sangat terkenal. Ada Stasiun Radio Swasta di sana yang namanya Radio Didi Kempot. Bahkan kepala negara Suriname pernah berkenan mengundang penyanyi Campursari ini untuk menghiburnya.

Terakhir tapi tidak kalah penting. Saya berpendapat, Didi Kempot "sangat beruntung" karena dia meninggal di waktu yg tepat. Saya punya beberapa alasan yang mendukung pendapat saya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun